Share Info

5 October 2010

Gaya Hidup Mewah Mengantarkan Seseorang Jadi Koruptor

Dalam kehidupan kita saat ini banyak kita temui korupsi. Saat ini gencar bangsa Indonesia melakukan pemberantasan korupsi. Tetapi anehnya semakin di brantas semakin banyak korupsi yang tumbuh. Mungkin istilahnya mati satu tumbuh seribu. Kenapa hal ini bisa terjadi karena pemerintah tidak membuat aturan yang mendasar untuk memberantas korupsi.

Apasih yang dimaksud dengan kebijakan mendasar untuk memberantas korupsi? Mungkin salah satunya adalah tidak bergaya hidup mewah atau bergaya hidup sederhana. Apa hubungan korupsi dan gaya hidup mewah? Hubungannya adalah jika seseorang bergaya hidup mewah lalu hal itu akan membuat orang lain di sekitarnya akan iri akan kemewahan yang diberikan lalu mereka berusaha dengan sekuat tenaga dan berbagai cara untuk bisa seperti orang yang memiliki gaya hidup mewah.

Tapi ironinya masyarakat Indonesia, yang pada umumnya suka memamerkan apa yang dimilikinya, di tambah memiliki gaya hidup yang mewah, hal ini menyebabkan suburnya praktik korupsi di Indonesia. Buktinya saat ini praktek korupsi sudah menggerogoti kehidupan banyak kalangan pejabat, para pegawai negeri dan swasta, sampai tinggat RT/RW. Praktik korupsi bisa terjadi, karena saat ini masyarakat Indonesia melihat orang bukan dari kepribadianya, tetapi apa yang dimilikinya dan berapa banyak harta yang dimilikinya.

Ada pepatah dari Manado yang bunyinaya "Lebih baik kalah nasi, dari pada kalah aksi" artinya walau di rumah atau kebutuhan hidup kekurangan, tetapi di luar kita harus terlihat wah.

Hal itu sungguh berbahaya. Kita bisa menghalalkan segala cara untuk mendapat kemewahan, agar bisa di pandang orang, walau dengan cara korupsi atau berhutang.

Seandainya pemerintah mau menerapkan gaya hidup sederhana, tidak dengan mobil mewah, rumah dinas yang mewah, mungkin korupsi bisa ditekan. Kita ambil contoh India. Mereka menerapkan fasilitas yang tidak mewah untuk negaranya, saat ini india bisa maju. Di luar itu kalau pejabat tidak bergaya hidup mewah berapa devisa negara bisa terselamatkan, yang selama ini pajak yang kita bayar (pajak kendaraan, pajak penghasilan, PPN/PPnBM, pajak restoran, dan berbagai jenis pajak lainya) di pergunakan untuk menghidupi para pejabat yang katanya wakil rakyat.

Semua fasilitas dan gratifikasi yang di berikan oleh rakyat lewat pajak yang diberikan di pergunakan oleh para wakil yang tidak mewakilkan untuk dapat bergaya hidup mewah, kita yang bayarin para DPR/MPR/DPD untuk jalan-jalan keluar negeri, fasilitas kendaraan mewah keluaran terbaru, fasilitas rumah dinas, fasilitas yang katanya pembahasan UU/UUD, SBY menekankan kita untuk berhemat, dan alasan ini juga di pakai dalam kebijakan saat penaikan BBM.

Kenapa selalu rakyat yang diminta berhemat, lalu apakah pejabat boleh bergaya hidup glamor? Karena kebiasaan hidup mewah yang di contohkan oleh pejabat maka hampir seluruh rakyat Indonesia melakukan gaya hidup mewah dan pamer harta atau kekayaan, di tunjang dengan maraknya pusat perbelanjaan yang memamerkan barang-barang yang eksklusif yang tidak terjangkau oleh masyarakat, sehingga untuk mendapatkan barang-barang yang eksklusif masyarakat dan pegawai rendahan melakukan korupsi atau berhutang agar mereka bisa seperti para pejabat.

Coba bayangkan kalau semua pejabat tidak bergaya hidup mewah dan tidak menghambur-hamburkan uang negara, berapa banyak pendapatan yang bisa dimanfaatkan untuk rakyat yang membutuhkan, seandainya tunjangan yang diberikan kepada pejabat yang nilainya Milyaran Rupiah dimanfaatkan membangun sekolah-sekolah yang hampir ambruk, berapa banyak sekolah yang bisa dibangun, Seandainya ongkos studi banding yang luar biasa mahalnya, di tiadakan dan di gantikan dengan pemberian benih padi gratis bukankah akan mensejahterakan petani kita

Apakah para pejabat membutuhkan mobil dinas yang harganya Milyaran, jawabanya tidak meraka bisa menggunakan produk alternatif, seharusnya yang mendapat eksklusifitas adalah rakyat bukan pejabat, karena rakyat lebih membutuhkan, lihat dan buka mata kita, berapa banyak rakyat miskin secara aktual bukan data statistik pemerintah yang telah di manipulasi, berapa banyak korban gizi buruk, berapa banyak anak-anak tidak sekolah, sebuah hal yang kontras kalau kita melongok ke gedung MPR, atau kantor-kantor instansi pemerintah, di sana kita bisa menemukan mobil plat merah yang berupa mobil mewah, mereka cuma bisa bersilat lidah, semua pejabat sama dengan penjahat.

Saya mencoba mengajak seluruh sahabat untuk tidak bergaya hidup mewah, karena hidup sedarhana lebih membawa kedamaian, dan kedamaian lebih membawa kebahagian. Dalam hal ini juga saya mengingatkan kembali kepada semua sahabat, agar dalam pemilihan-pemilihan umum kita harus memilih wakil kita dengan tepat, bukan karena dia populer atau terkenal, bukan karena seorang artis, atau pilotikus yang mapan. dan jangan juga mau memilih karena di beri uang ratusan ribu, atau baju.

Karena itu, jangan lupa apa yang kita dapat pasti ada ongkosnya, pasti ada udang di balik batu, pasti ada maksud jahat di balik muka manis yang dicitraknya, pilih yang bisa membangun rakyat, pilih yang mempunyai integritas, pilih yang mempunyai rekam jejak yang baik, kalau anda tidak menemukan tidak memilih mungkin bisa menjadi alternatif, hal ini bisa menjadi pelajaran kepada Para penjahat politik, bahwa rakyat tidak bodoh, dan rakyat Indonesia tidak mau di bodohi, dan rakyat tidak mau memilih para koruptor.

0 Comment:

Post a Comment

Silahkan anda meninggalkan komentar yang tidak berbau SARA

Link Exchange

Copy kode di bawah ke blog sobat, saya akan linkback secepatnya

Berbagi Informasi

Sport

Translate

Blog Archive

Pageviews last month