Share Info

19 March 2011

Mengapa Takut Mengungkapkan Perasaan

“Setialah kepada perasaan anda, karena itulah sumber terbesar orisinalitas manusia yang terkuat”, demikian E.W. Scripps bertutur.

Kedirian kita adalah cerminan ekspresi rasa. Hari ini ketika anda tertawa, termenung, diam, bahagia, jatuh cinta atau bahkan sebel, gemas dan benci, itu adalah semburat rasa. Anda tidak perlu takut lantaran serbuan pembohongan mitos kemacoan. Perasaan itu bukan wilayah gender. Perasaan itu universal dan original. Tidak usah dikebiri, dia akan muncul sendiri. Tidak usah disembunyikan karena ia akan membangunkan. Ia akan mementaskan apa adanya kita.

Anda bisa menutupi rasa. Anda bahkan bisa bersandiwara. Tetapi perasaan itu tetap mencari jalan. Nah, tiba-tiba anda merasakan sekujur tubuh sakit. Kepala pening. Jantung berdegup keras. Lantas anda ke dokter hanya sekedar menampik gejolak rasa. “Psikosomatis!” ultimatum dokter. Anda terperanjat. Ternyata perasaan tidak bisa kita bebat. Hidup itu akan lebih brasa dan brasa lebih bila diberikan saluran.

Ungkapkanlah perasaan. Itulah diri kita. Orisinalitas itu mahal. Orang lain akan membeli yang orisinalitas. Orang bisa saja dikadali kemunafikan diri. Barang palsu. Itu sementara. Kelanggengan hubungan terwujud lewat perjumpaan keaslian pribadi. Meski ketika kita menggelar rasa, orang lain berburuk sangka. Biarkan. Toh akhirnya mereka akan mengakui siapa, mengapa, bagaimana dan dimana kita.

Kalau anda jatuh cinta mengapa tidak mengakuinya? Dengan mengakuinya anda akan berada dalam kejelasan. Diterima atau ditolak. Bila diterima rayakanlah. Bila ditolak, rangkullah. Perasaan sakit, tertolak dan benci itu baik. Itu sinyal. Warning. Bahwa perasaanpun memiliki kerentanan sehingga perlu dilatih kekuatannya. Dus menolong kita bergantung pada Tuhan untuk memperkuat dan mendewasakan perasaan kita. Tatalah rasa. Bila tidak, sakit, tertolak dan benci bisa menjadi malapetaka. Andalah pemegang kendali atas perasaan anda. Bila tidak sanggup. Datanglah pada-Nya. Ia menyanggupkan apa yang tidak sanggup kita lakukan. Mau menikmati brasanya hidup? Kelolalah rasa anda.

[Source : bingkisanjiwa.wordpress]

0 Comment:

Post a Comment

Silahkan anda meninggalkan komentar yang tidak berbau SARA

Link Exchange

Copy kode di bawah ke blog sobat, saya akan linkback secepatnya

Berbagi Informasi

Sport

Translate

Blog Archive

Pageviews last month