Share Info

17 September 2011

Cinta Terlarang itu Bersemi Kembali

Perceraian antara Ayah dan Ibuku yang semula menjadi mimpi buruk bagiku, berangsur-angsur mulai dapat kuterima. Dan aku akhirnya bisa mengerti mangapa ibu menuntut perceraian dari ayahku, aku juga lebih memilih ikut dengan ibu dari pada ayah yang memilki temperamen emosional, keras yang menjurus kearah kasar.

Hampir setahun lamanya ibuku menjanda, padahal di usianya yang menginjak hampir empat puluh tahun, jika tidak bisa di bilang cantik ibuku masih terlihat muda. Aku sendiri pernah menyatakan kepada ibu agar segera menikah kembali. Karena walau bagaimanapun aku amat prihatin dengan keadaan ibu yang berkerja keras sendirian untuk mencukupi kebutuhan hidup kami berdua.

Ibuku akhirnya merespon apa yang aku pinta, dan rupanya ibu telah menemukan pilihannya pada seorang duda kaya yang juga memiliki satu anak laki-laki yang usianya sebaya denganku. Singkat cerita pernikahan ibu yang kedua akhirnya terlaksana walaupun hanya dengan syukuran yang sederhana dan hanya mengundang beberapa tetangga dan kerabat terdekat ibu.

komunikasiku dengan Arie kakak tiriku juga berjalan lancar, kami seakan menemukan kecocokan satu sama lain, karena masing-masing dari kami membutuhkan teman dalam menyelesaikan segala permasalahan baik soal pendidikan kami maupaun hal lain yang berkaitan dengan persoalan anak muda.

Celakanya hubungan yang seharusnya sebatas hubungan kakak beradik, berlanjut menjadi hubungan yang lebih intim, bahkan tak jarang secara diam-diam kami sering saling mengunjungi saat ayah dan ibu sudah tertidur lelap. Dan disaat-saat seperti itu tak jarang kami bercumbu saling memberikan kenikmatan walaupun sebatas oral dan tak sampai melakukan peting. Dan malam itu kami merasakan kepuasan untuk yang kesekian kalinya setelah hampir setengah jam kami saling meraba, mengelus, meremas dan menghisap.

Sepandai-pandainya kami menyimpan rahasia, toh akhirnya terbongkar juga dan hal itu membuat kedua orang tua kami shok. Akhirnya ayah mengirim kakakku untuk meneruskan studinya di luar negeri. Dan sejak itulah kami akhirnya berpisah untuk waktu yang menurutku sangat lama dan mungkin aku tak akan bertemu lagi utnuk selamanya. Hal itu membuat aku sangat bersedih dan terpukul begitu juga dengan kakakku, ada rasa frustasi dan galau diraut wajahnya saat terakhir kami bertemu.

Hampir enam  tahun lamanya kami berpisah dan kenangan indah  bersama Arie akhirnya bisa terhapus dari ingatanku. Aku sendiri saat ini telah menikah dan memilki satu orang anak dan kurasa pernikahan ini amat membahagiakan, karena aku memiliki sumi dan anak yang sangat memperhatikan aku. Sementara itu aku tak mengetahui kabar dan keberadaan Arie, aku hanya bisa berdoa semoga ia dalam keadaan yang baik.

Siang itu seperti biasa, sebagai ibu rumah tangga aku selalu menyiapkan apa yang akan ku masak sore nanti. Saat itu aku mendengar pintu depan diketuk orang, saat kubuka pintu darahku langsung mengalir dengan cepat, di depanku, dirumahku aku menyaksikan Arie tengah menatapku dengan senyumnya yang khas.

Sedetik kemudian aku memeluknya, tak terasa air mataku mengalir deras dan untuk sesaat aku tak bisa berkata apa-apa, aku hanya bisa menangis dan memeluknya dengan erat. Sementara Arie hanya bisa memberiku usapan pada pundak dan kepalaku, usapan yang sangat kukenal dan membuatku merasa amat nyaman dan tenang.

Dan sepanjang siang hari itu aku puaskan diriku menatap wajahnya seakan aku tak akan melihatnya lagi, kenangan indah lima tahun lalu kini terulang lagi. Bukan hanya peluk, rabaan dan elusan saja yang kami lakukan, kami melakukan hal yang sangat jauh, membenamkan seluruh dahaga kerinduan hingga desahan nafas kami mendengus bak kuda yang tengah di pacu sekencang-kencangnya.

Satu jam kemudian kami mengerang dan mengejang, Arie memelukku dengan sangat erat sementara bagaian bawah tubuhnya mendesakku dengan sangat keras hingga aku tersentak dalam kenikmatan tiada tara. Dan sejak saat itu, saat suami dan anaku tak berada di rumah aku selalu menghubungi Arie dan disaat itu pula aku melakukan penyelewengan.

Terus terang saat ini aku seperti menemukan jiwaku kembali, rasa sayang dan cinta yang sempat hilang akhirnya berkobar kembali, rasa yang sebenarnya sangat menakutkan aku,  takut bangkai yang kusimpan ini tercium oleh suami dan kedua orang tuaku, dan aku takut kehilangan semuanya, Arie, suami dan kedua orang tuaku jika perbuatanku ini akhirnya di ketahui oleh mereka.

0 Comment:

Post a Comment

Silahkan anda meninggalkan komentar yang tidak berbau SARA

Link Exchange

Copy kode di bawah ke blog sobat, saya akan linkback secepatnya

Berbagi Informasi

Sport

Translate

Blog Archive

Pageviews last month