Sesungguhnya setelah kelaparan ada kenyang, sesudah dahaga ada kesejukan, setelah begadang ada waktu tidur, setelah sakit ada sembuh,
pasti yang sesat akan menemukan jalannya, yang telah melalui kegelapan ada secercah cahaya terang benderang. Lihatlah para petualang di sebuah
gua yang gelap, setelah berjalan kesana kemari melihat setitik lobang cahaya. Karena apa? Karena Allah berfirman :” Mudah-mudahan Allah akan
mendatangkan kemenangan atau keputusan kepada kita dari sisiNya. Kata ‘Asa (mudah-mudahan), dalam kamus Allah itu merupakan suatu kepastian,
bukan seperti mudah-mudahan dalam bahasa lisan makhluk, yang tak pasti.
Beri kabar gembiralah bagi malam yang gelap, bahwa esok lusa akan ada fajar dari puncak gunung, dan celah-celah lembah, berilah kabar
gembira bagi mereka yang dalam keadaan gelisah, goncang, bahwa dalam lamhatilbashar menurut pandangan Allah, akan ada kegembiraan, ada
kelembutan tersembunyi dibalik penderitaan itu.
Apabila kita melihat dan berjalan ditengah padang pasir nan tandus itu,.kita berjalan lagi..masih juga padang pasir,.berjalan
terus,..sampai suatu saat kelak kita akan menemukan dedaunan hijau, perkampungan hijau, ada kehidupan disana.Semua itu kerana apa,..?
Karena setiap ada muara ada hulunya atau sebaliknya. Ada ujung ada pangkalnya, ada kesulitan pasti setelah itu ada kemudahan.
Bila kita melihat tali itu kuat dan sambung menyambung, lihatlah suatu saat pasti akan ada terputus juga, dibalik kemelaratan, pasti ada
kebahagiaan, didalam ketakutan, akan disertai rasa aman, dalam kegoncangan, setelah itu pasti angin itupun tenang kembali. Ombak
menderu-deru, tidak selamanya ia berhembus terus, pasti ada masa tenangnya. Karena apa…? Karena Allah sudah berfirman :” Tuulijullaila
finnahaari..watuulijunnahaara fillaili “( Allah menggantikan malam kepada siang,siang diganti malam).Masa regenerasi dan pergantian itu
pasti ada.
Jadikanlah jeruk nipis itu menjadi manis !!
Orang yang cerdas, lagi pintar, akan merubah kerugian-kerugiannya kepada keberuntungan-keberuntungan. Sementara orang yang bodoh lagi
selalu dalam keadaan bingung, akan menambah musibah menjadi dua musibah,.bahkan musibah bertingkat-tingkat.
Lihatlah betapa Rasulullah SAW diusir dari kampung kelahirannya Mekkah. Apakah beliau bersikap pesimis dan patah semangat? Tidak bukan?
Beliau hijrah ke Medinah dan mencari penghidupan baru disana, berkarya, bekerja dan berdakwah, sehingga jadilah beliau maju dan dapat membangun
Medinah menjadi manusia-manusia bertaqwa, setelah mapan beliau baru kembali membangun asal negerinya yang beliau pernah diusir itu.
Bayangkan,..seorang yang ummi, tak tahu baca dan tulis , diusir dari kampung halamannya sendiri, dan oleh bangsanya sendiri, dapat merubah
masyarakat dari lembah kejahiliahan, menjadi insan yang tahu ilmu, tahu nilai-nilai akhlak yang luhur, dan maju dalam perekonomian. Dikenal dan
dikenang dalam sejarah turun temurun.
Imam Ahmad bin Hanbal dipenjarakan, dicambuk, apa yang terjadi pada beliau setelah itu? Beliau jadi Imam ahli Sunnah. Imam Ibnu Tayyimiyah
keluar dalam tahanannya penuh dengan ilmu yang berlimpah ruah.
Mengarang 20 jilid buku fiqh. Ibnu Katsir Ibnu jauzi di Baghdad Dan Imam Malik bin raib di timpa musibah yang hampir mematikan beliau,
dengan penderitaannya itu beliau telah menulis qasidah yang benar-benar membuat orang terpukau,sya’ir-sya’ir beliau yang membuat orang
membacanya terperangah dapat mengalahkan penyair-penyair Abbasiyyah yang terkenal itu.
Apabila seseorang menimpakan kepadamu kemudharatan, dan apabila kamu ditimpa musibah, maka lihatlah dari sisi lainnya. Bila kamu melihat kegelapan, carilah
titik terangnya. Apabila kamu disuguhkan seseorang secangkir jeruk nipis yang asam, maka tambahkanlah gula didalamnya biar terasa manis.
Apabila seseorang memberikan serigala yang galak kepadamu, maka ambillah yang berharga, tinggalkan yang tak berharga.
Apabila kamu diserang dan digigit kalajengking, maka ambillah obat antibiotik dari binatang itu juga, karena didalamnya juga ada racun
hidup yang dapat mematikan kuman. kulitnya Jadikanlah Ac pendingin didalam tubuhmu yang keras, dan panas itu
sebagai penyeimbangnya. Agar keluar dari dalam tubuh kita bunga yang harum semerbak wanginya . Bila kamu benci akan sikap seseorang, jangan
jauhi ia, ambil dan lihat sisi baik darinya. Semua ini karena apa..?
Karena Allah berfirman : ” ‘Asaa antakrahuu syaiaan,wahuwa khairullakum “. Bisa
jadi sesuatu yang kamu benci itu, malah yang terbaik untukmu. Begitupun sebaliknya,
wa‘asaa antuhibbuu syaian wahuwa syarrullakum” Bisa jadi suatu yang sangat kamu cintai, ia tak baik dan menjadi mudharat untukmu juga “.
(QS. Al-Baqarah : 216)
31 March 2011
Setelah Kesulitan Ada Kemudahan
Pengaruh Globalisasi terhadap Nilai-nilai Nasionalisme
Globalisasi adalah suatu proses tatanan masyarakat yang mendunia dan tidak mengenal batas wilayah.
Globalisasi pada hakikatnya adalah suatu proses dari gagasan yang dimunculkan, kemudian ditawarkan untuk diikuti oleh bangsa lain yang akhirnya sampai pada suatu titik kesepakatan bersama dan menjadi pedoman bersama bagi bangsa- bangsa di seluruh dunia. (Menurut Edison A. Jamli dkk.Kewarganegaraan.2005)
Menurut pendapat Krsna (Pengaruh Globalisasi Terhadap Pluralisme Kebudayaan Manusia di Negara Berkembang.internet.public jurnal.september 2005). Sebagai proses, globalisasi berlangsung melalui dua dimensi dalam interaksi antar bangsa, yaitu dimensi ruang dan waktu. Ruang makin dipersempit dan waktu makin dipersingkat dalam interaksi dan komunikasi pada skala dunia. Globalisasi berlangsung di semua bidang kehidupan seperti bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan keamanan dan lain- lain. Teknologi informasi dan komunikasi adalah faktor pendukung utama dalam globalisasi. Dewasa ini, perkembangan teknologi begitu cepat sehingga segala informasi dengan berbagai bentuk dan kepentingan dapat tersebar luas ke seluruh dunia.Oleh karena itu globalisasi tidak dapat kita hindari kehadirannya.
Kehadiran globalisasi tentunya membawa pengaruh bagi kehidupan suatu negara termasuk Indonesia. Pengaruh tersebut meliputi dua sisi yaitu pengaruh positif dan pengaruh negatif. Pengaruh globalisasi di berbagai bidang kehidupan seperti kehidupan politik, ekonomi, ideologi, sosial budaya dan lain- lain akan mempengaruhi nilai- nilai nasionalisme terhadap bangsa.
· Pengaruh positif globalisasi terhadap nilai- nilai nasionalisme
1. Dilihat dari globalisasi politik, pemerintahan dijalankan secara terbuka dan demokratis. Karena pemerintahan adalah bagian dari suatu negara, jika pemerintahan djalankan secara jujur, bersih dan dinamis tentunya akan mendapat tanggapan positif dari rakyat. Tanggapan positif tersebut berupa rasa nasionalisme terhadap negara menjadi meningkat.
2. Dari aspek globalisasi ekonomi, terbukanya pasar internasional, meningkatkan kesempatan kerja dan meningkatkan devisa negara. Dengan adanya hal tersebut akan meningkatkan kehidupan ekonomi bangsa yang menunjang kehidupan nasional bangsa.
3. Dari globalisasi sosial budaya kita dapat meniru pola berpikir yang baik seperti etos kerja yang tinggi dan disiplin dan Iptek dari bangsa lain yang sudah maju untuk meningkatkan kemajuan bangsa yang pada akhirnya memajukan bangsa dan akan mempertebal rasa nasionalisme kita terhadap bangsa.
· Pengaruh negatif globalisasi terhadap nilai- nilai nasionalisme
1. Globalisasi mampu meyakinkan masyarakat Indonesia bahwa liberalisme dapat membawa kemajuan dan kemakmuran. Sehingga tidak menutup kemungkinan berubah arah dari ideologi Pancasila ke ideologi liberalisme. Jika hal tesebut terjadi akibatnya rasa nasionalisme bangsa akan hilang
2. Dari globalisasi aspek ekonomi, hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri karena banyaknya produk luar negeri (seperti Mc Donald, Coca Cola, Pizza Hut,dll.) membanjiri di Indonesia. Dengan hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri menunjukan gejala berkurangnya rasa nasionalisme masyarakat kita terhadap bangsa Indonesia.
3. Mayarakat kita khususnya anak muda banyak yang lupa akan identitas diri sebagai bangsa Indonesia, karena gaya hidupnya cenderung meniru budaya barat yang oleh masyarakat dunia dianggap sebagai kiblat.
4. Mengakibatkan adanya kesenjangan sosial yang tajam antara yang kaya dan miskin, karena adanya persaingan bebas dalam globalisasi ekonomi. Hal tersebut dapat menimbulkan pertentangan antara yang kaya dan miskin yang dapat mengganggu kehidupan nasional bangsa.
5. Munculnya sikap individualisme yang menimbulkan ketidakpedulian antarperilaku sesama warga. Dengan adanya individualisme maka orang tidak akan peduli dengan kehidupan bangsa.
Pengaruh- pengaruh di atas memang tidak secara langsung berpengaruh terhadap nasionalisme. Akan tetapi secara keseluruhan dapat menimbulkan rasa nasionalisme terhadap bangsa menjadi berkurang atau hilang. Sebab globalisasi mampu membuka cakrawala masyarakat secara global. Apa yang di luar negeri dianggap baik memberi aspirasi kepada masyarakat kita untuk diterapkan di negara kita. Jika terjadi maka akan menimbulkan dilematis. Bila dipenuhi belum tentu sesuai di Indonesia. Bila tidak dipenuhi akan dianggap tidak aspiratif dan dapat bertindak anarkis sehingga mengganggu stabilitas nasional, ketahanan nasional bahkan persatuan dan kesatuan bangsa.
· Pengaruh Globalisasi Terhadap Nilai Nasionalisme di Kalangan Generasi Muda
Arus globalisasi begitu cepat merasuk ke dalam masyarakat terutama di kalangan muda. Pengaruh globalisasi terhadap anak muda juga begitu kuat. Pengaruh globalisasi tersebut telah membuat banyak anak muda kita kehilangan kepribadian diri sebagai bangsa Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan gejala- gejala yang muncul dalam kehidupan sehari- hari anak muda sekarang.
Dari cara berpakaian banyak remaja- remaja kita yang berdandan seperti selebritis yang cenderung ke budaya Barat. Mereka menggunakan pakaian yang minim bahan yang memperlihatkan bagian tubuh yang seharusnya tidak kelihatan. Pada hal cara berpakaian tersebut jelas- jelas tidak sesuai dengan kebudayaan kita. Tak ketinggalan gaya rambut mereka dicat beraneka warna. Pendek kata orang lebih suka jika menjadi orang lain dengan cara menutupi identitasnya. Tidak banyak remaja yang mau melestarikan budaya bangsa dengan mengenakan pakaian yang sopan sesuai dengan kepribadian bangsa.
