Share Info

31 March 2011

Ketenangan Jiwa

by : Erwin Arianto

Barangkali adalah merupakan peristiwa yang sangat dinanti-nantikan, ketika harus menunggu kehadiran sesosok bayi mungil nan lucu. Angan-angan untuk selalu bisa menatap wajahnya adalah impian setiap calon ayah.

Menatap sikecil tercinta yang baru lahir, kembali melihat sesosok bayi kecil yang bahagia dengan ketidak berdayaan yang dimilikinya, pasrah dengan apa yang terjadi, karena mereka tidak memiliki daya dan upaya dalam melakukan apa yang mereka inginkan. dalam sosok kecil bayi kita melihat adanya sebuah ketenangan jiwa yang menyebabkan kebahagian bagi dirinya sendiri dan orang di sekitarnya.

Ketenangan jiwa adalah sumber bagi kebahagiaan. Seseorang individu tidak akan mengalami perasaan yang bahagia ketika jiwanya tidak tenang atau gelisah. Hakikat perjalanan hidup yang kita jalani, Semakin kita melangkahkan kaki dalam kehidupan semakin banyak masalah yang datang dan pergi.Karena banyaknya persoalan kehidupan yang menyebabkan manusia merasa bimbang, resah dan gundah.

Secara logikanya, apabila berhadapan dengan banyak persoalan dan tanggungjawab yang perlu diselesaikan tentulah menyebabkan seseorang sukar untuk mempunyai jiwa yang tenang. Bagaimanakah kita bisa memiliki ketenangan jiwa membawa kebahagian, banyak orang kesulitan merasa bahagia, meskipun badannya sehat, secara meteri berkecukupan, dan keluarganya lengkap. bahagia atau sengsara sebetulnya berasal dari diri sendiri. Pada dasarnya semua kejadian di dunia (termasuk perilaku orang lain dan peristiwa yang tak terduga) adalah netral. Manusia yang dikaruniai pikiran punya kebebasan untuk menilai apakah suatu kejadian itu negatif atau positif. Ketidak bahagiaan terjadi karena kita belum bisa mengambil hikmah dari suatu kejadian, akibatnya diri kita sendiri yang menderita, meskipun kejadian yang memicunya sudah berlalu.

Ketenangan jiwa melahirkan sebuah kebahagian yang murni, seseorang yang memiliki ketenangan jiwa mereka tegar dan mantap menghadapi segala permasalahan hidup yang ada. Ketenangan jiwa tidak akan bisa kita miliki jika kita memiliki prasangka buruk, atau selalu berfikiran negatif. Diantara emosi negatif yang sering menjadi penyebab sulitnya merasa bahagia atau jiwanya tidak tenang adalah :

* Rasa dendam, marah, benci, sakit hati kepada seseorang.
* Merasa ingin "protes" kepada Tuhan
* Tidak bisa menerima takdir / kejadian pahit di masa lalu.
* Tidak bisa memaafkan seseorang secara penuh.
* Ingin dilahirkan sebagai (ingin menjadi) orang lain.
* Selalu merasa kekurangan
* Sudah berkecukupan, tapi selalu takut jatuh miskin, takut bangkrut / dipecat
* Dan fikiran negatif lainya

Ketenangan jiwa yang melahirkan kebahagian berawal dari kepasrahan total manusia terhadap sang pencipta, menerima apapun yang telah dimilikinya, dan semangat untuk memperbaikinya bukan mengubah sesuatu yang tidak mungkin. Kebahagiaan dan ketenangan yang hakiki tidak menghampiri manusia yang tidak mengenal dirinya dan tidak mengenal Tuhannya. Betapapun kaya orang itu, betapapun berkuasa orang itu. Kita harus yakin bahwa kehadiran kita di dunia bukanlah suatu yang sia-sia. Ketenangan jiwa tidak sejalan dengan ketakutan. Selama kita khawatir, kita tidak akan bisa melihat ketenangan jiwa yang ada di sekitar kita. Ketakutan cenderung membuat kita melakukan hal yang justru menjauhkan kita dari ketenangan jiwa itu sendiri.

Belakangan ini banyak sekali orang yang berada dalam ketakutan. Ketakutan muncul ketika kita tidak mau melepaskan kontrol akan apa yang akan terjadi. Hal ini dapat mendorong kita untuk melakukan sesuatu yang justru akan menjatuhkan kita ke hal yang kita takuti tersebut. Maka bila anda tertimpa musibah yang perlu anda lakukan pertama adalah menemukan ketenangan jiwa anda, lalu kemudian kemungkinan pemecahan masalah akan keluar secara otomatis dalam benak anda, jika tidak ada ketenangan dalam jiwa anda, maka yang terjadi mungkin anda akan menambah masalah anda sendiri.

