Share Info

23 December 2010

Menemukan Kehidupan : Dimensi Kelima

Apabila “dimensi ke-5” atau ruang lainnya eksis, maka hal itu akan membawa cakrawala baru bagi umat manusia, sehingga pemahaman manusia terhadap alam semesta, ruang-waktu dan jiwa akan muncul perubahan yang bersifat revolusioner.

Lisa Randall, seorang profesor teori fisika dari universitas Havard-AS menyebutkan, ketika sedang dalam proses penelitian tentang percobaan fisi nuklir, tak sengaja menemukan sejumlah partikel tiba-tiba menghilang. Lisa berani berspekulasi, partikel-partikel yang lenyap tak berbekas itu, mungkinmelayang ke sebuah dimensi ke -5 yang tidak nampak oleh manusia.

Sepuluh tahun belakangan ini, kalangan ilmu fisika ada yang mempercayai, di luar 4 dimensi (3 dimensi ditambah dimensi waktu) yang dikenal manusia terdapat keberadaan dimensi lain. Penemuan energi gelap (dark energy) dan materi gelap (dark matter) semakin menghebohkan dunia ilmu pengetahuan dan teori fisika dewasa ini yang tak mampu menjelaskan, maka sebagian ilmuwan fisika beranggapan selain eksis banyak dimensi, juga eksis banyak alam semesta.

Yang berbeda dengan teori String pada umumnya, dimensi lain dari “dimensi ke-5” yang diusung oleh Profesor Randall barangkali besarnya tak terhingga. Satu poin terpenting ialah, dia telah mengajukan metode yang mampu mendeteksi keberadaan dimensi lain, meski biayanya super mahal, yakni seperangkat Large Hadron Collider (Mesin Penumbuk Haddron Raksasa atau LHC) berskala terbesar di dunia yang ditempatkan pada ruang bawah tanah sedalam 100 meter lebih di perbatasan antara Prancis dan Swiss dari Pusat Penelitian Nuklir Eropa senilai 4 miliar dolar AS. Apabila kemudian ada partikel yang lenyap, maka bisa dibuktikan partikel itu telah memasuki “dimensi kelima” yang tidak nampak oleh umat manusia.

Taruh kata “dimensi kelima” atau ruang lain ternyata eksis, misalnya di dalam ruang lain terdapat materi, energi bahkan kehidupan dan materi di dalam ruang 3 dimensi kita tahu-tahu bisa lenyap di dalam dimensi lain, tentu tak bisa dihindari materi, energi atau kehidupan dari dimensi lain tiba-tiba muncul di dalam dimensi kita, sehingga muncullah yang disebut “fenomena misterius”.

Contoh lainnya, adakah yang disebut roh? Apakah ia eksis di ruang lain? Beraneka permasalahan mendasar yang sering dipertanyakan manusia, apakah semuanya berkaitan dengan dimensi lain? Keberadaan dimensi lain, sewajarnya menyajikan petunjuk kuat bagi jawaban serangkaian pertanyaan tersebut.

Yang sulit dipercaya manusia zaman sekarang ialah, masalah biaya penelitian super besar yang dihamburkan oleh ilmu empiris Barat, sesungguhnya bagi peradaban kuno Tiongkok bukan merupakan rahasia lagi. Sejak zaman kuno di dunia kultivasi Tiongkok sudah mampu langsung mendeteksi dunia lain, selain itu orang yang kultivasinya mumpuni bahkan bisa memasuki ruang lain tersebut.

Banyak orang menyangsikan, iptek barat dengan biaya sebesar itu saja masih sulit membuktikan eksistensi dunia lain, padahal di zaman Tiongkok kuno, sama sekali tidak terdapat instrumen modern, bagaimana mungkin bisa menemukan ruang lain?

Itulah mengapa orang cenderung tidak percaya. Manusia zaman sekarang tidak lagi memahami peradaban Tiongkok kuno, merasa bingung dengan peradaban Tiongkok kuno mengapa maju dan sebetulnya majunya sampai di mana? Di balik itu tentu saja terdapat sebab musabab mendalam.


Large Hadron Collider (Mesin Penumbuk Haddron Raksasa atau LHC).

Sesungguhnya apabila jalurnya sudah benar, menemukan misteri alam semesta dan dimensi lain serta kehidupan tidak membutuhkan instrumen serba rumit seperti yang dimiliki ilmu pengetahuan modern. Apabila jalurnya salah, peralatan rumit pun sulit menemukan misteri alam semesta dan rahasia kehidupan.

Menemukan misteri alam semesta sebenarnya tidaklah rumit. Misalnya kalangan kultivator Tiongkok sudah lama mengetahui, dimensi lain kadang kala menampakkan wujudnya sengaja ataupun tidak di hadapan kita, salah satunya ialah “fatamorgana” yang merupakan panorama dimensi lain yang terefleksikan dan berwujud ke dalam ruang kita ini.

Jalan tersebut, ialah cara menemukan alam semesta, ruang waktu dan jiwa, antara cara Tiongkok kuno dan Barat sama sekali berbeda. Meski sebagian orang telah mengenali metode yang dipergunakan ilmu pengetahuan empiris Barat bagaikan ‘si buta mengenali gajah’, namun tidak banyak orang mengenali, justru jalan pintas yang ditempuh Tiongkok kuno, dengan upaya “minim” mampu menimbulkan efek gaib fenomenal.

[Source : The Epoch Times]

0 Comment:

Post a Comment

Silahkan anda meninggalkan komentar yang tidak berbau SARA

Link Exchange

Copy kode di bawah ke blog sobat, saya akan linkback secepatnya

Berbagi Informasi

Sport

Translate

Blog Archive

Pageviews last month