Seringkali banyak orang menganggap enteng penyebaran berita buruk. Maksudnya mungkin hanya bumbu obrolan, atau sekadar iseng, bercanda, atau sejenisnya. Akan tetapi kerap kali banyak orang salah menafsirkan apa sebenarnya yang terjadi, terlebih-lebih bagi mereka yang tak mengenal betul orang bersangkutan. Akibatnya cerita bohong dianggap benar, candaan dianggap fakta, fitnah pun menyebar ke mana-mana.
Di zaman Facebook atau Twitter seperti sekarang, fitnah seperti itu bisa dengan gampang menyebar tak terkendali. Tak ada lagi batas yang bisa dicegah. Semua bisa ditembusnya. Sudah sering kita dengar korban-korban dari fitnah yang disebar lewat jejaring sosial Internet atau bentuk publikasi lain. Mereka memanfaatkan kelengahan orang lain untuk mengeruk keuntungan secara psikologi (menutupi kesalahannya dengan menimpakan kesalahan pada pihak lain) bahkan tak sedikit yang dengan sengaja memfitnah orang lain untuk mengeruk keuntungan finansial.
Saya termasuk korban dari orang yang dengan cara mengatasnamakan diri saya mengeruk uang dari masyarakat. Si pelaku meminta investasi awal Rp 200.000 dari masyarakat dan mengiming-iminginya keuntungan berlipat dalam sekejap. Saya tidak pernah menawarkan jalan pintas seperti itu. Saya juga tak pernah terlibat dalam urusan seperti itu. Saya sudah melaporkan fitnah dan pencemaran nama baik itu ke Polda Metro Jaya. Mudah-mudahan si pelaku tak mengulanginya dan tak ada korban.
Fitnah itu bumbu sosial yang sudah ada sejak dahulu. Orangtua kita pun sudah tahu apa fitnah danakibatnya. Sampai-sampai ada peribahasa, "Fitnah itu lebih kejam dari pada pembunuhan".Itu gambaran betapa fitnah tak sekadar penyebaran berita bohong.
Netter yang Luar Biasa!
Fitnah itu seperti seseorang yang menebar kapas bantal dari atap rumah di mana angin tengah berhembus. Serat-serat kapas akan tersebar ke mana-mana karena terbawa arus angin. Tak ada orang yang sanggup mengumpulkan kembali kapas-kapas yang sudah tersebar untuk menyatukannya kembali menjadi sebuah bantal yang empuk.
Karena itu, kita memang makin dipermudah dengan perkembangan teknologi. Kita bersyukur bahwa penemuan media semacam Internet memudahkan kita untuk saling berbagi kabar baik, saling memotivasi, dan berbagi pengetahuan tanpa perlu memikirkan jarak dan waktu. Namun harus pula kita saling mengingatkan satu sama lain, untuk tidak tergoda menggunakannya sebagai sarana pelampiasan iri dan dengki, tidak senang ketika melihat orang lain sukses, juga fitnah. Lebih baik kita biasakan memelihara pikiran positif, sikap positif, dan tindakan positif. Dengan demikian kita akan menjalani kehidupan ini penuh dengan syukur, semangat, dan sukses luar biasa!
[andriewongso.com]
0 Comment:
Post a Comment
Silahkan anda meninggalkan komentar yang tidak berbau SARA