Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kementerian Agama, Slamet Riyanto, sampai kesulitan untuk berkata-kata saat diminta tanggapan atas kasus kriminal yang dilakukan WNI selama musim haji 2010.
Slamet menceritakan, tidak cuma jemaah yang menjadi korban, bahkan stafnya yang mendampingi dirinya juga menjadi korban.
“Saya tidak enak untuk bicara sebenarnya. Ini di negeri orang, dan ternyata pelaku kejahatan itu ternyata orang Indonesia sendiri,” kata Slamet saat berkunjung ke Panitia Penyelenggaraan Ibadah Haji (PPIH) Daerah Kerja Madinah, Ahad (31/10).
Slamet menceritakan, kantong baju stafnya digunting oleh orang tidak dikenal saat mendampingi dirinya saat thawaf di depan Ka’bah. Dan si pelaku adalah orang Indonesia sehingga Slamet pun sangat bersedih hati.
“Masya Allah, saya ngeri, miris kenapa bisa setega itu, kenapa bisa senekat itu di depan Ka’bah?” kata Slamet.
Identitas jamaah haji
Sebelumnya, 10 WNI ditangkap polisi Madinah dengan dugaan melakukan tindak kriminal penipuan terhadap jamaah. Dari 10 orang yang ditangkap polisi tersebut, 5 di antaranya pernah ditangkap Daker Madinah.
Dari investigasi diketahui, 10 orang ini beroperasi di sekitar Masjid Nabawi, di rumah makan-rumah makan sekitar masjid, dan pertokoan di daerah markaziah Madinah. Mereka menyebar dalam 5 kelompok. Untuk memperlancar aksinya, para pelaku itu memberikan kesan mereka orang yang sholeh antara lain dengan membawa tasbih di tangannya. Selain memakai tasbih, mereka juga menunjukkan identitas sebagai jamaah haji sehingga bisa masuk ke pemondokan para jamaah haji.
Komplotan tersebut merupakan WNI mukimin di Mekkah Al Mukarramah. Mereka sengaja datang ke Madinah untuk melakukan aksi kejahatannya. di tas mereka, ditemukan dokumen haji palsu dan potongan kain selubung (kiswah) Ka’bah. Setelah dilakukan investigasi mereka ditangkap dengan barang bukti sejumlah uang dan telepon seluler. [mch/pko/lp6/hidayatullah]
0 Comment:
Post a Comment
Silahkan anda meninggalkan komentar yang tidak berbau SARA