Amal, haruslah digerakkan dengan tangan−tangan kecil yang tulus. Tangan−tangan yang tak terlihat (invisible hand), namun bisa dirasakan keberadaannya memenuhi rongga−rongga jiwa yang kerontang. Besarnya amal atau kemanfaatannya, akan sirna bila tangan−tangan kecil itu tak bergerak.
Tak bergerak atau berhenti bergerak atau tak mau berusaha menggerakannya walau perlahan sekalipun. Padahal Rasul yang mulia, Muhammad SAW, telah membatasi perilaku amal kita bahwa Mengerjakan amal karena selain Allah adalah syirik, namun meninggalkannya adalah riya".
Syirik, berarti membiarkan tangan−tangan kecil itu terpasung dan membuatnya tak bergerak. Tetap riya" berarti tak mau berusaha menggerakkan tangan−tangan itu dari kekakuan gerak keikhlasan.
Berhenti, bisa dipahami sebagai tanpa gerakan. Ia jumud, dan juga tidak produktif menghasilkan amal yang berkualitas. Walaupun ada, nampaknya amal itu akan lebih hina daripada debu jalanan sekalipun. Sebab, bila amal yang tak berkualitas hanyalah akan sirna seiring tiupan angin yang menerpa debu jalanan. Hilang seketika tanpa bekas−bekas yang tergores berarti.
[Source : ammangnyu.blogspot.com]
0 Comment:
Post a Comment
Silahkan anda meninggalkan komentar yang tidak berbau SARA