Share Info

30 September 2011

Musik Pembangkit Gairah Bercinta


img


Anda menginginkan seks yang penuh gairah dan semangat, atau lebih suka momen bercinta lebih santai dan romantis? Maka wujudkan keinginan Anda itu dengan musik.


Dikutip dari Intimate Medicine, setiap jenis musik mampu memberi efek tersendiri bagi pendengarnya, termasuk saat ingin membangun mood bercinta. Mau tahu jenis musik apa saja yang bisa meningkatkan kualitas seks Anda dan suami?

1. R&B
Musik beraliran R&B biasanya lebih banyak memiliki lirik yang bercerita tentang cinta, hubungan asmara dan seks. Anda bisa mengekspresikan perasaan Anda pada si dia dengan lagu R&B bertema romantis sebelum bercinta. Beberapa lirik lagu R&B juga bisa menciptakan suasana seksi yang bisa membangkitkan gairah bercinta saat foreplay maupun penetrasi seks. Pilih lirik dan melodi yang tepat bersama pasangan.

2. Musik Elektronik
Tempo musik elektronik yang upbeat, bisa memacu gerakan Anda dan pasangan semakin cepat dan cepat saat bercinta. Musik elektronik cocok bagi pasangan yang memang menginginkan aktivitas bercinta yang agresif dan penuh gairah.

3. Musik Etnik
Jika ingin suasana bercinta yang unik dan berbeda, putarlah musik-musik etnik. Ritme yang lembut dan melodi unik dari instrumen musik tradisional akan membuat Anda serta pasangan merasa seksi. Beberapa jenis musik etnik bahkan bisa menggoda pasangan untuk bercinta dengan cara yang spesial.

4. Jazz
Bila Anda menginginkan foreplay lebih lama, seks yang sensual dan lama, maka musik jazz pilihannya. Musik jazz cocok bagi pasangan yang ingin ‘menabung’ hasrat untuk mendapatkan kenikmatan hebat saat penetrasi seks. Tapi biasanya tidak semua orang bisa menikmati musik jazz. Tanyakan pada pasangan apakah dia suka dengan jenis musik ini. Jika ya, segera putar lagu dari musisi jazz favorit Anda.

5. Bossa Nova
Aliran musik yang berasal dari Brasil ini dikenal sebagai salah satu jenis musik yang bisa membuat wanita bergairah. Irama khas Brasil yang menggoda akan membuat hasrat seksual Anda timbul jika bersama dengan sang suami.

Rp 8,9 Milliar Hanya untuk Asuransi Payudara?


Para profesional dunia lazim mengasuransikan anggota tubuhnya termasuk mantan model playboy, Holly Madison yang mengasuransikan payudaranya senilai miliaran rupiah.





Seperti dikutip dari People, Mantan istri Hugh Hefner yang juga pernah menjadi model Playboy, Holly Madison mengasuransikan payudaranya. Nilai asuransi aset Holly itu sebesar US$ 1 juta atau sekitar Rp 8,9 miliar.
Bintang The Girls Next Dooritu mengungkapkan asuransi pada payudaranya itu dilakukan untuk melindungi dirinya. Holly juga ingin melindungi orang-orang yang ada tampil di acaranya ‘Peepshow’.


“Aku pernah mendengar orang mengasuransikan salah satu bagian tubuhnya dan aku berpikir, kenapa tidak?. Karena kalau sesuatu terjadi pada payudaraku, aku akan menghilang selama beberapa bulan dan mungkin kehilangan jutaan dollar,” urainya.


Payudara Holly yang diasuransikan itu sudah tidak asli lagi. Ia pernah melakoni operasi pada 2001 untuk membesarkan asetnya tersebut dari ukuran A menjadi D.


Selain Holly, sejumlah selebriti lainnya juga melakoni hal serupa, mengasuransikan salah satu bagian tubuhnya. Sebut saja, si “Boneka Satu Miliar” J. Lo mengasuransikan tubuhnya senilai US$1 miliar.


Selain itu, Betty Grable, Angie Dickinson, Angie Everhart dan Mary Hart yang mengasuransikan kakinya senilai US$1 juta.