Teknologi internet merupakan teknologi yang memberikan informasi tanpa batas dan dapat diakses oleh siapa saja. Apa lagi bagi anak muda internet sudah menjadi santapan mereka sehari- hari. Jika digunakan secara semestinya tentu kita memperoleh manfaat yang berguna. Tetapi jika tidak, kita akan mendapat kerugian. Dan sekarang ini, banyak pelajar dan mahasiswa yang menggunakan tidak semestinya. Misal untuk membuka situs-situs porno. Bukan hanya internet saja, ada lagi pegangan wajib mereka yaitu handphone. Rasa sosial terhadap masyarakat menjadi tidak ada karena mereka lebih memilih sibuk dengan menggunakan handphone.
Dilihat dari sikap, banyak anak muda yang tingkah lakunya tidak kenal sopan santun dan cenderung cuek tidak ada rasa peduli terhadap lingkungan. Karena globalisasi menganut kebebasan dan keterbukaan sehingga mereka bertindak sesuka hati mereka. Contoh riilnya adanya geng motor anak muda yang melakukan tindakan kekerasan yang menganggu ketentraman dan kenyamanan masyarakat.
Jika pengaruh-pengaruh di atas dibiarkan, mau apa jadinya genersi muda tersebut? Moral generasi bangsa menjadi rusak, timbul tindakan anarkis antara golongan muda. Hubungannya dengan nilai nasionalisme akan berkurang karena tidak ada rasa cinta terhadap budaya bangsa sendiri dan rasa peduli terhadap masyarakat. Padahal generasi muda adalah penerus masa depan bangsa. Apa akibatnya jika penerus bangsa tidak memiliki rasa nasionalisme?
Berdasarkan analisa dan uraian di atas pengaruh negatif globalisasi lebih banyak daripada pengaruh positifnya. Oleh karena itu diperlukan langkah untuk mengantisipasi pengaruh negatif globalisasi terhadap nilai nasionalisme.
· Antisipasi Pengaruh Negatif Globalisasi Terhadap Nilai Nasionalisme
Langkah- langkah untuk mengantisipasi dampak negatif globalisasi terhadap nilai- nilai nasionalisme antara lain yaitu :
1. Menumbuhkan semangat nasionalisme yang tangguh, misal semangat mencintai produk dalam negeri.
2. Menanamkan dan mengamalkan nilai- nilai Pancasila dengan sebaik- baiknya.
3. Menanamkan dan melaksanakan ajaran agama dengan sebaik- baiknya.
4. Mewujudkan supremasi hukum, menerapkan dan menegakkan hukum dalam arti sebenar- benarnya dan seadil- adilnya.
5. Selektif terhadap pengaruh globalisasi di bidang politik, ideologi, ekonomi, sosial budaya bangsa.
Dengan adanya langkah- langkah antisipasi tersebut diharapkan mampu menangkis pengaruh globalisasi yang dapat mengubah nilai nasionalisme terhadap bangsa. Sehingga kita tidak akan kehilangan kepribadian bangsa.
[Source : wikimu.com]
Ketenangan Jiwa
Barangkali adalah merupakan peristiwa yang sangat dinanti-nantikan, ketika harus menunggu kehadiran sesosok bayi mungil nan lucu. Angan-angan untuk selalu bisa menatap wajahnya adalah impian setiap calon ayah.
Menatap sikecil tercinta yang baru lahir, kembali melihat sesosok bayi kecil yang bahagia dengan ketidak berdayaan yang dimilikinya, pasrah dengan apa yang terjadi, karena mereka tidak memiliki daya dan upaya dalam melakukan apa yang mereka inginkan. dalam sosok kecil bayi kita melihat adanya sebuah ketenangan jiwa yang menyebabkan kebahagian bagi dirinya sendiri dan orang di sekitarnya.
Ketenangan jiwa adalah sumber bagi kebahagiaan. Seseorang individu tidak akan mengalami perasaan yang bahagia ketika jiwanya tidak tenang atau gelisah. Hakikat perjalanan hidup yang kita jalani, Semakin kita melangkahkan kaki dalam kehidupan semakin banyak masalah yang datang dan pergi.Karena banyaknya persoalan kehidupan yang menyebabkan manusia merasa bimbang, resah dan gundah.
Secara logikanya, apabila berhadapan dengan banyak persoalan dan tanggungjawab yang perlu diselesaikan tentulah menyebabkan seseorang sukar untuk mempunyai jiwa yang tenang. Bagaimanakah kita bisa memiliki ketenangan jiwa membawa kebahagian, banyak orang kesulitan merasa bahagia, meskipun badannya sehat, secara meteri berkecukupan, dan keluarganya lengkap. bahagia atau sengsara sebetulnya berasal dari diri sendiri. Pada dasarnya semua kejadian di dunia (termasuk perilaku orang lain dan peristiwa yang tak terduga) adalah netral. Manusia yang dikaruniai pikiran punya kebebasan untuk menilai apakah suatu kejadian itu negatif atau positif. Ketidak bahagiaan terjadi karena kita belum bisa mengambil hikmah dari suatu kejadian, akibatnya diri kita sendiri yang menderita, meskipun kejadian yang memicunya sudah berlalu.
Ketenangan jiwa melahirkan sebuah kebahagian yang murni, seseorang yang memiliki ketenangan jiwa mereka tegar dan mantap menghadapi segala permasalahan hidup yang ada. Ketenangan jiwa tidak akan bisa kita miliki jika kita memiliki prasangka buruk, atau selalu berfikiran negatif. Diantara emosi negatif yang sering menjadi penyebab sulitnya merasa bahagia atau jiwanya tidak tenang adalah :
* Rasa dendam, marah, benci, sakit hati kepada seseorang.
* Merasa ingin "protes" kepada Tuhan
* Tidak bisa menerima takdir / kejadian pahit di masa lalu.
* Tidak bisa memaafkan seseorang secara penuh.
* Ingin dilahirkan sebagai (ingin menjadi) orang lain.
* Selalu merasa kekurangan
* Sudah berkecukupan, tapi selalu takut jatuh miskin, takut bangkrut / dipecat
* Dan fikiran negatif lainya
Ketenangan jiwa yang melahirkan kebahagian berawal dari kepasrahan total manusia terhadap sang pencipta, menerima apapun yang telah dimilikinya, dan semangat untuk memperbaikinya bukan mengubah sesuatu yang tidak mungkin. Kebahagiaan dan ketenangan yang hakiki tidak menghampiri manusia yang tidak mengenal dirinya dan tidak mengenal Tuhannya. Betapapun kaya orang itu, betapapun berkuasa orang itu. Kita harus yakin bahwa kehadiran kita di dunia bukanlah suatu yang sia-sia. Ketenangan jiwa tidak sejalan dengan ketakutan. Selama kita khawatir, kita tidak akan bisa melihat ketenangan jiwa yang ada di sekitar kita. Ketakutan cenderung membuat kita melakukan hal yang justru menjauhkan kita dari ketenangan jiwa itu sendiri.
Belakangan ini banyak sekali orang yang berada dalam ketakutan. Ketakutan muncul ketika kita tidak mau melepaskan kontrol akan apa yang akan terjadi. Hal ini dapat mendorong kita untuk melakukan sesuatu yang justru akan menjatuhkan kita ke hal yang kita takuti tersebut. Maka bila anda tertimpa musibah yang perlu anda lakukan pertama adalah menemukan ketenangan jiwa anda, lalu kemudian kemungkinan pemecahan masalah akan keluar secara otomatis dalam benak anda, jika tidak ada ketenangan dalam jiwa anda, maka yang terjadi mungkin anda akan menambah masalah anda sendiri.
Dalam hal ini anda bisa mencoba beberapa cara untuk mendapat ketenangan jiwa;
1. Selalu Teguh dan Percaya Kepada Tuhan YME
2. Tidak memaksakan diri di luar batas kemampuan.
3. Ringan tangan, suka menolong, dan dermawan . Tidak melihat diri. Tidak melihat apa yang telah dia keluarkan bagi orang lain. Bermanfaat bagi orang banyak.
4. Lapang dada, jauhkan hati dari dengki, iri hati, dendam, takabur, prasangka buruk, dan semacamnya.
5. Berlaku santun dan tidak tergesa-gesa. Terburu-buru dan reaktif terhadap situasi yang mengelilinginya merupakan tanda ketidaktenangan jiwa. Dengan berfikir jernih, terencana, dan tidak gegabah, jiwa menjadi tenang.
6. Menambah ilmu. Wawasan menjadi luas, tidak berpikiran sempit.
7. Menerima terhadap pembagian yang diterimanya.
8. Sabar dan tegar menerima ujian.
9. Meyakini di balik ujian ada pelajaran dan setelah kesusahan pasti ada kegembiraan.
10. Hidup Bersosialisasi dengan masyarakat sekitar. Penelitian menyatakan hidup mengisolir diri atau individual adalah sumber berbagai penyakit kejiwaan
11. Memperbanyak teman, melenyapkan permusuhan.
12. Ulet, tekun, konsisten, teguh memegang prinsip, dan bersungguh-sungguh. Tangguh.
13. Tidak mengemis kepada orang lain
14. Menjauhi Utang
15. Optimis & Selalu berpikir positif. Percaya diri. Tidak berputus asa. Pantang menyerah. Ibarat dian yang tak kunjung padam. Betapapun rintangan menghadang. Sebab, optimisme tanpa kerja keras tak ubahnya mimpi.
Dalam mencari ketenangan jiwa kita juga harus bisa menyeimbangkan antara Hati dan Akal. Adapun hati, ia melampaui dimensi ruang dan waktu, seringkali hati bersikap irasional, namun kerapkali pula ia terbukti benar jika kita melakukannya. Kebanyakan kita saat ini cenderung menafikan hati karena mereka beranggapan kebenarannya tidak dapat diverifikasi. Persoalan yang kita hadapi (termasuk saya) terkadang rasio masih mendominasi hati. Kita sangat rasional, sehingga pertimbangan-pertimbangan faktual yang kita tengah pikirkan mengkhawatirkan kemampuan kita sendiri. Rasio kita yang rasional-logis tidak yakin bahwa kamu dapat bertahan di tengah persaingan atau kerasnya kehidupan.
Hanya saja, ketika rasio dengan pertimbangan-pertimangan rasional dan logisnya—menyimpulkan bahwa kita TIDAK MUNGKIN bertahan, atau MUSTAHIL mencapai apa yang kita inginkan, bisa jadi itu akan membuat jiwa kita lelah, lemas, putus asa, dan menyesali hidup. Kita mungkin menyesali dilahirkan sebagai kita. ‘Seandainya aku terlahir kembali, aku ingin menjadi ….,’ khayal kita sambil mengingat-ingat seorang tokoh idola, atau orang yang kita anggap sukses secara sosial, ekonomis, atau genetis—menurut ukuran positivisme. Meskipun, tentu saja, kalau kita terlahir kembali dengan ‘aku’ yang kita inginkan, kita akan mempunyai ribuan persoalan baru yang berbeda dengan ‘aku’ yang dulu, yang juga akan membuat kita gelisah.
Di sinilah peran hati mengisi ketidakberdayaan rasio. Ketika kita menyeimbangkan hati agar kita bersedia, rela, ikhlas, dan mampu mengembalikan kekuatan maksimum rasio yang pada akhirnya tak berdaya kepada Tuhan, karena hanya hatilah yang mampu melihat hal-hal yang tidak dapat dibaca rasio. Cara hati bekerja adalah MEMPERCAYAI, dan MEYAKINI, sedangkan rasio bekerja dengan MEMBUKTIKAN. Kepercayaan dan keyakinan diasah melalui apa yang telah sudah kamu kerjakan. Hati yang terasah dengan baik akan menghasilkan kepasrahan dan keyakinan ntinya adalah pasrah, tawakal, jangan berhenti berharap.
