Share Info

30 October 2010

Tumbuhkan Watak Sabar dan Syukur

Oleh : Cak Cholik

Saya mempunyai seorang sahabat yang oleh beberapa teman lainnya diberi julukan sebagai “Si Pengeluh”. Pasalnya, setiap mengobrol, walaupun pada awalnya berkisar masalah ipoleksosbudhankam ujung-ujungnya pasti ada keluhan jiwa yang disampaikannya.

Tak jarang saya memberikan senthilan agar supaya dia tak terlalu sering mengumbar keluhan. ” Sampeyan kok kayaknya nggak pernah ada syukurnya sih mas. Sudah mempunyai pangkat dan jabatan, mobil ada, hape ada, anak ada, isteri ada, uang insentif dikasih, wajah ganteng, dikantor ada ac, tv, tiap pagi ada teh, kopi dan gorengan. Lha kok masih mengeluh saja tho ya. Kalau yang kayak gini mengeluh, apalagi si sersan dan kopral dibawah sana “. Biasanya dia menyambar dengan kalimat yang diawali dengan, ” Iya kamu…..”.

Saya memang suka blak-blakan sama dia karena persahabatan kami begitu dekat-begitu nyata. Bukankah teman sejati tidak hanya teman yang bisa memuji tetapi juga yang mau dan mampu mengkritiknya. Namun karena sudah hobi, keluhan jiwa masih berlanjut. Untunglah setelah pensiun kami jarang bertemu sehingga tak lagi mendengar keluhan jiwanya yang kadang memabukkan sukma.

Kalimat ” Bersabar dan bersyukurlah ” memang mudah diucapkan tetapi dalam prakteknya banyak yang kesulitan untuk mempraktekannya. Namun kalimat itu memang harus selalu ditanamkan dalam hati, diucapkan dan dilaksanakan agar menjadi kebiasaan dan menjadi salah satu watak kita.

Mari kita simak hadits berikut ini.

Ibn’ Amir menyampaikan, Muhammad Rasulullah S.a.w bersabda, ” Ada dua watak yang apabila keduanya terdapat dalam diri seseorang, maka Allah mencatatnya sebagai orang yang sabar dan bersyukur. Yakni seseorang yang apabila melihat ada orang lain lebih pintar atas dirinya dalam masalah agama, ia mengikutinya. Dan jika ia melihat orang lain lebih miskin dari dirinya, lalu ia memuji Allah atas karunia yang diterimanya. Orang seperti itulah yang dicatat oleh Allah Swt sebagai orang yang bersabar dan bersyukur ” (HR. Tirmidzi)

***

Jika yang sampaikan diatas benar maka sesungguhnya kebenaran itu datangnya dari Allah Swt dan jika salah maka itu datangnya dari diri saya sendiri

0 Comment:

Post a Comment

Silahkan anda meninggalkan komentar yang tidak berbau SARA

Link Exchange

Copy kode di bawah ke blog sobat, saya akan linkback secepatnya

Berbagi Informasi

Sport

Translate

Blog Archive

Pageviews last month