[Source: palingseru.com]

‘Gaya Premanisme’ Di Pertontonkan Wali Murid Di Sekolah Agama




Beberapa hari terakhir ini, berbagai sepekulasi dan analisis terhadap kasus pemukulan Guru oleh murid atas desakan orang tua murid dihadapan para dewan guru, murid-murid sekolah, aparat kepolisian serta para pegawai sekolah, marak diperbincangkan dikota Bima. Berbagai element, lembaga maupun individu mencerca sikap orang tua murid yang menyuruh anaknya membalas kekerasan dengan kekerasan.

Pernyataan demi pernyataan terlontar melalui berbagai media cetak lokal Bima, mulai dari para petinggi Birokrasi hingga penjual Jamu. Bagaimana dan apa motif dibalik ‘Gaya Premanisme’ itu terkisah? Ikuti telaah faktanya oleh ‘Investigator BABUJU’



Dipagi yang cerah diakhir pekan itu, Madrasah Tsanawiah Negeri (MTsN) Padolo Kota Bima ramai didatangi oleh wartawan dan orang dari luar sekolah. Sabtu pagi itu (25/9), Syahbudin,  orang tua murid dari Muhammad Andi Khairil Awalin (Alin), sengaja mendatangi tempat sekolah anaknya setelah sebelumnya menghubungi berbagai wartawan cetak dan elektronik di Bima. Syahbudin mendatangi sekolah tersebut karena ingin memberi pelajaran kepada salah seorang guru pada sekolah tersebut. Hal ini imbas dari kasus pemukulan yang diduga dilakukan Safrudin, guru mata pelajaran Bahasa Arab MTsN Padolo Kota Bima terhadap Alin, Jumat (23/9) lalu dalam ruangan kelas saat pergantian jam pelajaran.

Dari Penelusuran Tim Investigator BABUJU mendapatkan kronologis kejadian yang memang sengaja dibuat demikian. Dari berbagai sumber yang berhasil dikonfirmasi menjelaskan bahwa, saat itu pada hari Sabtu (25/9), pukul 09.15 Wita, Syahbudin mendatangi MTsN Padolo kota Bima bersama para wartawan cetak maupun elektronik. Sesampai di Sekolah, Syahbudin langsung mencari Safrudin, Guru yang diduga memukul anaknya. Karena kegaduhan terjadi, akibat Syahbudin teriak-teriak mencari Saf (panggilan dari Guru Safrudin), tidak lama berselang, para guru dan pegawai disekolah setempat pun mengerumuni Syahbudin.

Karena amarah syahbudin yang sudah tidak terbendung, akhirnya Saf dipanggil oleh salah seorang guru untuk mengklarifikasi dugaan pemukulan tersebut. Belum dilakukan klrarifikasi oleh Saf, bogem mentah langsung dilayangkan oleh Syahbudin pada tubuh Saf hingga Guru honor tersebut mengeluh kesakitan. Pemukulan tersebut disaksikan oleh Pihak Kepolisian 3 orang dan belasan guru yang menengahi dan menenangkan kemarahan Syahbudin. Oleh Suminto, S.Ag, Wakil Kepala Sekolah MTsN Padolo Kota Bima, Syahbudin diarahkan keruang guru untuk membicarakan hal itu secara baik-baik. Sebab kegaduhan yang terjadi saat itu mulai disaksikan oleh banyak siswa/siswi.

Didalam ruang guru, terjadi perdebatan dengan emosional antara Syahbudin dan Saf. Karena Saf tidak mengakui bahwa lebamnya pelipis Alin karena pukulannya. Namun akibat terkena lemparan Bola pada saat usai jam pelajaran Olahraga. Nah, alibi dan ketidak jujuran Syaf, menurut Syahbudin, inilah yang memicu emosinya. Saf sudah bersumpah bahwa ia tidak pernah memukul Alin, namun Syahbudin tetap ngotot harus mengakui bahwa Saf lah yang harus bertanggungjawab atas lebamnya pelipis Alin. Caci maki dan cercaan pun dilontarkan oleh syahbudin kepada Saf yag saat itu dalam keadaan duduk tertunduk karena malu bercampur takut dihadapan para guru dan wartawan yang sedang men-shoot,nya.