Demikian pemaparan yang saya dapatkan ketika melihat kepasrahan bayi, yang membuat ketenangan pada jiwanya, yang akan membawa kita menuju suatu kebahagian hidup, bukan pada melimpahnya harta, kekuasaan, jabatan. Tapi kita tidak pungkiri banyak jiwa-jiwa manusia yang resah dan tidak tenang, dan berujung kepada ketidakbahagiaan hidup. Bagaimanapun juga ini adalah sebuah pemaparan pribadi bukan pembentukan opini publik, karena saya hanya mempelajari dari gerak dan keberadaan putri saya yang baru lahir, dan bagaimanapun semua kembali berpulang kepada kebebasan anda untuk berfikir sesuai dengan tuntunan rasio dan hati anda, semoga tulisan ini dapat sedikit membawa inspirasi bagi kehidupan kita yang lebih baik.
[Source : wikimu.com]
Kepasrahan yang Mencerdaskan Jiwa
Kepasrahan yang Mencerdaskan JiwaSyekh Ibn Athaillah mengajak pembaca untuk
menghayati posisi kita selaku hamba Allah. Kita ini hamba. Dan Allahlah Sang
Majikan. Sebagai hamba-Nya, kita tertuntut untuk memusatkan perhatian pada
upaya mengabdi kepada-Nya. Amatlah tidak sopan bila kita justru mengerahkan
segenap daya untuk me¬merhatikan dan memuaskan kepentingan diri sendiri. Karena
inilah Ibn Athaillah mengingatkan kita akan betapa pentingnya isqdth
al-tadbir—tema utama buku ini—yakni mengistirahatkan diri dari turut mengatur
dan menginginkan sesuatu untuk keperluan hidup yang kita lakoni.
Buku ini—isqdth al-tadbir—menawarkan cara tepat untuk memandang hidup.
Karenanya, buku ini bak kacamata, yang dengannya matahati kita yang rabun bisa
melihat lebih sempurna. Dengan penglihatan yang sempurna, tentulah hidup ini
menjadi semakin jelas. Dan dengan jelasnya hidup, tentunya perjalanan kita
menempuhnya men¬jadi lebih lurus dan lancar—tidak nabrak-nabrak dan tidak
nyasar-nyasar.
Dalam pandangan Ibn Athaillah, pengabdian kita kepada Allah seharusnya tidak
hanya ditunaikan dengan menjalankan kewajiban, yakni segala yang diperintahkan
Allah, namun pula dengan menjalani ketetapan, yakni segala yang ditentukan
Allah. Kematangan iman hanya bisa dirasakan bila kedua hal ini secara sem¬purna
dilaksanakan. Dengan demikian, sebenarnya ada dua hukum yang patut dipatuhi
oleh orang beriman, yaitu hukum taklif yang sudah lazim kita kenal se¬bagai
berbagai perintah dan larangan Allah yang mesti dijalankan selama hidup, dan
hukum takdir yang mencakup ketentuan dan keputusan Allah yang mesti dijalani
dalam hidup.
Keperluan atau kebutuhan hidup makhluk sebetulnya adalah sesuatu yang sudah dan
terus dijamin oleh Allah. Dengan ilmu-Nya, Allah sudah mengatur diri kita
bahkan sebelum kita ada. Setelah kita terlahir di dunia, Allah pun terus
mengatur urusan kita. Akan tetapi, setelah berakal, kebanyakan manusia seolah
lupa bahwa selama ini urusan hidupnya ada dalam pengaturan Allah. Setelah
berakal, mereka seakan ingin mengambil alih 'hak pengaturan' itu; mereka ingin
mereka sendiri yang mengatur segenap urusan hidup mereka. Dalam pikiran Ibn
Athaillah, ini hal yang tidak betul; ini justru sebentuk ketidak bersyukuran
atas nikmat akal.
Allah tidak berhenti mengurus kita sekalipun kita sudah berakal. Ketentuan-Nya
terus berlaku. Akal kita semestinya kita gunakan untuk memahami dan
melaksanakan secara baik perintah Allah, dan bukan untuk melanggarnya; untuk
memahami dan melakoni secara baik ketentuan Allah, dan bukan untuk menolaknya.
Yang lebih penting untuk kita perhatikan adalah apa yang dituntut dari kita,
bukan yang dijamin untuk kita. Dalam Al-Hikam, Syekh Ibn Athaillah bertutur,
"Kesungguhanmu mengejar apa yang sudah dijamin untukmu dan kelalaianmu
melaksanakan apa yang dituntut darimu, adalah bukti dari rabunnya mata
batinmu." Karena itu, "Istirahatkan dirimu dari mengatur urusanmu, karena
segala yang telah diurus oleh 'Selainmu' (yakni Allah), tak perlu engkau turut
mengurusnya."
Lagi pula, "Menggebunya semangat tak akan mampu menerobos benteng takdir."
Maksudnya, seberapa banyak pun energi yang kita curahkan untuk memenuhi suatu
keinginan, tetap saja itu tak akan tergapai jika tak sesuai dengan keputusan
Tuhan. Kita tak dapat memenangkan kehendak kita di atas kehendak-Nya. Kita
bahkan kerap menemukan bahwa takdir dan ketentuan yang berlaku pada diri
manusia bukanlah yang sesuai dengan pengaturan olehnya. Peng¬aturan manusia
ibarat rumah pasir di tepi laut, yang bisa demikian mudah runtuh tatkala ombak
takdir Tuhan berlabuh.
Dalam hidup, kita juga acap menemukan bahwa apa yang menurut kita baik ternyata
bisa membawa keburukan, dan sebaliknya, apa yang kita sangka buruk ternyata
malah mendatangkan kebaikan. Boleh jadi ada keuntungan di balik kesulitan, dan
ada kesulitan di balik keuntungan. Boleh jadi pula kerugian muncul dari
kemudahan, dan kemudahan muncul dari kerugian. Mana yang berguna dan mana yang
berbahaya pada akhirnya adalah sesuatu di luar pengetahuan kita.
Oleh sebab itu, dalam pandangan Ibn Athaillah, 'sibuk mengatur nasib sendiri'
sejatinya adalah tindakan yang kurang lebih sia-sia, apalagi bila kesibukan ini
melalaikan kita dari tugas-tugas sebagai hamba. Lucu sekali bila manusia tetap
berhasrat akan pengaturan diri. Pertama, karena ia pada dasarnya tak mengetahui
apa yang terbaik bagi dirinya. Dan kedua, karena Allah Yang Maha Mengetahui apa
yang terbaik buat para makhluk-Nya senantiasa dekat dan meng¬atur secara baik.
Allah itu dekat dan karenanya senan¬tiasa memberi perhatian kepada kita
sekalipun tanpa sepengetahuan kita. Tidak percaya kalau Dia tak akan
mengabaikan kita adalah bukti lemahnya iman kita. Allah juga sayang dan
karenanya selalu mengatur urusan kita secara baik. Pengaturan kita terhadap
diri kita sebenarnya adalah bukti ketidaktahuan kita akan pengaturan Allah yang
baik terhadap diri kita—dan karenanya adalah juga bukti minimnya cahaya
makrifat di hati kita.
Lebih dari sekadar ironi dan kesia-siaan, Ibn Athaillah juga mengategorikan
sikap sibuk mengatur urusan diri sebagai sebentuk syirik rububiah. Bila syirik
uluhiah berarti meyakini ada tuhan lain yang patut disembah selain Allah, atau
menentang ketuhanan Allah; syirik rububiah berarti meyakini ada pengatur lain
yang turut mengurus kehidupan selain Allah—dalam hal ini kita 'meyakini' bahwa
kita bisa menjadi pengatur selain-Nya—atau menentang pengaturan Allah. Bila
demikian, sesungguhnya Ibn Athaillah bermaksud menyadarkan kita akan sesuatu
yang sangat berbahaya dalam konteks penghambaan kita kepada Allah. Dan
rasa-rasanya buku ini menjadi wajib dibaca oleh mereka yang berislam, yang
menyatakan keberserahan diri mereka kepada Allah.
Mereka yang memelihara kesopanan kepada Allah dan tidak ingin jauh dari-Nya,
tentu akan mencoba menggugurkan tadbir dan iradah mereka yang membuat mereka
terhijab (tertabiri) dari Allah. Mereka akan keluar dari gelapnya tadbir (sikap
mengatur diri) menuju terangnya tafwidh, yakni penyerahan urusan atau pilihan
hidup kepada Allah, hingga mereka menyaksikan bahwa diri ini diatur dan tidak
turut meng¬atur, ditentukan dan tidak ikut menentukan, serta digerakkan dan
tidak bergerak sendiri. Untuk ini diperlukan sikap rida dengan pengaturan
Allah. Rasa berat hati hanya akan membuat hati tetap terhijab dari cahaya
Allah. Selain itu diperlukan pula sikap selalu berbaik sangka kepada Allah.
Allah lebih tahu mengenai apa yang terbaik buat hamba-Nya. Dia pun sudah
berjanji bahwa siapa bertawakal kepada-Nya, Dia akan mencukupinya. Lebih dari
rida dan berbaik sangka, mereka juga akan senang dan mencintai segala kehendak
dan keputusan Allah Sang Pemilik anugerah.
Pembaca budiman, model kepasrahan ala tasawuf Ibn Athaillah seperti ini
tidaklah perlu dicap sebagai semacam kepasifan dalam hidup. Kepasrahan atau
ke¬berserahan diri kepada pengaturan dan kehendak Allah tidaklah sama dengan
berhenti bekerja, berhenti mengais rezeki, ataupun berhenti berdoa lantaran
menyerahkan semuanya kepada Allah. Bahkan, pembaca akan mendapatkan bahwa adab
berharta, mencari rezeki, berusaha, dan berdoa adalah tema penting dalam buku
ini, yang dengannya Ibn Athaillah bermaksud menepis pandangan yang mengesankan
kepasrahan sebagai kemalasan.
Dari segi "cara hidup", baik orang yang berserah ataupun orang yang tidak
berserah nyaris tiada beda-nya. Yang membedakan mereka adalah cara mereka
memandang, merasa, dan menyikapi hidup. Dalam hal ini, ajaran isqath al-tadbir
sebetulnya adalah juga ajaran mengenai kecerdasan emosional-spiritual. Sebab,
pada praktiknya, isqath al-tadbir akan setidaknya membuahkan beberapa sikap
hati berikut ini:
Pertama, ketidakrisauan akan sarana-sarana penghidupan. Sikap ini penting agar
hidup tidak dipenuhi perasaan cemas, khawatir, gundah, dan gelisah yang
menempatkan hidup kita selalu dalam tekanan. Tak hanya itu, ketenangan itu
sendiri juga penting demi kesuksesan kita meraih sarana-sarana penghidupan.
Kedua, ketidakbergantungan pada amal atau usaha. Kebergantungan pada perbuatan
atau daya upaya acap kali berbuntut keputusasaan dan frustrasi pada saat
kendala dan kegagalan ditemui. Dengan bergantung kepada Allah, kita bisa
terhindar dari keputusasaan yang mencelakakan. Bersandar kepada-Nya membuat
kita selalu bangkit dan selamat dari perasaan terpuruk.
Ketiga, keridaan pada kenyataan. Kekecewaan, kekesalan, dan ketidakpuasan pada
kejadian-kejadian yang menimpa hanya akan menguras energi kita yang sebetulnya
bisa kita gunakan untuk sesuatu yang positif. Dengan rida pada kenyataan,
segetir apa pun itu, kita akan selalu siap menghadapinya dan meresponsnya
secara wajar dan berguna.
