Share Info

22 December 2010

Semua Materi Berjiwa

Ilmu pengetahuan memang berguna dalam kehidupan manusia, tetapi tidak sepenuhnya benar. Banyak orang yang tidak langsung berhubungan dengan ilmu pengetahuan, tetapi karena mereka telah mengecap bangku pendidikan, secara tidak sadar telah terindoktrinasi oleh ilmu pengetahuan, yang mereka serap begitu saja dan akhirnya mengendap dalam pikiran dan terbentuk suatu konsep.

Mereka yang menyebut diri ilmuwan, seringkali menganggap ilmu pengetahuan bagaikan agama mereka yang harus dipercaya sepenuhnya. Sesuatu yang belum mendapat pembuktian ilmu pengetahuan, seringkali mereka sangkal dan anggap sebagai takhayul. Benarkah sesuatu yang belum pernah kita kenal dan ketahui sebelumnya lalu bisa dianggap tidak eksis?

Sebelum saya berkultivasi, saya juga termasuk diantara mereka. Bila dipikirkan kembali, saya merasa geli sendiri! Bila semua ilmuwan memiliki prinsip seperti itu, dapatkah ilmu pengetahuan maju dan berkembang? Karena kita semua tahu, segala yang baru asalnya juga dari sesuatu yang belum pernah ada.

Kultivasi Falun Dafa telah membuat pikiran saya terbuka luas. Saya menjadi bisa lebih mengerti hakekat kehidupan dan prinsip-prinsip utama alam semesta.

Dahulu bila ada yang mengatakan semua materi memiliki jiwa, dalam hati saya akan menertawakan orang itu, karena ilmu pengetahuan tidak pernah mengatakan demikian. Sungguh tidak masuk akal! Namun, setelah memasuki jalur kultivasi, lambat laun saya dapat melihat kepandiran saya. Pada awalnya karena masih kurang percaya, saya sempat mengajak putra saya mengadakan percobaan yang pernah dilakukan oleh anak-anak di salah satu sekolah dasar Jepang.

Saya ambil 2 mangkuk nasi, lalu meminta anak saya untuk berterima kasih pada salah satu mangkuk nasi, membisikinya dengan kata-kata yang baik. Sedangkan satu mangkuk nasi lainnya dibisiki dengan kata-kata buruk dan cacian. Mangkuk itu kami diamkan semalam dan keesokan harinya langsung terlihat perbedaan hasilnya.

Tumbuh jamur berwarna keputihan pada mangkuk nasi yang dibisiki kata-kata baik, sedangkan mangkuk nasi yang dibisiki cacian jamurnya berwarna hitam!

Suatu hari seorang teman datang mengunjungi saya. Dia berkeluh kesah tentang ternak ikannya yang gagal terus. Saya lalu memberinya suatu pemahaman bahwa semua makhluk berjiwa, oleh karenanya dia harus berkomunikasi dengan air yang menjadi media utama ikan-ikan itu.

Setengah tahun kemudian ia kembali datang berkunjung dan membawa berita yang menggembirakan. Ternak ikannya berhasil, dan tahukah apa yang telah dilakukannya? Sekeliling tembok dalam kolam ikannya ia ukir dengan tulisan “Terima Kasih Air!”

Terlepas Anda percaya atau tidak, Anda boleh mempraktekkannya, tetapi harus dilakukan dengan hati tulus. Saya yakin Anda akan memahami bahwa semua materi memiliki jiwa.

Sejak memahami hal ini, saya menjadi lebih toleran terhadap semua makhluk di sekitar, termasuk benda-benda yang saya miliki. Saya tidak akan lagi membuang atau membanting barang saat sedang tidak enak hati. Saya rasa memang sudah sepatutnya menghargai dan berterima kasih pada mereka karena mereka telah membantu saya dalam melewati kehidupan ini.

[Source : The Epoch Times]

0 Comment:

Post a Comment

Silahkan anda meninggalkan komentar yang tidak berbau SARA

Link Exchange

Copy kode di bawah ke blog sobat, saya akan linkback secepatnya

Berbagi Informasi

Sport

Translate

Blog Archive

Pageviews last month