Tidak hanya sampai disitu, Saf dipaksa oleh syahbudin ke ruangan Alin, anaknya Syahbudin untuk memastikan kebenaran yang sesungguhnya. Tentu dengan tekanan yang luar biasa, Saf menuju ruang kelas Alin. Didalam ruang kelas inilah Syahbudin memerintahkan Alin untuk membalas dan memperagakan aksi kekerasan yang dilakukan oleh Saf kepada dirinya. Dengan cara membentak, Alin disuruh untuk memukul Saf sebagaimana Saf memukul dirinya hingga pelipis kiri lebam. Kejadian ini dipertontonkan dihadapan para Siswa kelas, guru-guru serta aparat kepolisian. Tidak ada yang mampu berbuat banyak apalagi melerai kejadian tersebut.

Alin memukul Saf dua kali dengan cukup keras pada bagian kepala dan pelipis kiri Saf. Adegan tersebut terekam oleh koresponden salah satu media elektronik nasional yang sengaja diundang oleh Syahbudin untuk mengabadikan gambar tersebut. Maksud Syahbudin, agar suatu waktu, para guru tidak melakukan perbuatan serupa dan mengganggu anaknya, jika tidak, hal yang sama akan berlaku bagi guru yang berbuat demikian kepada anaknya selama bersekolah di MTsN tersebut. Namun Naas, ‘Senjata Makan Tuan’

Beritapun menyebar keseluruh pelosok Negeri hingga banyak pihak mengecam.

Kejadian ini cepat menyebar dan berbuntut panjang. Media Elektronik menaikan video pemberitaan esok paginya (Minggu, 26/9) dan berita itupun tersebar luas melalui internet setelah diupload dan menyebar begitu saja di Facebook (FB) serta Twitter. Senin, pagi  berbagai pihak mencerca dan memaki perbuatan Syahbudin terhadap guru Alin. Kehadiran pihak kepolisian saat itu mematik berbagai spekluasi negatif atas korps yang misinya menjadi Pelindung, Pengayom dan Pelayan Rakyat. 3 orang anggota kepolisian saat itu hadir karena surat yang dilayangkan oleh Syahbudin untuk menyelesaikan kasus dugaan pemukulan terhadap anaknya itu ke jalur hukum. Namun, oleh pihak kepolisian diminta untuk mengambil jalan tengah saja (Damai). Nah, menurut salah seorang anggota Kepolisian yang turut berada dilokasi pada saat kejadian menyangka bahwa kehadiran Syahbudin adalah untuk menyelesaikannya dengan cara kekeluargaan.

Beberapa menit pasca pemukulan Guru oleh murid atas perintah orang tua murid tersebut, Wakil kepala sekolah, Suminto, S.Ag memberikan keterangan yang terekam oleh Camera salah satu TV nasional, bahwa Saf sementara di Non-Aktifkan sebagai Guru disekolah tersebut. Meskipun esok harinya, kepsek tersebut menapik pernyataan itu. Namun apa dikata, pernyataan tersebut terekam jelas melalui Camera video dan ditayangkan secara nasional. Pada saat tersebut, Kepala Sekolah MTsN Padolo Kota Bima, Mansyur S.Ag, sedang berada diluar sekolah untuk menghadiri rapat dengan Dikpora kota, sehingga otomatis tidak tahu menahu atas kejadian pada saat itu. Ia baru mengetahuinya, setelah kembali ke sekolah siang hari.

Hari Selasa (27/9), Wakil Kepala Sekolah dan beberapa Guru yang menyaksikan hal tersebut dipanggil oleh pihak Dikpora Kota Bima untuk memberikan keterangan terkait berita Pemukulan Guru oleh Murid yang sudah menjadi pemberitaan Nasional tersebut. Atas peristiwa itu, Citra dan Kewibawaan Guru tercoreng. Dunia pendidikan Indonesia terpukul. PGRI Kota Bima mengutuk dan mengecam keras atas insiden pemukulan tersebut. H. Sudirman, Ketua PGRI Kota Bima via seluler menyatakan berjanji akan melaporkan hal itu ke pihak yang berwajib dan menindak dengan tegas Wakil Kepala Sekolah yang menyatakan memecat Saf akibat persoalan itu.