Dalam hal ini anda bisa mencoba beberapa cara untuk mendapat ketenangan jiwa;
1. Selalu Teguh dan Percaya Kepada Tuhan YME
2. Tidak memaksakan diri di luar batas kemampuan.
3. Ringan tangan, suka menolong, dan dermawan . Tidak melihat diri. Tidak melihat apa yang telah dia keluarkan bagi orang lain. Bermanfaat bagi orang banyak.
4. Lapang dada, jauhkan hati dari dengki, iri hati, dendam, takabur, prasangka buruk, dan semacamnya.
5. Berlaku santun dan tidak tergesa-gesa. Terburu-buru dan reaktif terhadap situasi yang mengelilinginya merupakan tanda ketidaktenangan jiwa. Dengan berfikir jernih, terencana, dan tidak gegabah, jiwa menjadi tenang.
6. Menambah ilmu. Wawasan menjadi luas, tidak berpikiran sempit.
7. Menerima terhadap pembagian yang diterimanya.
8. Sabar dan tegar menerima ujian.
9. Meyakini di balik ujian ada pelajaran dan setelah kesusahan pasti ada kegembiraan.
10. Hidup Bersosialisasi dengan masyarakat sekitar. Penelitian menyatakan hidup mengisolir diri atau individual adalah sumber berbagai penyakit kejiwaan
11. Memperbanyak teman, melenyapkan permusuhan.
12. Ulet, tekun, konsisten, teguh memegang prinsip, dan bersungguh-sungguh. Tangguh.
13. Tidak mengemis kepada orang lain
14. Menjauhi Utang
15. Optimis & Selalu berpikir positif. Percaya diri. Tidak berputus asa. Pantang menyerah. Ibarat dian yang tak kunjung padam. Betapapun rintangan menghadang. Sebab, optimisme tanpa kerja keras tak ubahnya mimpi.

Dalam mencari ketenangan jiwa kita juga harus bisa menyeimbangkan antara Hati dan Akal. Adapun hati, ia melampaui dimensi ruang dan waktu, seringkali hati bersikap irasional, namun kerapkali pula ia terbukti benar jika kita melakukannya. Kebanyakan kita saat ini cenderung menafikan hati karena mereka beranggapan kebenarannya tidak dapat diverifikasi. Persoalan yang kita hadapi (termasuk saya) terkadang rasio masih mendominasi hati. Kita sangat rasional, sehingga pertimbangan-pertimbangan faktual yang kita tengah pikirkan mengkhawatirkan kemampuan kita sendiri. Rasio kita yang rasional-logis tidak yakin bahwa kamu dapat bertahan di tengah persaingan atau kerasnya kehidupan.

Hanya saja, ketika rasio dengan pertimbangan-pertimangan rasional dan logisnya—menyimpulkan bahwa kita TIDAK MUNGKIN bertahan, atau MUSTAHIL mencapai apa yang kita inginkan, bisa jadi itu akan membuat jiwa kita lelah, lemas, putus asa, dan menyesali hidup. Kita mungkin menyesali dilahirkan sebagai kita. ‘Seandainya aku terlahir kembali, aku ingin menjadi ….,’ khayal kita sambil mengingat-ingat seorang tokoh idola, atau orang yang kita anggap sukses secara sosial, ekonomis, atau genetis—menurut ukuran positivisme. Meskipun, tentu saja, kalau kita terlahir kembali dengan ‘aku’ yang kita inginkan, kita akan mempunyai ribuan persoalan baru yang berbeda dengan ‘aku’ yang dulu, yang juga akan membuat kita gelisah.

Di sinilah peran hati mengisi ketidakberdayaan rasio. Ketika kita menyeimbangkan hati agar kita bersedia, rela, ikhlas, dan mampu mengembalikan kekuatan maksimum rasio yang pada akhirnya tak berdaya kepada Tuhan, karena hanya hatilah yang mampu melihat hal-hal yang tidak dapat dibaca rasio. Cara hati bekerja adalah MEMPERCAYAI, dan MEYAKINI, sedangkan rasio bekerja dengan MEMBUKTIKAN. Kepercayaan dan keyakinan diasah melalui apa yang telah sudah kamu kerjakan. Hati yang terasah dengan baik akan menghasilkan kepasrahan dan keyakinan ntinya adalah pasrah, tawakal, jangan berhenti berharap.

Demikian pemaparan yang saya dapatkan ketika melihat kepasrahan bayi, yang membuat ketenangan pada jiwanya, yang akan membawa kita menuju suatu kebahagian hidup, bukan pada melimpahnya harta, kekuasaan, jabatan. Tapi kita tidak pungkiri banyak jiwa-jiwa manusia yang resah dan tidak tenang, dan berujung kepada ketidakbahagiaan hidup. Bagaimanapun juga ini adalah sebuah pemaparan pribadi bukan pembentukan opini publik, karena saya hanya mempelajari dari gerak dan keberadaan putri saya yang baru lahir, dan bagaimanapun semua kembali berpulang kepada kebebasan anda untuk berfikir sesuai dengan tuntunan rasio dan hati anda, semoga tulisan ini dapat sedikit membawa inspirasi bagi kehidupan kita yang lebih baik.

[Source : wikimu.com]

0 Comment:

Post a Comment

Silahkan anda meninggalkan komentar yang tidak berbau SARA

Link Exchange

Copy kode di bawah ke blog sobat, saya akan linkback secepatnya

Berbagi Informasi

Sport

Translate

Blog Archive

Pageviews last month