John Gottman, PhD, profesor psikologi dari University of Washington, menjelaskan bahwa kemampuan suami untuk menerima pengaruh negatif dari istri, dan bukan melawannya, menandakan pasangan Anda berkarakter stabil dan bahagia. Karakter ini diperlukan agar suami bisa menjalankan perannya untuk menjaga keharmonisan rumah tangga.
Suami perlu menyikapi pengaruh yang dibawa istri dengan lebih tenang. Seringkali istri menginginkan suami mengubah perilaku, seperti menyimpan barang pada tempatnya, memberikan perhatian lebih banyak, atau berbagai perilaku keseharian lain yang sering memicu pertengkaran.
Konflik dalam pernikahan bisa diatasi jika suami menjalankan perannya dengan bersikap lebih menerima. Artinya suami tidak membalas istri dengan sikap defensif, menghina, atau bahkan bersikap agresif melalui kekerasan.
"Pernikahan akan berjalan mulus jika pria menjalani peran ini," kata Gottman dalam pidatonya di depan konvensi Asosiasi Psikologi Amerika.
Peran ini juga menunjukkan sejauh mana para suami memiliki karakter lebih stabil dan bahagia. Karena dengan karakter inilah suami bisa merespons sikap istri lebih bijak, sekaligus membatasi atau bahkan menghindari emosi negatif yang menguasai dirinya, lanjut Gottman.
Jadi, para istri, jika ingin menjadi pasangan bahagia, bantu juga suami mendapatkan karakter ini. Namun bukan berarti Anda bebas bertindak semau hati, lalu menuntut suami memahami Anda, lho.
[source : Psychology today]
0 Comment:
Post a Comment
Silahkan anda meninggalkan komentar yang tidak berbau SARA