Pada hari itu pula, atas persetujuan Komite MTsN Padolo Kota Bima, mengeluarkan Alin dari sekolah dan membina Saf, Guru pengajar bahasa Arab di MTsN tersebut. Hal ini dilakukan untuk meredam citra negatif yang dilontarkan oleh masyarakat kepada MTsN Padolo Kota Bima yang kini telah menjadi Sekolah Berstandar Internasional (SBI) itu. Atas kejadian tersebut Saf melaporkan kasus penganiyayaan yang dilakukan oleh Syahbudin kepihak berwajib, senin (26/9) lalu.

Saf, pria asal Teke kecamatan Belo kabupaten Bima itu mengaku telah melaporkan penganiayaan itu ke Polres Bima Kota, Senin lalu.”Sahbudin telah menganiaya saya dan hasil visum saya sertakan dalam laporan tersebut,” ujarnya Selasa di Ponpes Al-Husayni, Monggonao Kota Bima. Awalnya, Safrudin mengaku tidak ingin melaporkan hal tersebut ke Kepolisian, karena menjaga institusi MTsN dan kuatir atas keselamatannya. Namun, karena adanya dorongan dan dukungan dari Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kota Bima, akhirnya melaporkannya.
Saf mengakui, setelah ia melaporkan kasus tersebut kepada pihak kepolisian, berulang kali dihubungi Sahbudin yang meminta berdamai dan bersedia memberikan kopensasi tertentu asalkan mau mencabut berkas laporan. ”Saya tidak mau cabut laporan. Harga diri saya sudah terlanjur dihancurkan. Apapun yang terjadi, saya siap menghadapinya. Sampai kapanpun masalah ini akan tetap dilanjutkan,” ujarnya.

[Source: babuju.com]

Betapa berharganya 'secuil nasi'

Restoran di timur provinsi Damam, Arab Saudi memberikan hukuman denda kepada pelanggannya yang tak menghabiskan seluruh makanan di piring mereka. Hal ini dilakukan sebagai bentuk solidaritas terhadap kaum miskin di dunia.
Denda akan disalurkan untuk amal. Pelanggan tidak mempermasalahkan dengan adanya denda ini. "Selama itu untuk amal saya tidak mempermasalahkan gagasan itu," kata seorang pria setelah mengunjungi restoran.


 Ia justru berharap seluruh restoran di propinsi ini akan mengikutinya. Pelanggan lain mengaku terkejut dengan kebijakan ini, tapi menurutnya ini adalah sebuah langkah yang cukup bagus untuk mendorong orang lain berbuat baik.
"Ada negara-negara lain yang menderita kelaparan seperti Somalia,dan saya menemukan ide baru ini membantu untuk mendorong kesadaran ekonomi dan sosial, dan untuk mengajar orang untuk mengkonsumsi jumlah makanan yang tepat, ditambah, itu ramah lingkungan”, kata seorang pria Saudi menyuarakan keprihatinan dengan berbagai macam kasus kelaparan yang terjadi di tingkat global.
Menurut sebuah laporan pemerintah Inggris, sebanyak 30 persen makanan di seluruh dunia mungkin akan hilang atau terbuang, sementara perkiraan lain telah menyebutkan angka di sekitar 50 persen makanan yang hilang karena tak habis dimakan.

Batasan Umur Pengguna Facebook Akan Dihapus?


CEO Facebook, Mark Zuckerberg, kembali melontarkan komentar yang kontroversial terkait layanan di jejaring sosial. Tahun lalu, ia menyebut privasi tak lagi terlalu penting. Kali ini, ia mengusulkan dihapuskannya pembatasan umur bagi pengguna Facebook. Artinya, bayi yang masih merah pun boleh membuat akun di Facebook.
Sebagaimana diketahui, umur minimal pegguna Facebook adalah 13 tahun. Namun, dari sebuah penelitian yang dirilis beberapa waktu yang lalu, terdapat 7,5 juta pengguna Facebook yang berada di bawah 13 tahun, umumnya 11 tahun. Tetapi, tentu hal ini tidak bisa dijadikan alasan untuk membuka keran bagi mereka yang berada di bawah usia 13 tahun tersebut. Anak-anak tentu belum bisa melindungi diri mereka dari berbagai hal yang menyangkut dunia orang dewasa yang mampir ke halaman Facebook-nya.

