Share Info

28 December 2010

Bibit yang Tidak Bisa Bertunas

Alkisah... Ada sebuah kerajaan yang dipimpin oleh seorang Raja. Sang Raja tidak memiliki putra mahkota yang dapat menggantikan dirinya yang sudah berusia lanjut. Oleh sebab itu, Raja berpikir bahwa ia harus mencari dan memilih calon pengganti dirinya. Untuk itu, dibuatlah sayembara yang disebar ke seluruh negeri.

Singkat kata, dari hasil seleksi, tersisa 8 orang yang memiliki kepandaian setara dan berhak mengikuti babak akhir. Dengan seksama, Raja menyeleksi mereka satu persatu. Di hadapan mereka raja berpesan, "Anak-anakku... Tugas sebagai abdi negara bukanlah hal yang mudah. Itu adalah amanah yang harus diemban dengan tanggung jawab penuh. Kalian berdelapan terpilih sebagai calon yang terbaik.”

Nah sebagai tes terakhir, aku bagikan masing-masing 5 butir biji bibit tanaman. Tanam dan rawatlah seperti engkau nantinya harus memelihara kerajaan dan rakyat negeri ini. Pulanglah dan datanglah 2 minggu lagi beserta hasil tanaman yang kalian bawa pulang ini," demikian pesan Sang Raja.

Dua minggu kemudian, di hadapan raja, tujuh pemuda dengan bangga memperlihatkan tanaman yang mulai tumbuh bertunas. Tiba giliran pemuda yang kedelapan, dengan wajah malu dan kepala tertunduk, ia melihat ke arah pot yang dibawanya dan berkata, "Ampun baginda, maafkan hamba.”

“Biji yang baginda berikan telah hamba tanam dan hamba rawat dengan hati-hati, tetapi hingga hari ini bibit ini tidak mau tumbuh seperti yang diharapkan. Hamba telah gagal menjalankan perintah baginda! hamba tidak mengerti dimana kesalahan hamba, tetapi setidaknya hamba telah berupaya maksimal. Hamba serahkan semua keputusan di tangan baginda," kata pemuda kedelapan.

Mendengar itu, Baginda terlihat senyum penuh kepuasan, kemudian tertawa terbahak-bahak. "Hahaha...!" Semua yang hadir disitu saling berpandangan heran melihat reaksi Raja seperti itu.

Lalu, Raja menepuk pundak si pemuda dan berkata, "Terima kasih anak muda." Baginda terlihat senang dan puas. "Ternyata harapanku tidak sia-sia. Masih ada pemuda calon pemimpin di antara seluruh rakyat negeri ini!"

Sambil berpaling kepada semuanya Raja melanjutkan," Dengar baik-baik. Pemuda ini telah memenuhi harapan terakhirku. Dia pemuda yang jujur... calon pemimpin kerajaan ini di masa depan. Memang tanamannya tidak tumbuh, sepertinya dia gagal! Tetapi sebenarnya, biji yang aku berikan kepada semua peserta telah aku rebus terlebih dahulu, jadi... tidak mungkin bisa tumbuh tunas walaupun dirawat sebaik mungkin, karena pada dasarnya biji itu telah mati.”

“Aku kecewa sekali saat melihat tumbuhnya tunas yang dibawa anak-anak muda ini. Hai...kalian tujuh pemuda tidak jujur! Kalian pantas di hukum karena berani menipu baginda!"

Segera ketujuh pemuda itu berlutut memohon ampun, namun baginda raja langsung memerintahkan untuk menangkap dan menghukum berat ketujuh pemuda itu.

Sungguh tragis, ambisi mereka untuk meraih jabatan tersandung karena ketidakjujuran.

Hikmah yang bisa dipetik:

Kejujuran adalah mutiara pribadi yang harus kita miliki dan pelihara dengan baik!

Kejujuran adalah "mata uang" yang berlaku di mana-mana. Walaupun kita hidup tidak berkelimpahan harta, tapi dengan kejujuran, hidup kita akan bebas dari perasaan waswas, takut, dan cemas. Sehingga, kita akan menikmati kehidupan ini dengan tentram, damai, dan bahagia.

by : Ifa Abdoel

0 Comment:

Post a Comment

Silahkan anda meninggalkan komentar yang tidak berbau SARA

Link Exchange

Copy kode di bawah ke blog sobat, saya akan linkback secepatnya

Berbagi Informasi

Sport

Translate

Blog Archive

Pageviews last month