Keempat, keberharapan atau optimisme hidup. Dengan bersandar kepada Allah, dan
percaya bahwa Dia selalu memberikan yang terbaik, kita melipat gandakan rasa
optimis kita—terlepas dari betapa buruk hal-hal yang menimpa kita di mata
orang. Dengan tak pernah lalai bahwa Allah Maha Menolong dan Mahakuasa, dengan
tak pernah kehilangan rasa butuh kepada-Nya, kita menjadi terbebas dari penjara
keterbatasan, dan merasa lapang sekalipun dikepung oleh berbagai
ketidakmungkinan—serasa menjadi pemenang dalam hidup selamanya. Selamat mencoba!
[Source : mail-archive]
30 March 2011
Inilah Keputusan Lengkap Pemerintah yang Tak Akui Nurdin Halid
Keputusan dibacakan Menpora Andi Malarangeng saat di kantor Kemenpora, Jakarta, Senin (28/3/2011) usai menerima laporan Ketua KONI/KOI Rita Wibowo.
Berikut keputusan lengkap pemerintah yang tidak mengakui Nurdin Halid
Salam Olahraga,
1. Bahwa press conference ini diadakan dalam rangka menyikapi perkembangan terakhir kongres PSSI.
2. Bahwa dalam hal ini Saya selaku Menpora bersama Ketua Umum KONI/KOI dan jajarannya telah bertemu dan mendiskusikan perkembangan terakhir ini.
3. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional (UU-SKN), Pasal 13, bahwa “Pemerintah mempunyai kewenangan untuk mengatur, membina, mengembangkan, melaksanakan, dan mengawasi penyelenggaraan keolahragaan secara nasional”.
4. Dalam UU-SKN Pasal 16, bahwa “Ketentuan lebih lanjut mengenai tugas, wewenang, dan tanggung jawab Pemerintah dan pemerintah daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 sampai dengan Pasal 15 diatur dengan Peraturan Pemerintah”.
5. Dalam UU-SKN Pasal 87, bahwa “Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat melakukan pengawasan atas penyelenggaraan keolahragaan. Pengawasan dilakukan dengan prinsip transparansi dan akuntabilitas. Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengawasan diatur dengan Peraturan Pemerintah.
6. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Keolahragaan, Pasal 118, bahwa “Pengawasan dimaksud meliputi pengendalian internal dilakukan dengan cara memantau, mengevaluasi, dan menilai unsur kebijakan, prosedur, pengorganisasian, personil, perencanaan, penganggaran, pelaporan, dan supervisi dari penyelenggara kegiatan keolahragaan.
7. Dalam Pasal 90, bahwa “Standar Pengelolaan Organisasi Olahraga wajib memiliki persyaratan: … (d). struktur dan personalia yang kompeten ….
8. Dalam Pasal 121, bahwa “Dalam rangka efektivitas pengawasan, Menteri, gubernur, dan bupati/walikota dapat mengenakan sanksi administratif kepada setiap orang atau organisasi olahraga yang melakukan pelanggaran administratif dalam pelaksanaan penyelenggaraan keolahragaan, sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan.” Serta “Pengenaan sanksi administratif pada tiap pelanggaran administratif dalam pelaksanaan penyelenggaraan keolahragaan tingkat nasional dilaksanakan oleh Menteri.”
9. Dalam Pasal 122, bahwa “Bentuk sanksi administratif dimaksud meliputi peringatan; teguran tertulis; pembekuan izin sementara; pencabutan izin; pencabutan keputusan atas pengangkatan atau penunjukkan, atau pemberhentian; pengurangan, penundaan, atau penghentian penyaluran dana bantuan; dan/atau kegiatan keolahragaan yang bersangkutan tidak diakui.
10. Memperhatikan Rekomendasi Kongres Sepakbola Nasional (KSN) bulan Maret 2010 di Malang, terutama butir tentang “PSSI perlu segera melaksanakan reformasi dan restrukturisasi atas dasar usul, saran, dan kritik, serta harapan masyarakat dan mengambil langkah-langkah konkrit sesuai aturan yang berlaku untuk mencapai prestasi yang diharapkan masyarakat”.
11. Memperhatikan kegagalan Komite Eksekutif PSSI mengikuti ketentuan FIFA Standard Electoral Code di dalam pembentukan Komite Pemilihan dan Komite Banding Pemilihan yang bertugas untuk memilih calon Ketua Umum, Wakil Ketua Umum, dan Anggota Exco PSSI periode 2011-2015, yang berakhir dengan dibatalkannya seluruh Calon oleh Komite Banding Pemilihan.
12. Memperhatikan peringatan Pemerintah bersama KONI/KOI kepada PSSI pada tanggal 21 Februari 2011.
13. Memperhatikan keputusan Executive Committee FIFA pada tanggal 3 Maret 2011 yang mewajibkan diselenggarakannya kongres PSSI tanggal 26 Maret 2011 untuk membentuk komite pemilihan dan komite banding pemilihan, dan kongres pemilihan executive committee PSSI paling lambat sebelum tanggal 30 April 2011 yang harus dilaksanakan sesuai ketentuan FIFA Standard Electoral Code.
14. Memperhatikan kegagalan Executive Committee PSSI di dalam mempersiapkan dan menyelenggarakan kongres PSSI tanggal 26 Maret 2011 di Pekanbaru yang mengakibatkan 78 pemilik suara PSSI yang sah melaksanakan kongres tanpa dihadiri oleh Pengurus PSSI.
15. Memperhatikan laporan dari KONI/KOI berdasarkan hasil pengamatan peninjau dari KONI/KOI yang secara langsung hadir di lokasi kongres.
16. Memperhatikan pula laporan dari berbagai media yang hadir dan meliput situasi yang berkaitan dengan kongres PSSI di Pekanbaru.
17. Memperhatikan peringatan-peringatan yang dilakukan oleh Pemerintah menjelang kongres di Pekanbaru berkaitan dengan ketidakjelasan undangan, hak suara, peraturan organisasi, agenda, dan jalannya kongres yang harus transparan, demokratis, jujur, dan adil, serta dengan semangat sportivitas, sesuai dengan FIFA Standard Electoral Code dan Peraturan Perundang-undangan serta ketentuan keolahragaan di Indonesia.
18. Pemerintah bersama KONI/KOI beranggapan bahwa Pengurus PSSI telah meninggalkan tugas dan tanggungjawabnya dalam menyelenggarakan kongres tanggal 26 Maret 2011 di Pekanbaru.
19. Pemerintah dan KONI/KOI beranggapan bahwa persiapan penyelenggaraan kongres tidak mengikuti prosedur dan mekanisme sesuai peraturan yang berlaku, tidak dilakukan dengan profesional, dan tidak dilakukan dengan transparan, demokratis, serta semangat sportifitas. Mekanisme penentuan pemegang hak suara dan distribusi undangan tidak jelas bahkan sampai hari kongres, registrasi peserta kacau, peraturan pemilihan yang akan digunakan dalam penyelenggaraan kongres tidak jelas dan tidak disosialisasikan.
20. Berbagai pihak yang semestinya mendapatkan informasi tentang kongres tidak mendapatkan informasi sebagaimana mestinya mengenai pemegang hak suara, distribusi undangan, peraturan pemilihan, dan sebagainya. Dalam hal ini FIFA Standard Electoral Code, Preamble (Preliminary Remarks) butir (g) mewajibkan komite eksekutif untuk menyebarkan informasi umum mengenai pemilihan dan peraturan pemilihan kepada para anggota, badan pemerintah, dan media massa. Dalam hal ini Pemerintah dan KONI/KOI tidak pernah menerima informasi mengenai hal tersebut.
21. Ketidakhadiran Pengurus PSSI di lokasi kongres, khususnya Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal, sampai pada jadual pembukaan kongres yang telah ditetapkan telah mengakibatkan kebingungan dan ketidakpastian para peserta kongres. Bahkan pengumuman “pembatalan kongres” tidak dilakukan di depan para peserta ataupun di lokasi kongres, melainkan di tempat lain yang tidak diketahui oleh peserta.
22. Peninjau KONI/KOI melaporkan bahwa sejumlah 78 anggota PSSI pemilik hak suara memutuskan untuk membuka dan melanjutkan kongres PSSI walaupun tanpa kehadiran Pengurus PSSI. Dilaporkan juga bahwa kongres itu telah berjalan dengan baik, tertib, dan demokratis sesuai dengan aturan yang berlaku. Para peserta kongres tersebut telah berhasil mengesahkan peraturan pemilihan, memilih Anggota Komite Pemilihan dan Komite Banding Pemilihan.
Berdasarkan fakta-fakta dan pertimbangan di atas, Pemerintah bersama KONI/KOI berpendapat sebagai berikut:
I. Menunggu sikap FIFA atas keputusan kongres PSSI tanggal 26 Maret 2011 di Pekanbaru yang diikuti oleh 78 anggota PSSI pemilik hak suara.
II. Jika Keputusan Kongres tersebut disikapi secara positif oleh FIFA, maka Pemerintah bersama KONI/KOI mendukung segera dilaksanakannya kongres PSSI untuk memilih Ketua Umum, Wakil Ketua Umum, dan Anggota Executive Committee PSSI Periode 2011-2015 sesuai jadual yang telah ditetapkan oleh FIFA yaitu sebelum tanggal 30 April 2011.
III. Apabila FIFA bersikap lain, maka Pemerintah bersama KONI/KOI mendukung segera diselenggarakannya kongres PSSI untuk memilih Komite Pemilihan dan Komite Banding Pemilihan yang baru, dan selanjutnya melaksanakan kongres pemilihan Ketua Umum, Wakil Ketua Umum, dan Anggota Executive Committee PSSI Periode 2011-2015.
IV. Apabila situasi butir III yang terjadi, maka Pemerintah bersama KONI/KOI beranggapan bahwa Pengurus PSSI dibawah pimpinan Ketua Umum Saudara Nurdin Halid dan Sekretaris Jenderal Saudara Noegraha Besoes tidak kompeten untuk memimpin organisasi PSSI, dan karenanya tidak kompeten untuk menyelenggarakan kongres PSSI.
V. Untuk mencegah hal-hal yang bisa menyebabkan terulangnya kegagalan kongres PSSI karena ketidak-kompetenan pengurus PSSI, terutama ketidak-tertiban di dalam penentuan hak suara, distribusi undangan, penentuan peraturan pemilihan, agenda kongres, serta ketidak-bertanggungjawaban dalam penyelenggaraan kongres, maka dengan ini Pemerintah menyatakan tidak mengakui lagi Pengurus PSSI di bawah pimpinan Ketua Umum Saudara Nurdin Halid dan Sekretaris Jenderal Saudara Noegraha Besoes, serta seluruh kegiatan keolahragaan yang diselenggarakan kepengurusan PSSI tersebut.
VI. Kebijakan ini diambil berdasarkan kewenangan Pemerintah yang terdapat pada Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 serta Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2007. Kebijakan ini juga diambil demi menyelamatkan organisasi PSSI dan melindungi kepentingan persepakbolaan nasional.
VII. Dengan kebijakan ini, maka seluruh jajaran pemerintahan baik di pusat maupun di daerah, termasuk Kepolisian Negara Republik Indonesia, tidak dapat lagi memberikan pelayanan dan fasilitasi kepada kepengurusan PSSI di bawah pimpinan Ketua Umum Saudara Nurdin Halid dan Sekretaris Jenderal Saudara Noegraha Besoes, serta seluruh kegiatan keolahragaannya.
VIII. Dengan ini pula maka Pemerintah menghentikan sementara penyaluran dana yang bersumber dari APBN, sampai terbentuk kepengurusan PSSI yang baru periode 2011-2015.
