Kekurangan gairah seksual dapat meresahkan dan mengganggu kehidupan laki-laki. Tak mengherankan, resep mujarab guna mengatasi masalah yang satu itu kemudian banyak dicari. Indonesia yang kaya beragam tumbuhan memiliki biji pala dan cabe jawa yang berpotensi meningkatkan gairah seksual.
Secara tradisional, biji pala (Myristica fragans Houtt) dan buah cabe jawa (Piper retrofractum Vahl) telah lama digunakan masyarakat, khususnya pria, untuk meningkatkan gairah seksual bagi yang mengalami gangguan,” ujar Endang Avacuasiany dari Departemen Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha, Bandung.
Terdorong oleh kebiasaan sebagian masyarakat tersebut, Endang kemudian melakukan penelitian dan percobaan pendahuluan terhadap biji pala serta cabe jawa untuk efek afrodisiak (obat kuat).
Libido atau gairah seksual dapat diartikan sebagai perasaan yang disadari atas adanya dorongan seksual atau sensasi keinginan berhubungan seksual. Gairah seksual dapat timbul, misalnya, dengan melihat gambaran erotis, sensasi raba halus, atau suara lembut dalam suasana romantis.
Pada keadaan tersebut, otak mengirimkan sinyal ke pusat di medula spinalis, kemudian sampai kepada saraf perifer di daerah penis.
Hasil penelitian dan percobaan Endang sempat dipresentasikan dalam sebuah simposium bertajuk ”Merajut Karya Ilmiah, Peduli Kesehatan Bangsa”, beberapa waktu lalu.
Tanaman merambat
Secara tradisional, cabe jawa biasanya digunakan dengan cara dikeringkan dan digiling hingga menjadi bubuk untuk kemudian diseduh dengan air. Cabe jawa merupakan tanaman merambat yang biasanya ditanam di tanah yang tidak lembab dan banyak mengandung pasir di daerah dengan ketinggian 0-600 meter di atas permukaan laut. Adapun biji pala merupakan tanaman buah berupa pohon tinggi asli Indonesia yang berasal dari Banda dan Maluku.
Percobaan Endang bertujuan membuktikan kebenaran penggunaan secara tradisional biji pala dan cabe jawa sebagai obat kuat sehingga membantu masyarakat yang mengalami masalah seksual. ”Masalah seksual yang dimaksud ialah meningkatkan gairah seksual. Namun, sejauh ini belum teruji untuk mengobati mereka yang impoten atau kesulitan ereksi,” ujarnya.
Dalam penelitian tersebut, mencit dibagi menjadi enam kelompok perlakuan. Sebagian mencit diberikan ekstrak cabe jawa dan biji pala dengan dosis bervariasi. Ada pula mencit yang diberikan hormon testosteron dan selebihnya tidak diberikan apa pun. Pengamatan dilakukan dengan cara menghitung jumlah pengenalan (introducing) dan penunggangan (mounting) dari perilaku seksual mencit jantan setelah pemberian bahan uji selama 3, 5, 7, dan 10 hari.
Pengenalan pada mencit terlihat melalui perilaku mencit jantan yang mengejar-ngejar mencit lain. Adapun perilaku penunggangan terjadi saat mencit jantan menunggangi mencit betina. Pada akhir penelitian, mencit jantan dikorbankan dan lalu ditimbang bobot kedua testis. Data yang diperoleh lalu dianalisis. Hasilnya, terjadi perbedaan perilaku mencit yang menunjukkan peningkatan gairah seksual begitu memasuki hari kelima pemberian ekstrak. Mencit-mencit jantan menjadi lebih agresif.
Perhitungan penunggangan pada hari kelima dan ketujuh dengan pemberian ekstrak biji pala 250 mg per kg berat badan dan 500 mg per kg berat badan serta ekstrak cabe jawa 500 mg per kg berat badan dan 750 mg per kg berat badan terdapat perbedaan yang sangat signifikan dibandingkan kelompok mencit dengan pemberian testosteron 3.60 mg per kg berat badan.
Demikian pula dengan pemberian ekstrak cabe jawa 500 mg per kg berat badan dan 750 mg per kg berat badan.
”Pemberian biji pala pada dosis rendah 250 mg per kg berat badan ternyata mampu pula meningkatkan kadar hormon testosteron. Namun, tidak pada pemberian dosis besar. Untuk biji pala, pemberian dalam jumlah besar dapat menimbulkan rasa kantuk walaupun gairah seksual meningkat,” ujarnya.
Dari percobaan dapat disimpulkan, ekstrak biji pala dan ekstrak cabe jawa memang meningkatkan gairah seksual pada mencit. Kekuatan peningkatan gairah seksual ekstrak pala lebih besar daripada ekstrak cabe jawa.
Kadar hormon
Endang mengatakan, cabe jawa mengandung zat piperin yang dapat meningkatkan kadar hormon gonadotropin dalam serum dengan cara menghambat umpan balik ke hipotalamus (bagian dari otak). Bahan alami itu juga memperkuat efek perangsangan feromon (zat yang berperan dalam rangsangan dan daya pikat seksual) terhadap sel neuron pelepas hormon perilis gonadotropin (GnRH). GnRH berperan dalam fungsi reproduksi laki-laki. Sedangkan biji pala mengandung eugenol yang dilaporkan mempunyai aktivitas vasodilator atau memperlebar pembuluh darah sebagai hasil dari relaksasi otot.
Dengan dosis yang dikerjakan sebesar 750 mg per kg berat badan, menurut Endang, tidak tampak efek racun berdasarkan pembedahan organ.
Berdasarkan penelitian tersebut, Endang berkeyakinan, biji pala dan cabe jawa memang berkhasiat seperti yang diyakini masyarakat. Namun, untuk penelitian serta uji klinis ke manusia, dibutuhkan penelitian lanjutan yang biayanya mahal. Studi lanjutan inilah yang menjadi tantangan untuk dilakukan....
0 Comment:
Post a Comment
Silahkan anda meninggalkan komentar yang tidak berbau SARA