Share Info

25 February 2011

Tangan itu adalah Keikhlasan Hati

Sejak kita mampu mendengar, kita diinformaskan bahwa amal yang berarti bukanlah amal yang besar atau amal yang lahir dari tangan−tangan besar atau ia hadir dari kebesaran dan kekuasaan seseorang. Namun, amal yang begitu menyentuh hati adalah amal yang dilakukan dengan melibatkan hati sebagai aktor utamanya. Hati−lah yang berperan besar bagaimana suatu amal itu mampu mengubah kebekuan hati penerimanya.

Amal, haruslah digerakkan dengan tangan−tangan kecil yang tulus. Tangan−tangan yang tak terlihat (invisible hand), namun bisa dirasakan keberadaannya memenuhi rongga−rongga jiwa yang kerontang. Besarnya amal atau kemanfaatannya, akan sirna bila tangan−tangan kecil itu tak bergerak.

Tak bergerak atau berhenti bergerak atau tak mau berusaha menggerakannya walau perlahan sekalipun. Padahal Rasul yang mulia, Muhammad SAW, telah membatasi perilaku amal kita bahwa Mengerjakan amal karena selain Allah adalah syirik, namun meninggalkannya adalah riya".

Syirik, berarti membiarkan tangan−tangan kecil itu terpasung dan membuatnya tak bergerak. Tetap riya" berarti tak mau berusaha menggerakkan tangan−tangan itu dari kekakuan gerak keikhlasan.

Berhenti, bisa dipahami sebagai tanpa gerakan. Ia jumud, dan juga tidak produktif menghasilkan amal yang berkualitas. Walaupun ada, nampaknya amal itu akan lebih hina daripada debu jalanan sekalipun. Sebab, bila amal yang tak berkualitas hanyalah akan sirna seiring tiupan angin yang menerpa debu jalanan. Hilang seketika tanpa bekas−bekas yang tergores berarti.

[Source : ammangnyu.blogspot.com]

0 Comment:

Post a Comment

Silahkan anda meninggalkan komentar yang tidak berbau SARA

Link Exchange

Copy kode di bawah ke blog sobat, saya akan linkback secepatnya

Berbagi Informasi

Sport

Translate

Blog Archive

Pageviews last month