IX. Demi kepentingan nasional, maka persiapan Tim Nasional Sepakbola Indonesia untuk menghadapi SEA Games 2011 harus terus berjalan. Dalam hal ini Pemerintah bersama KONI/KOI sepakat bahwa KONI/KOI bersama Program Indonesia Emas (PRIMA) akan menjalankan persiapan Tim Nasional.
X. Seluruh pertandingan LSI, Divisi Utama, Divisi I, II, dan III tetap berjalan sebagaimana mestinya dengan supervisi KONI/KOI bersama Pengprov PSSI dan Klub setempat.
XI. Pemerintah bersama KONI/KOI akan terus berkomunikasi dan bekerjasama dengan FIFA untuk mencari solusi terbaik dalam rangka penyelenggaraan kongres PSSI serta terpilihnya Komite Eksekutif PSSI Periode 2011-2015 yang kredibel.
XII. Pemerintah bersama KONI/KOI meminta dukungan dan doa seluruh rakyat Indonesia, seluruh pecinta bola di manapun berada agar langkah-langkah yang diambil ini akan berujung pada terbentuknya Pengurus PSSI yang kredibel dan kemajuan sepakbola Indonesia.
XIII. Sudah saatnya sepakbola Indonesia kembali menjadi yang terbaik di Asia Tenggara, menjadi salah satu Macan Asia, dan berbicara pada tingkat dunia.
XIV. Salam Olahraga, Jayalah Sepakbola Indonesia.
Tertanda
Menteri Negara Pemuda dan lahraga
Dr. Andi Mallarangeng
Ketua Umum KONI/KOI
Rita Subowo
[Source : tribunews]
8 Type Kepribadian ini Pengaruhi Kesehatan
"Kepribadian merupakan hasil dari pengaruh gen dan lingkungan. Dengan mengetahui Anda termasuk karakter mana bukan tidak berarti akan mengidap sejenis penyakit tertentu seperti jantung misalnya, tetapi setidaknya menjadi waspada akan risiko kesehatan," ungkap Dr Martin Hagger, pakar psikologi kesehatan dari Universitas Nottingham dan Universitas Curtin, Australia.
Manfaat positif lainnya, kata Hagger, Anda juga memeroleh kesempatan mengenal dan menganalisis aspek yang kurang sehat dalam karakter Anda, seperti kebiasaan merokok atau minum alkohol.
Berikut adalah beberapa tipe kepribadian seseorang beserta kondisi kesehatan yang biasa dikaitkan dengan karakternya :
1. Tipe Periang, Optimistis
Mereka yang masuk kategori ini biasanya punya pandangan yang luas akan kehidupan, tetapi mereka yang optimistis cenderung kelebihan berat badan.
Para ahli dari Doshisha University di Kyoto, Jepang, meneliti pria dan wanita obesitas yang sedang menjalani program pelangsingan termasuk konseling, latihan olahraga dan pengaturan nutrisi.
Peneliti menemukan, mereka yang pikirannya paling positif justru mencatat penurunan berat badan paling sedikit. Diduga, dengan melihat sisi terang membuat pasien tidak terlalu peduli akan berat badannya dan selalu terjebak dalam godaan.
Sementara itu temuan peneliti Universitas California AS menunjukkan, rasa percayaan diri mengatasi kesulitan hidup serta kerelaan justru dapat memicu risiko lebih besar. Hal ini juga dapat menjelaskan mengapa mereka berkarakter periang relatif meninggal di usia muda.
Psikolog Dr Howard S. Friedman menganalisa data lebih dari 1.500 anak usia 10 tahun dan memantau perkembangannya hingga usia dewasa. "Mereka yang punya selera humor saat anak-anak rata-rata berumur pendek dibandingkan mereka yang kurang riang ." Riset lain di Universitas Stanford menemukan bahwa anak-anak tipe periang memiliki kecenderungan melakoni hobi yang lebih berisiko
2. Tipe Cemas
Para ahli di Universitas Descartes, Paris, dan Centre for Addiction and Mental Health, Toronto, Kanada, menemukan mereka yang berkepribadian needy (terlalu berharap) lima kali berisiko mengidap masalah pencernaan seperti tukak lambung.
Orang yang dependen dan secara emosional kurang stabil juga cenderung merokok dan minum alkohol, punya kebiasaan makan tidak teratur dan gangguan tidur. Semua kebiasaan itu dapat memicu rata-rata produksi asam lambung menjadi tinggi sehingga memicu tukak lambung.
Tingginya kadar hormom stres kortisol juga dapat memicu sakit kepala, jerawat dan infeksi kandung kemih.
Kabar baiknya? Mereka yang bertipe cemas ini lebih banyak melakukan seks, menurut sebuah penelitian dari Sheffield University, Inggris.
"Wanita yang bermasalah neurotik cenderung punya lebih banyak pasangan untuk hubungan jangka pendek, yang mengindikasikan adanya hubungan antara gairah seks mereka dan kepribadian," Dr Virpi Lummaa, dari Departmen Ilmu Tumbuhan dan Binatang di Inggris
Hal ini mungkin terjadi karena ketakutan akan tidak menemukan orang yang tepat atau gagal bereproduksi membuat mereka lebih sering melakukan hubungan seks dengan lebih banyak pasangan.
3. Tipe Sensitif
Pria yang tipenya cenderung seperti wanita — simpatik dan pengiba — memiliki kadar stres yang lebih rendah dan berisiko lebih kecil mengalami serangan jantung, menurut sebuah riset di Universitas Glasgow Skotlandia.
Dalam riset itu, para pria diberikan nilai ‘maskulinitas’ dan ‘kewanitaan’ berdasarkan perilakunya seperti kemampuan memimpin, keteladanan, agresi, pengambilan risiko, afeksi, rasa belas kasih dan sensitivitas pada kebutuhan orang lain.
Penelitian menemukan, kecenderungan atau risiko pria mengidap penyakit jantung kronis mengalami penurunan seiring dengan nilai 'kewanitaan'. Para ahli menyatakan, keterlibatan mereka dalam perasaan menyebabkan para pria lebih dapat menyampaikan emosinya dan memeroleh dukungan termasuk berkonsultasi ke dokter.
4. Tipe Argumentatif
Permusuhan (hostile) dan perilaku agresif adalah salah satu kepribadian yang tidak sehat. Dalam studi terhadap 448 wanita yang menjalani pusat skrining payudara di Oncological Hospital of Kifissia, Athena, terungkap bahwa tipe perempuan tipe hostile cenderung mengidap kanker payudara.
Penelitian lain terhadap 61 pria yang mengidap kanker colon oleh ilmuwan di Creighton University School of Medicine, Nebraska, menemukan peningkatan risiko yang serupa. Diduga bahwa permusuhan dan amarah menghambat efektivitas sistem kekebalan tubuh, sehingga membuat tubuh lebih rentan sakit.
Amarah juga memberi 50 persen peningkatan risiko memburuknya kesehatan, kata peneliti dari Mount Sinai School of Medicine di New York. Orang yang marah merespon stres dengan lebih cepat dan kuat baik secara mental maupun fisilogis, sehingga meingkatkan tensi darah dan detak jantung — menyebabkan kerusakan pada sistem kardiovaskuler.
5. Tipe Ramah
Menurut riset para ahli di Universitas Milan, pria berkepribadian ekstrovert berisiko lebih rendah mengidap sakit jantung. Mereka juga tidak mudah terkena infeksi dan lebih cepat pulih dari penyakit.
Hal ini terjadi akibat menurunya hormon stres, pasalnya - para ekstrovert mampu mengatasi ancaman terhadap dirinya dengan lebih baik. Dan jika mereka merasa memiliki masalah kesehatan, mereka akan mengungkapkannya. Pria yang ekstrovert juga cenderung punya lebih banyak anak.
6. Pemalu
Menurut penelitian, mereka yang punya sifat pemalu 50 persen berisiko lebih besar mengidap sakit jantung. Peneliti dari Universitas Northwestern Chicago yang melakukan studi selama 30 tahun menyatakan hal ini disebabkan para pemalu cenderung memilih hidupnya terlindungi sehingga bila menemukan situasi baru menjadi lebih mudal stres.
Tipe pemalu juga lebih rentan terhadap infeksi virus seperti selesma yang lebih banyak dipicu akibat stres, menurut peneliti dari Universitas California.
"Tampaknya orang yang sensitif menjadi mudah merespon stres lebih kuat ketimbang mereka cuek," kata Bruce Naliboff salah seorang peneliti.
7. Tipe Bodoh
Rendahnya IQ berhubungan dengan risiko yang lebih besar mengalami kecemasan, demensia dan gangguan stres pascatrauma, kata peneliti dari Universitas Edinburgh.
Selain itu, riset yang dilakukan peneliti dari Harvard School of Public Health terhadap anak-anak dengan IQ rendah menemukan peningkatan risiko depresi dan skizofrenia.
Salah satu teorinya sederhana : orang yang intelejensianya rendah butuh waktu lebih lama memahami pentingnya hidup sehat. Rendahnya IQ anak juga mengancam anak-anak menjadi rentan terhadap beberapa jenis gangguan mental.
8. Tipe 'Virtuous' (berbudi baik)
Seperti yang diharapkan, mereka yang teliti akan menuai manfaat dari sisi kesehatan, ungap penelitian dari University of Edinburgh and the Social and Public Health Sciences Unit di Glasgow.
Mereka yang memiliki tipe ini cenderung terhindar dari semua jenis penyakit seperti diabetes, hernia, masalah tulang, strok bahkan Alzheimer
Hasil tinjauan dari sekitar 190 riset menunjukkan bahwa orang yang teliti melakukan perilaku konsisten yang mendukung kesehatan, seperti rutin berolahraga dan diet makanan sehat.
[Source : health.kompas.com]
Mata Gelap Karena Dunia
Bagi orang beriman, kehidupan dunia hanyalah satu episode dari perjalanan hidup yang panjang, bukan akhir dari kehidupan dan segalanya. Namun, di balik itu, masih terdapat alam kubur dan akhirat. Di sana, manusia berjumpa dengan Tuhannya. Karena itu, ia selalu berkomunikasi dengan Allah, melalui ibadah dan doa setiap hari dan waktu agar perjumpaan itu terlaksana secara sukses dan menyenangkan.
Adapun bagi orang yang tidak beriman, dunia seolah menjadi titik henti terakhir. Karena itu, seluruh hidupnya dipertaruhkan dan dicurahkan hanya untuk mencari kepuasan atau popularitas diri. Inilah yang Allah gambarkan dalam Alquran, "Orang-orang yang tidak mengharapkan adanya perjumpaan dengan Kami, lalu merasa puas dengan kehidupan dunia, merasa tenteram dengannya, serta orang-orang yang melalaikan ayat-ayat Kami, tempat mereka adalah neraka sesuai dengan apa yang mereka lakukan." (QS Yunus {10}: 7).
Menurut Wahbah Zuhayli dalam tafsir al-Munir, ayat di atas memberikan gambaran tentang empat karakter calon penghuni neraka. Pertama, tidak meyakini adanya pertemuan dengan Allah. Mereka tidak takut kepada hukuman-Nya, peringatan-Nya, ancaman-Nya, serta sama sekali tidak mengharapkan pahala dari-Nya.
Kedua, puas dengan kehidupan dunia. Ini adalah akibat logis dari sikap pertama. Ketika seseorang tidak percaya akan berjumpa dengan Allah, dia tidak akan menyiapkan apa pun untuk pertemuannya nanti dengan Allah. Seluruh capaiannya hanya berorientasi kepada dunia yang pendek. Ukuran kelapangan, kesenangan, dan kegembiraan bertumpu pada dunia dan keduniaan semata. Berbagai upaya untuk mencapainya dilakukan meski dengan menghalalkan segala cara, mempertaruhkan reputasi, menanggalkan harga diri, menyerang kawan sendiri, bahkan harus mengorbankan agama sekali pun.
