Share Info

29 October 2010

Mawar, Rusak sebelum Berkembang

Malang nian nasib Mawar (bukan nama sebenarnya), gadis ABG 17 tahun itu seolah tak henti dirundung derita. Polisi menangkapnya dengan tuduhan menjual (dalam arti yang sebenarnya) gadis-agadis ABG lainnya untuk dijadikan PSK. Di usia yang masih sangat belia Mawar sudah menjalani hidup yang sangat getir. Kini ia harus meringkuk di tahanan polisi dalam keadaan hamil 6 bulan tanpa suami. Ia tak tau pasti siapa ayah biologis dari janin yang dirahimnya.

Penderitaan Mawar diawali ketika ia masih duduk di kelas III SD di Surabaya. Di usia itu ayahnya bercerai dengan ibunya, dan ia harus kehilangan kasih sayang ayah yang meninggalkan mereka berdua. Mawar tidak tau persis kenapa ayahnya meninggalkannya. Yang ia tau ayah dan ibunya sering bertengkar, dan berujung perginya sang ayah. Ibunya hanya berkata bahwa ayahnya pergi dan tidak akan kembali.

Gadis kecil Mawar, benar-benar terpukul sepeninggal ayahnya. Sampai kelas III SD, Mawar selalu juara kelas. Tapi setelah ditinggal ayahnya, ranking sekolahnya melorot tajam. Klimaks kedua yang mendera Mawar tidak kalah hebat. Menginjak kelas V SD, ibunya mendadak meninggal dunia. Jiwa dan hati Mawar benar-benar hancur-hancuran.

Sepeninggal ibunya, Mawar ikut bibinya di Lamongan. Ia menyelesaikan SD nya di Lamongan. Kemudian ia ikut bibinya yang lain di Mojokerto. Di kota ini ia dimasukkan panti asuhan. Tapi itupun hanya sebulan, ia dikeluarkan dari panti asuhan, karena dianggap tak mau belajar dan tak mau mengaji. Kemudian dia dimasukkan SMP di Mojokerto.

Jiwa dan hati Mawar terombang-ambing tak karuan. Kasih sayang ibu dan ayah yang ia dambakan tak dijumpainya. Hatinya ingin berontak, mengapa harus menjalani semua itu. Mawar ingin marah, tapi tak tau pada siapa.

Bibinya di Mojokerto tidak sanggup menangani Mawar, akhirnya ia diserahkan pada saudaranya yang lain di Surabaya. Di Surabaya Mawar di sekolahkan di SMP XII. Tapi Mawar sudah kadung amburadul. Gadis cerdas itu sudah sulit dikendalikan dan sulit mengendalikan diri. Ia terjerembab ke situasi yang semakin sulit. Pemberontakan jiwa Mawar membawanya bergabung dengan anak jalanan.

Anak jalanan di jembatan Nginden membawa Mawar yang rapuh ke kehidupan yang lebih hancur. Ia diperkosa, kemudian digilir oleh sesama anak jalanan. Ujung-ujungnya, Mawar jadi PSK belia. Kehidupan yang kacau balau membawa Mawar bergabung dengan jaringan penjual ABG. Ia terjerumus menjadi pelaku "woman trafficking", sampai Polisi menangkapnya.

**

Penggalan kisah hidup Mawar, dituliskan di Jawa Pos hari Minggu (10/10). Kisah anak manusia yang harusnya dibantu dan difasilitasi oleh negara untuk memperbaiki hidupnya. Koran itu saya serahkan pada anak saya Dennis untuk dibaca. Saya berharap Dennis bisa mensyukuri perjalanan hidupnya sendiri.

Negara (pemerintah dan masyarakat) bertanggung jawab membantu Mawar (ada banyak Mawar-Mawar lainnya) untuk mendapatkan pendidikan dan kasih sayang. Sebab kalau tidak, kisah Mawar akan terulang dan terulang pada anak lainnya, termasuk pada janin yang sekarang di rahim Mawar. Kalau anak-anak seperti Mawar semakin banyak (bila negara tidak turun tangan), maka masyarakat kita akan semakin amburadul tak keruan.

Kini Mawar menunggu proses pengadilan. Bila Mawar dijebloskan ke penjara saja, itu tak akan mengubah hidupnya menjadi lebih baik. Mawar memerlukan bantuan untuk lepas dari jeratan situasi buruk. Ia butuh perhatian, kasih sayang, cinta yang tulus yang tidak pernah ia dapatkan.

0 Comment:

Post a Comment

Silahkan anda meninggalkan komentar yang tidak berbau SARA

Link Exchange

Copy kode di bawah ke blog sobat, saya akan linkback secepatnya

Berbagi Informasi

Sport

Translate

Blog Archive

Pageviews last month