Ketiga, merasa tenteram dan nyaman dengan dunia. Ini dirasakan ketika kesenangan dan kenikmatan dunia entah berupa harta, wanita, kedudukan, dan jabatan berhasil dicapai.
Keempat, lalai terhadap ayat-ayat-Nya. Yakni, merasa aman dari siksa dan ancaman Allah di dunia ataupun akhirat. Dengan kata lain, sama sekali tidak merasa penting mengambil pelajaran dan tidak merenungkannya.
Manakala empat karakter tersebut terdapat dalam diri manusia, ia akan jauh dari jalan kesempurnaan, dan tidak akan pernah mencapai kebahagiaan.
Sebab, kesempurnaan dan kebahagiaan terletak pada kemampuan manusia menata hidup secara benar dengan menjadikan akhirat sebagai tujuan.
[Source : republika.co.id]
Harapan Bagi yang Tidak Bisa Bergerak
”However bad life may seem, there is always something you can do, and succeed at. While there's life, there is hope" (Betapapun buruknya hidup, selalu ada sesuatu yang bisa dikerjakan, dan sukses. Di mana ada kehidupan, di situ ada harapan.)
Tak hanya kejeniusan kosmolog dan fisikawan Inggris itu yang menginspirasi para ilmuwan. Ketegaran Stephen Hawking (69) menghadapi amyotropic lateral sclerosis turut menumbuhkan harapan bagi mereka yang tak lagi bebas bergerak.
Sklerosis mulai muncul ketika Hawking berusia 20 tahun. Saat itu ia tengah menyelesaikan kuliah fisika di University College, Oxford. Penyakit yang tidak bisa disembuhkan ini menyerang sel-sel saraf dan perlahan menggerogoti mobilitasnya. Meski kemampuan berpikir tak terpengaruh dan tak ada rasa sakit, menyaksikan tubuh semakin lamban bergerak sangatlah menjatuhkan mental.
Lumpuh total ketika berusia 32 tahun dengan suara yang makin tidak jelas, Hawking masih bisa mendikte sekretaris untuk membuat tulisan ilmiah, mengajar, bahkan membimbing mahasiswa. Namun, ketika suaranya hilang dalam operasi pneumonia tahun 1985, Hawking hanya bisa berkomunikasi dengan mengangkat alis saat orang menunjuk huruf yang ia perlukan.
Terima kasih kepada Walt Woltosz, ahli komputer dari California, Amerika Serikat, yang begitu mendengar masalah Hawking langsung mengirim program komputer Equalizer. Seperti dikisahkan Inspire Minds, program ini memungkinkan seseorang memilih kata di layar dengan menggunakan tangan atau gerakan mata. Kalimat dan paragraf yang sudah tersusun bisa dikirim ke mesin bicara (speed synthesizer) atau printer.
David Mason dari Cambridge Adaptive Communication menyempurnakan program itu dengan memasang komputer dan mesin bicara ke kursi roda Hawking. Ia tidak hanya kembali mudah berkomunikasi, tetapi juga mampu menulis buku dan berpartisipasi dalam diskusi. Bukunya yang terus dicetak ulang, A Brief History of Time, direvisi setelah ia mendapat suara elektronik.
Kini dengan semakin berkembangnya pengetahuan, komputer tak lagi dikendalikan dengan mata. Suatu perangkat elektronik yang ditanam di otak mampu meneruskan perintah otak untuk menggerakkan kursor komputer. Bahkan, seperti dilaporkan NewScientist, perangkat elektronik itu masih berfungsi baik setelah 1.000 hari.
Meski subyek penelitian bukan penderita sklerosis, dampaknya sama: lumpuh seluruh anggota badan dan pita suara yang disebut tetraplegia. Penyebabnya adalah stroke batang otak yang menyerang pada pertengahan tahun 1990-an.
Penerus perintah otak
Dengan kode S3, perempuan yang menjadi sukarelawan penelitian tersebut dipasangi kumpulan elektroda silikon sebesar pil aspirin oleh para peneliti dari Brown University di Providence, Rhode Island; Pusat Kedokteran Providence VA, dan Rumah Sakit Massachusetts, semua di AS. Elektroda berfungsi meningkatkan kualitas komunikasi dengan dunia luar.
Ditemukan oleh kelompok peneliti dari BrainGate, kumpulan elektroda tersebut merupakan kombinasi peranti lunak dan peranti keras yang dipasang di bagian motor cortex dengan mengebor tengkorak. Motor cortex adalah bagian tengah otak yang berfungsi mengontrol gerak tubuh. Operasi ini sangat berisiko karena bisa memicu infeksi atau kerusakan otak.
Namun, begitu terpasang dengan benar, kumpulan elektroda mampu mendeteksi langsung sinyal dari neuron otak pengontrol gerakan. Kemampuan elektroda meneruskan sinyal-sinyal neuron membantu mereka yang terkena kelumpuhan menggerakkan perangkat eksternal, seperti komputer, kursi roda, dan tentu saja anggota badan bionik.
Sepanjang 1.000 hari, S3 telah memanfaatkan elektroda untuk melakukan dua hal: mengarahkan dan mengklik kursor, tidak dengan tangan, tetapi dengan pikiran.
Tugas pertama S3 adalah menggerakkan kursor pada layar komputer menuju target yang disiapkan dalam lingkaran dan memilihnya satu demi satu. Tugas berikutnya adalah mengejar dan kemudian mengunci target dalam berbagai ukuran yang dibuat bergerak secara acak di layar.
Hingga kini perangkat elektronik masih terpasang di otak S3 dan berfungsi baik. Ia bahkan bersemangat untuk berpartisipasi dalam program penelitian berikutnya.
Leigh Hochberg, dosen tamu bidang neurologi di Harvard Medical School dan Direktur BrainGate, mengatakan, keberhasilan itu membuktikan tidak ada sesuatu yang mustahil.
”Teknologi telah mewujudkan harapan untuk memperbaiki kualitas hidup. Terbukti seseorang yang anggota tubuhnya sudah tidak berfungsi, sudah tidak dapat berbicara, kini mampu mengontrol kursor komputer di luar tubuhnya,” katanya.
Memang para peneliti mengaku perangkat elektronik ini belum sepenuhnya berfungsi baik. Beberapa elektroda masih salah merekam sinyal otak meski telah enam bulan dipasang. Namun, setelah mengobservasi, mereka menyimpulkan bahwa masalah mungkin terkait dengan proses produksi.
Tidaklah mengherankan bila John Simeral, asisten profesor perekayasaan dari Brown University, menjanjikan upaya peningkatan sensitivitas perangkat dalam uji coba berikutnya. ”Yang penting, tujuan kami membantu mereka yang lumpuh terlaksana,” ujar Simeral.
Kesimpulannya, hasil penelitian itu sungguh menggembirakan karena menjadi tahap awal ke pengembangan fungsi yang lebih luas. Jurnal ilmiah Nature, misalnya, mengungkap bagaimana elektroda yang dipasang di otak Matt Nagle berperan jauh lebih besar.
Naggle yang lumpuh dari leher ke bawah gara-gara beberapa tusukan pisau sudah mampu menggerakkan lengan bioniknya, mengecek surat elektronik, bahkan memainkan berbagai games di komputer hanya dengan pikiran.
Tampaknya tak lama lagi mereka yang terpaksa menggunakan protese, kursi roda, bahkan terbaring di tempat tidur, bakal punya beragam aktivitas. Seperti Stephen Hawking yang tak membiarkan keputusasaan melanda, mereka bisa memanfaatkan teknologi menuju puncak kejayaan.
[Source : kompas.com]
29 March 2011
Berikan Makna pada Kekalahan
Apakah Anda salah satu pencinta sepakbola ? Kalau ya, pasti Anda tidak akan melewatkan pertandingan sepakbola antara Indonesia melawan Korea Selatan tadi malam. Sebuah harapan besar yang tadinya menjadi milik pemain dan juga bagi berjuta-juta masyarakat pencinta sepakbola Indonesia agar tim Indonesia mampu mengukir sejarah baru, akhirnya harus kandas oleh kesebelasan Korea Selatan.
Kekalahan itu tentu menyakitkan tidak hanya bagi pelatih dan pemain, namun juga bagi pencinta sepakbola Indonesia. Kekalahan itu telah menjadi perbincangan hampir di semua sudut-sudut kantor di pagi hari ini.
Sahabat, begitulah warna kehidupan, bukan hanya dalam pertandingan olahraga, kekalahan atau kemenangan berlaku juga dalam karier, bisnis dan hidup. Dalam kehidupan kita, ada masanya dalam kehidupan seseorang akan mengalami masa-masa sulit, masa-masa kekalahan atau kegagalan.
Cepat atau lambat, masa-masa sulit seperti itu pasti akan datang dalam kehidupan setiap orang. Dan reaksi masing-masing pribadi sesungguhnya akan sangat menentukan bagaimana kualitas kehidupan, kebahagiaan dan kesuksesan seseorang di masa depannya.
“Seorang pecundang tak tahu apa yang akan dilakukannya bila kalah, tetapi sesumbar apa yang akan dilakukannya bila menang. Sedangkan, pemenang tidak berbicara apa yang akan dilakukannya bila ia menang, tetapi tahu apa yang akan dilakukannya bila
kalah.”
- Eric Berne -
Setiap diri pribadi sudah di takdirkan akan mengalami berbagai tantangan kehidupan, mulai dari kesulitan dan kemudahan, kegagalan dan kesuksesan, kemenangan dan kekalahan dalam hidupnya. Tiap-tiap diri sesungguhnya telah ditakdirkan untuk menjumpai saat-saat sulit ataupun saat-saat menerima kekalahan seperti ini.
Adakah Anda pernah mengalami kekalahan, kesulitan dan kegagalan ? Bagaimana Anda menyikapinya ? Ataukah Anda pernah melihat sendiri, rekan anda, sahabat anda, orang terdekat anda yang sudah sekian lama berusaha, namun masih belum mencipta sebuah kemenangan atau keberhasilan ? Bagaimana mereka menyikapi masa-mas sulit seperti ini ?
Sahabat, lihatlah lebih cermat lagi, mungkin kita akan mendapati bahwa masa-masa sulit, menerima kekalahan seringkali telah menjadikan kesempatan bagi sebagian orang untuk terus maju, namun juga banyak menjadikan orang malah semakin terpuruk dalam kemalangan. Itu semua adalah bagaimana mereka menyikapinya.
Kekalahan dalam hidup kita, bisa memberi kita "inspirasi" atau malah "keputusasaan". Bagi mereka yang yang termasuk kelompok “Quitters” – orang-orang yang mudah menyerah – kekalahan dalam kehidupan seringkali menjadikan mereka semakin terpuruk dalam kemalangan.
Namun tidak demikian bagi mereka yang termasuk kelompok “Climbers” – orang-orang yang selalu optimis dan berpikir positif – mereka dapat memberi makna pada setiap kekalahannya dalam kehidupan untuk terus bersemangat kerja sampai benar-benar mendapatkan apa yang mereka inginkan. Termasuk kelompok manakah diri Anda ?
Berikanlah makna pada setiap kekalahan, dan transformasikan menjadi sesuatu yang lebih berharga. Pertumbuhan kepribadian kita seharusnya adalah proses merespon setiap masalah, kesulitan, kekalahan dan perubahan secara positif. Evaluasi kekalahan yang kita terima, kemudian lakukan perubahan melalui cara-cara yang lebih baik untuk meraih kemenangan. Persiapkan diri anda menghadapi masa depan yang lebih berarti.
Bukankah sebuah batu yang awalnya tak berharga akan dapat menjadi sesuatu yang amat berharga bila kita gosok. Begitu juga diri kita, hidup kita, kita tak akan pernah menemukan potensi dalam diri kita, kalau tidak pernah kita mencobanya. Jangan pernah bilang kita bisa sukses tanpa melewati kekalahan-kekalahan. Jangan pernah bioalng kita dapat berhasil tanpa melalui perubahan-perubahan.
Bukankah mempersiapkan diri dari sekarang akan lebih baik dari pada hanya menunggu datangnya masa-masa sulit dalam kehidupan kita ?. teruslah berjuang untuk meraih kemenangan.
[Source : andriewongso.com]
Kegagalan Cinta Picu Depresi
Salah satu yang dapat memicu depresi adalah berada dalam suatu kehidupan cinta yang tidak jelas, seperti terungkap dalam sebuah penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat. Penelitian yang dilakukan selama lebih dari 30 tahun terhadap sejumlah orang yang mengalami depresi berat tersebut ternyata diakibatkan karena kekurangpuasan mereka terhadap kehidupan percintaannya. Selain itu orang-orang yang memiliki masalah serius dengan pasangannya cenderung mengalami gejala depresi yang parah.
Lain lagi dari dalam negeri. Sebuah berita mengejutkan datang dari Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Lawang di kota Malang, Jawa Timur. Dari data pasien yang menghuni RSJ tersebut, mayoritas pasien yang berumur di atas 20 tahun ternyata mengalami depresi yang diakibatkan oleh masalah percintaan.
Maka dari itu, jangan meremehkan gejala depresi karena hal tersebut merupakan penyakit serius yang dapat mempengaruhi jiwa sekaligus tubuh Anda. Bila Anda mengalami masalah dalam percintaan, ambillah hikmah positifnya daripada harus terus menangis meratapi kegagalan cinta Anda. Depresi juga dapat dikelola dengan baik apabila Anda tahu tanda-tandanya, sehingga terhindar dari keterpurukan lebih jauh.
Selain itu, peran lingkungan serta keluarga juga dapat turut mempengaruhi kesembuhan akibat depresi tersebut. Cobalah untuk berbagi dengan orang-orang terdekat Anda dan tanyakan cara menangani masalah yang Anda alami. Sediakan juga sedikit waktu setiap hari untuk melakukan relaksasi agar mengalihkan ketegangan dan kecemasan yang dialami. Bila Anda memiliki anggota keluarga atau teman yang mengalami depresi, ingatkan bahwa Anda peduli padanya untuk mengurangi dampak depresi seperti perasaan terasingkan (terisolasi). Dengan demikian, penderita depresi akan memiliki motivasi untuk segera kembali pulih.
[Source : melindacare]
Gagal itu Baik
“ Udah Lip, gue nggak ada harapan lagi. Gue gagal”. Masih teringat dalam ketika ada seorang teman dekat mencurahkan isi hatinya tentang target indeks prestasi (IP) yang gagal dicapai pada semester ini. Raut mukanya yang kusam seolah-olah menyiratkan depresi sera stress yang cukup berat. Kontras dengan teman saya yang lain, meskipun sama-sama gagal dengan target IP-nya, raut wajahnya berbeda. Terlihat memancarkan aura positif yang menunjukkan rasa semangat dan percaya diri. Ketika ditanya tentang kondisi akademiknya, ia menjawab dengan nada sedikit geram tapi tetap tersenyum optimis. “Iya Lip gue nggak lulus. Salah kemaren strategi belajarnya. Gue akan perbaiki lagi di semester depan.”
Di atas adalah dua contoh bagaimana seseorang merespon sebuah kegagalan. Yang satu merespon dengan pesimis seolah-olah semua sudah berakhir, sehingga cenderung stress dan depresi, sedangkan yang kedua merespon sebuah kegagalan sebagai sesuatu yang biasa saja dan menjadikannya sebagai momen pembelajaran. Dalam hidup tentunya ada cerita kesuksesan dan cerita kegagalan. Sukses dan gagal ibarat dua sisi koin yang tidak dapat dipisahkan. Seseorang yang menginginkan kesuksesan harus siap menghadapi kemungkinan terjadi kegagalan. Ini wajar. Seorang pemenang mengenali konsep ini dengan baik. Ia akan bekerja keras untuk mencapai cita-citanya, tak peduli seberapa besar rintangan menghadang. Dan ketika rintangan tersebut menghalanginya sehingga terjadi kegagalan, ia tidak patah arang, malah hal itu menjadi pelecut agar bisa menjadi lebih baik. Pemenang sejati membutuhkan banyak gagal untuk menjadi sukses karena kegagalan yang ada dijadikan sebagai pelajaran agar tidak terulang lagi di masa depan. Inilah yang dilakukan oleh orang-orang sukses seperti Nabi Muhammad SAW, Thomas Alfa Edison, Soichiro Honda, Abraham Lincoln, dan tokoh sukses lainnya.
Kegagalan adalah keniscayaan. Seperti sebuah hukum alam bahwa siapa saja yang tidak menyempurnakan dengan baik usahanya maka bisa dipastikan akan terjadi kegagalan. Ini sesungguhnya memberikan kita pelajaran akan sebuah jalan kesuksesan. Tergantung bagaimana meresponnya. Berikut adalah dua cara positif dalam menyikapi sebuah kegagalan:
1. Gagal kita butuhkan sebagai sebuah pembelajaran agar tidak terulang di masa mendatang
Ini mengingatkan saya akan sebuah perjuangan seorang Abraham Lincoln dalam meraih kursi presiden Amerika Serikat. Tahun 1831 mengalami kebangkrutan dalam usahanya. Lincoln menderita kekalahan dalam pemilihan tingkat lokal pada tahun 1832. Pada tahun 1833, Ia kembali bangkrut. Kemudian disusul Istrinya yang meninggal dunia pada tahun 1835. Tahun 1836, Lincoln mengalami tekanan mental yang sangat berat dan hampir saja masuk rumah sakit jiwa. Kalah dalam suatu kontes pidato pada tahun 1837. Tahun 1840, gagal dalam pemilihan anggota senat AS. Kekalahan untuk duduk di dalam kongres AS pada tahun 1842. Tahun 1848, lagi-lagi kalah di kongres. Pada tahun 1855, Lincoln kembali gagal di senat. Tahun 1856, kalah dalam menduduki kursi wakil presiden. Tahun 1858 kalah lagi di senat. Hingga akhrinya pada tahun 1860, Abraham Lincoln berhasil menjadi presiden Amerika Serikat. Sebuah kegigihan yang menakjubkan dan menunjukkan bahwa kegagalan bukanlah sebuah masalah atau beban yang berat tapi momen pembelajaran agar bisa lebih baik di masa mendatang.
2. Gagal dalam melakukan sesuatu yang berguna adalah lebih baik dari pada tidak melakukan apapun
Seseorang yang tidak melakukan apapun untuk meraih cita-citanya merupakan pecundang yang hanya bisa berkhayal. Ia sudah menyerah terlebih dahulu ketika rintangan menghadang. Pikirannya tentang masalah lebih besar dari pada masalah yang sesungguhnya. Ini yang membedakan dengan seorang pemenang, meskipun masalah menghadang, ia tidak lari menghindar tapi dihadapi dengan penuh semangat. Tidak peduli hasil akhirnya akan seperti apa karena sadar bahawa apapun yang terjadi akan meningkatkan kualitas hidupnya.
Dengan dua cara pandang di atas, maka mulailah bergerak dari sekarang. Tak perlu khawatir dengan rintangan dan bayangan kegagalan di depan. Bila Allah SWT menakdirkan di perjalanan kegagalan terjadi, maka kita terima dengan senyum penuh percaya diri dan berkata layaknya sebuah jargon di sebuah iklan detergen “gagal itu baik”.
[Source : ssdk.itb.ac.id]
Kekalahan
Setiap orang pasti pernah mengalami kekalahan dalam hidupnya. Entah kalah dalam suatu kompetisi, kalah dalam bersaing, atau bahkan kalah dalam meraih cita-cita pribadi. Keadaan kalah bagaikan suatu posisi terendah dan terasa pahit.
Sebagai contoh ada seorang gadis yang sangat menggeluti dunia tarik suara, menyanyi adalah dunianya, hobinya, dan bakatnya. Suatu ketika ia mengikuti lomba vokal. Ia sangat berharap dan bersungguh-sungguh dalam mengikuti kompetisi tersebut. Namun hasil akhirnya tidak seperti yang ia harapkan, ia tidak berhasil memenangkan lomba tersebut. Atau ada seorang pemuda yang berambisi meraih prestasi cemerlang dalam kampusnya, ia bercita-cita untuk dapat lulus cum laude untuk membahagiakan kedua orang tuanya. Namun, setelah ia perjuangkan, ternyata hasil akhirnya hanya kurang sedikit dari indeks yang ditentukan. Atau kekalahan dalam seleksi murid teladan, kekalahan dalam seleksi penerimaan kerja, dan lain-lain. Dalam keadaan seperti itu, kadang orang merasa kecewa, marah pada diri sendiri, sedih, dan putus asa.
Mungkin Anda pernah mengalami keadaan kalah seperti itu? Saat itu dunia seakan membelakangi Anda. Berhari-hari mungkin Anda malas keluar rumah, malu bertemu dengan teman-teman, bahkan malas untuk mengerjakan sesuatu. Mengapa hal itu Anda lakukan? Karena Anda merasa marah dan protes pada keadaan. Merasa dunia tidak adil pada Anda.
Tapi adakah Anda sadari? Sementara keadaan yang Anda protes itu ternyata tak menggubris rajukan Anda. Matahari tetap muncul dan tenggelam seperti biasa. Hanya karena Anda sedang sedih dan merana, matahari toh tidak otomatis mengucapkan belasungkawa, lalu dengan perhatiannya ia mau sejenak terbit terbalik muncul dari barat dan tenggelam di timur. Ketika ini benar-benar terjadi mungkin Anda merasa gembira dan seakan ditemani.
Atau jika seluruh penduduk dunia kaget ada kejadian tersebut menimpa Anda, mereka pasti bertanya-tanya, ada apa ini? ‘’Ooo ternyata si pemuda X yang sedang kuliah di univeritas Z sedang murung karena gagal meraih gelar cum laude saat kelulusannya hanya gara-gara kurang sedikit angka.” Betapa senang kalau hal itu benar-benar terjadi. Seolah perhatian dunia tertuju pada Anda. Tapi nyatanya tidak. Tak peduli apakah Anda tidak keluar berhari-hari atau keluar rumah dengan mata bengkak karena kekalahan yang menyakitkan itu, ayam tetap berkokok seperti biasa, ibu-ibu penjual sayur tetap menyiapkan dagangannya seperti biasa, dan petani tetap saja pergi ke sawah untuk bekerja. Mereka sama sekali tidak pernah tahu kekalahan Anda. Dan mereka tidak ambil pusing dengan apa yang Anda alami.
Pendek kata, sebetulnya tidak ada yang peduli dengan urusan kita, termasuk masalah kekalahan, kemarahan, kejengkelan, kedengkian kita, kecuali diri kita sendiri. Kita terlalu serius pada urusan diri sendiri sementara orang lain juga pasti terlalu sibuk dengan urusan mereka. Begitulah memang manusia, ia hanya fokus pada masalah yang dihadapinya saja, kadang melupakan apa yang ada di sekelilingnya. Maka jika kita menyangka bahwa orang lain sibuk mengurus urusan kita termasuk kekalahan kita, itu adalah sebuah kekeliruan. Tetapi keliru dalam berprasangka itulah yang diteruskan hingga hari ini.
Misalkan lagi, jika seorang caleg suatu partai gagal meraih suara, sementara segala tenaga dan materi telah ia kerahkan, kekalahan yang terjadi memang pahit, langit memang terasa runtuh. Tetapi, perlu ditinjau kembali, sebenarnya langit siapakah yang runtuh? Langit yang runtuh itu hanyalah langit si kalah tadi. Tentunya langit yang asli masih baik-baik saja. Si caleg ini merasa orang di seluruh dunia tengah menyorakinya dan mengejek kegagalannya. Padahal tidak, jangankan untuk menyoraki, tahu nama caleg tersebut saja warga dunia ini tak punya waktu. Tapi karena dalam pikiran si kalah tadi ia menyangka semua orang tengah gembira melihat si kalah itu kecewa dan malu, maka tergeraklah pikiran negatif orang yang merasa kalah tersebut untuk menyalahkan keadaan. Ia kemudian menyalahkan daftar pemilih yang bermasalah, menyalahkan KPU yang dianggapnya bekerja tidak becus, mengobrak-abrik Kantor KPU sampai hendak memboikot hasil pemilu yang menurutnya salah.
Padahal sesungguhnya yang sebenarnya menyoraki kekalahan itu tidak ada. Kalau pun ada jumlahnya paling sedikit saja. Penyorak terbesar pasti diri kita sendiri. Yang membuat diri ini menjadi sangat DOWN adalah diri kita sendiri. Yang mengejek diri ini tidak berharga hanya dengan kekalahan kecil ini adalah diri kita sendiri. Untuk itu, kenapa kita butuh menyalahkan dunia seisinya untuk sakit hati atas kekalahan ini.
Pernahkah terlintas dalam benak Anda yang pernah merasa kalah bahwa kekalahan ini bukan bersumber dari orang lain? Ketika mengalami kekalahan kebanyakan orang tidak mau mengakui kemenangan lawan, untuk menghargai keputusan dewan juri, apalagi mengoreksi diri sendiri. Ketika dalam posisi kalah itu yang muncul adalah tudingan yang seluruhnya mengarah ke pihak lain. Apakah itu berupa pikiran bahwa: juri itu pasti kena suap, si pemenang pasti cuma beruntung, sistem penilaiannya yang tidak becus, atau keadaan yang tidak adil.
Pernahkah terpikir oleh Anda bahwa kekalahan yang terjadi itu karena mutu vokal Anda yang belum baik atau lagu yang Anda bawakan itu buruk? Atau karena belajar Anda kurang giat? Atau karena Anda memang belum memiliki pribadi yang baik sebagai caleg untuk pantas dipilih oleh rakyat? Mungkin Anda sendiri tidak tega untuk menyalahkan diri Anda sendiri. Jika Anda sudah mengoreksi kesalahan Anda sendiri dalam kekalahan maupun kegagalan yang terjadi, kejadian kecewa yang berlebihan tentu tidak akan terjadi. Bangkitlah! Kekalahan hanya sebagian kecil dari jutaan masalah di dunia ini. Ingat, bukan Anda saja yang memiliki masalah. Jika kita melihat ke bawah, banyak sekali orang yang memiliki kesusahan dalam hidup, bukan hanya masalah kecil kekalahan. Syukuri apa yang Anda miliki, bangkitlah dari kegagalan, dan Anda akan hidup bahagia.
[Source : ssdk.itb.ac.id]
28 March 2011
Memahami Makna Cinta
Pengertian cinta itu sendiri sulit dibedakan batasan ataupun pengertiannya, karena cinta merupakan salah satu bentuk emosi dan perasaan yang dimiliki individu. Dan sifatnyapun subyektif sehingga setiap individu akan mempunyai makna yang berbeda tergantung pada penghayatan serta pengalamannya.
Jenis-Jenis Cinta menurut Kelly dalam buku kesehatan reproduksi remaja membagi cinta itu menjadi 3 jenis yaitu:
1. Cinta karena nafsu
Yaitu cinta yang mengakibatkan hubungan antar dua orang tidak terkontrol lagi, emosi sangat menguasai akal sehat seseorang sehingga perilaku seolah terjadi secara spontan untuk menjawab rangsangan emosi yang berlebihan
2. Cinta pragmatis
yaitu cinta terjadi keseimbangan antara dua orang, ada rasa suka dan duka, serta adanya timbal balik.
3. Cinta altruistik
biasanya terjadi pada seorang ibu kepada anaknya, cinta ini disertai kasih sayang yang tidak ada batasnya.
Cinta itu berada pada ranah emosional dan rasional. Cinta emosional ini datang dan pergi tanpa diprediksi,misalkan: aku mencintaimu pada pandangan pertama, meski aku tak bahagia bersamanya aku tetap mencintainya dll.
Ciri-ciri cinta emosional
- Adanya perasaan yang sangat kuat, normalnya diarahkan pada lawan jenis, dimana yang ada pada pikiran serta hati adalah bayangan kekasihnya
- Adanya egoisme, biasanya ada harapan-harapan bahwa kekasihnya adalah ideal yang ada dipikirannya dan merasa kecewa kalau kekasihnya berbeda dengan apa yang ia harapkan
- Cinta emosional mengandung unsur erotisme,yang biasanya ingin mengungkapkan rasa cintanya dengan berpegangan tangan, berpelukan dll. Sedangkan cinta rasional tidak didominasi oleh perasaan yang kuat tetapi lebih pada akal pikiran. Cinta rasional ini biasanya tidak peduli apakah perasaannya kepada seseorang yang dikuasai ini dibalas atau tidak, karena ciri utama dari cinta ini adalah memberi tanpa pamrih dan tanpa syarat.
Reaksi Psikologis Dan Fisiologis Pada Saat Muncul Cinta
Ketika orang lagi kasmaran, maka dalam tubuhnya akan memproduksi hormon Phenthylamine ( PEA), efeknya adalah terjadi peningkatan suhu tubuh, gula dan tekanan darah, denyut jantung akan lebih cepat dan berkeringat, orang tersebut juga menjadi penasaran, salah tingkah, bergairah (bersemangat), dan gembira.
Tanda- tanda Cinta
Cinta merupakan hal yang sangat subyektif, satu orang dengan orang lainnya akan memaknakan secara berbeda. Namun ada tanda-tanda yang menunjukkan adanya perasaan cinta:
1. ada unsur keterkaitan dan kekaguman
biasanya cinta didahului oleh rasa ketertarikan dan kekaguman, baik itu karena penampilan fisik, sifat, kemampuan atau materi. Hal mana yang menjadikan seseorang itu tertarik tiap orang itu berbeda-bada.
2. teringat terus dalam ingatan
perasaan cinta membuat bayangan tentang orang yang dicintainya selalu ada dalam ingatan.
3. adanya pengorbanan
perasaan cinta menimbulkan perasaan ingin berbuat apa saja yang dapat membahagiakan dan menyenangkan orang yang dicintai
4. adanya ketertarikan seksual
biasanya muncul rasa ingin selalu bertemu serta keinginan untuk bersentuhan secara fisik
Cinta Pada Pandangan Pertama
Cinta pada pandangan pertama ini baru pada tahap persona pada ketertarikan fisik saja. Cinta ini digolongkan dalam passionate love yang ditandai oleh rasa rindu yang hebat untuk bertemu. Ketertarikan pada pandangan pertama ini bisa berubah dan berkembang menjadi cinta, tapi harus diikuti oleh proses selanjutnya yaitu perkenalan dan penjajakan.
Beda Cinta Dan Sayang
Biasanya masyarakat membedakan cinta ini lebih pada lawan jenis (pacar atau suami), sementara sayang itu berlaku secara umum (orang tua, saudara)
Dampak Cinta Dalam Kehidupan Remaja
Cinta merupakan hal yang normal, bahkan remaja seringkali bertanya-tanya apakah dirinya normal. Cinta juga menambah keceriaan dalam kehidupan manusia dan penuh dengan nuansa emosi dan perasaan (benci, sedih, sayang, rindu, kesal dll).
Dampak cinta itu sendiri adalah:
- merubah perilaku yang progesif. Perasaan cinta kadang memotifasi seseorang untuk bertingkah laku lebih baik
- perubahan perilaku regresif yaitu perasaan yang selalu tergantung pada orang lain
- belajar mengenal dan menerima orang lain ( kelebihan dan kekurangan serta perbedaan yang ada)
- banyak berfantasi (melamun)
Cemburu
Cemburu biasanya diperlihatkan oleh seseorang pada saat seseorang merasa perhatian pasangannya beralih kepada yang lain. Cemburu biasanya merupakan tanda cinta bersyarat dan egoisme, tanda kurang percaya diri dan penghargaan diri.
[Source : PKBI Jogjakarta]
Kekerasan dalam Pacaran
Pada umumnya, sangat sedikit masyarakat yang tahu adanya kekerasan yang terjadi dalam pacaran, karena sebagian besar menganggap bahwa masa pacaran adalah masa yang penuh dengan hal-hal yang indah. Ini adalah salah satu bentuk ketidaktahuan masyarakat akibat kurangnya informasi dan data dari laporan korban mengenai kekerasan tersebut.
Kekerasan Dalam Pacaran yang sebagian besar korbannya adalah perempuan ini sering diakibatkan adanya ketimpangan antara laki-laki dan perempuan yang dianut oleh masyarakat luas pada umumnya.
Perempuan menurut pandangan laki-laki biasanya dianggap sebagai makhluk yang lemah, penurut, pasif, sehingga menjadi alasan utama terjadinya perlakuan yang semena-mena.
Kekerasan Dalam Pacaran yang sering terjadi biasanya terdiri atas beberapa jenis misalnya serangan fisik, mental, ekonomi, psikologis dan seksual. Secara rinci adalah sebagai berikut:
Dari segi fisik misalnya memukul, menendang, ataupun mencubit, untuk segi mental biasanya, cemburu yang berlebihan, pemaksaan, dan perlakuan kasar di depan umum,” katanya.
Dari segi ekonomi, kekerasan juga bisa terjadi. Misalnya, ada pasangan yang sering meminjam uang atau barang tanpa pernah mengembalikan.
Dari segi psikologis misalnya bila pacarmu suka menghina kamu, selalu menilai kelebihan orang lain tanpa melihat kelebihan kamu, , cemburu yang berlebihan dan lain sebagainya
Sedangkan dari segi seksual adalah pasangan yang memaksa pasangannya untuk melakukan hubungan seksual, pemerkosaan dlsb.
Menghadapi kekerasan dalam pacaran seringkali lebih sulit bagi kita, karena anggapan bahwa orang pacaran pasti didasari perasaan cinta, simpati, sayang dan perasaan perasaan lain yang positif. Sehingga kalau pacar kita marah marah dan membentak atau menampar kita, kita pikir karena dia memang lagi capek, lagi kesel, bad mood atau mungkin karena kesalahan kita sendiri, sehingga dia marah.
Hal klasik yang sering mucul dalam kasus kekerasan dalam pacaran adalah perasaan menyalahkan diri sendiri dan merasa “pantas” diperlakukan seperti itu. Pikiran seperti “ah mungkin karena saya memang kurang cantik, sehingga dia sebel”, atau “ mungkin karena saya kurang perhatian sama dia” , “ mungkin karena saya kurang sabar” dan lain lain, sehingga dia jadi “ketagihan” merendahkan dan melakukan terus kekerasan terhadap pasangannya.
[Source : belajarpsikologi]
President Obama whiffs on Final Four
Like millions of other fans around the country, Obama lost his last Final Four team -- and his national champion -- when top-seeded Kansas was stunned by Virginia Commonwealth in the Southwest Regional final Sunday.
Obama picked all four No. 1 seeds to reach the Final Four in Houston, but Pittsburgh, Ohio State, Duke and Kansas have all been eliminated during a wild NCAA tournament filled with upsets.
No. 8 seed Butler will play 11th-seeded VCU in one national semifinal Saturday. No. 3 seed Connecticut faces fourth-seeded Kentucky in the other one.
Obama filled out a bracket for ESPN for the third straight year. He is in the 94th percentile out of 5.9 million brackets submitted on ESPN.com.
[Source : msn.foxsports.com]