Mark Zuckerberg menyatakan idenya tersebut dalam sebuah kesempatan berpidato di California beberapa hari yang lalu. Menurutnya, ia memiliki filosofi bahwa untuk pendidikan diperlukan waktu memulai yang sangat muda. Oleh karena pembatasan itu membuat anak-anak di bawah usia 13 tahun tersebut belum bisa memulai hal tersebut. Dengan membiarkan mereka menggunakan Facebook, kita bisa melihat apa yang akan mereka kerjakan. Mark juga berjanji untuk membuat anak-anak aman di Facebook.

Tentu saja ada yang janggal dari alasan Mark Zuckerberg ini. Pertama, soal pendidikan. Tentu tidak bisa dianggap bahwa menggunakan Facebook sedari anak-anak dianggap sebagai sebuah pendidikan. Mengapa? Sebab, Facebook bukanlah ruang pendidikan. Facebook adalah media di mana lalu lintas informasi melalui update status, foto, bahkan video sangat tinggi. Sebagian besar dari informasi yang mengalir di Facebook ini adalah konsumsi orang dewasa, bukan anak-anak.

Kedua, soal keamanan. Sudah tidak perlu dipertanyakan lagi, keamanan akun pengguna Facebook sangat rendah. Privasi pengguna di Facebook sangat rendah, hampir-hampir tidak ada karena kebijakan privasi yang sangat longgar yang disebabkan oleh ketentuan privasi Facebook yang berbelit dan sangat panjang. Sebagian pengguna Facebook tentu sudah sangat akrab dengan spam, scam, dan berbagai URL yang mengarah kepada konten dewasa. Tentu akan sangat membahayakan jika anak-anak dibiarkan untuk melihat semua hal ini.

Masih terkait dengan soal keamanan, di Facebook tidak ada satu pun jaminan yang mengatakan bahwa semua pengguna Facebook akan berlaku baik. Artinya, terbuka sekali kemungkinan para penjahat, terutama predator anak-anak, untuk bisa mencari mangsa dengan diperbolehkannya anak-anak membuat akun di Facebook.

Ketiga, adanya peraturan yang melarang pengumpulan informasi dari anak-anak di bawah usia 13 tahun, yaitu Children’s Online Privacy Protection Act (COPPA), yang ditandatangani menjadi undang-undang pada 21 Oktober 1998 dan dimodifikasi efektif pada 21 April 2000. Aturan ini berlaku untuk situs web komersial dan layanan online yang diarahkan untuk anak di bawah 13 tahun yang mengumpulkan informasi pribadi dari anak-anak. COPPA melarang tindakan tidak adil atau menipu atau praktik sehubungan dengan pengumpulan, penggunaan, atau pengungkapan informasi pribadi dari dan tentang anak-anak di internet.

Dengan tiga alasan di atas, cukup jelas bahwa ide penghapusan batasan umur pengguna Facebook ini merupakan ide yang cukup gila dari Mark Zuckerberg. Situs zdnet.com menyebut ide ini sebagai ide paling buruk dari orang sekaliber Mark Zuckerberg. Meskipun Facebook telah cukup berusaha memperbaiki keamanannya, hal ini bukanlah jaminan dan alasan untuk melegalkan penghapusan batasan umur pengguna Facebook.

Terkait dengan anak-anak atau remaja yang berumur lebih dari 13 tahun pun, orangtua tetap diimbau untuk memerhatikan keterlibatan anak di dalam Facebook. Hal ini karena, sekali lagi, Facebook menolong penggunanya untuk terkoneksi dengan teman mereka yang online, tetapi belum tentu semua yang online adalah teman dari pengguna. Untuk memonitor keterlibatan anak di Facebook, orangtua disarankan untuk melakukan langkah berikut ini:

1. Monitor akun Facebook anak
Orangtua harus terlibat dalam jalinan pertemanan anak. Ini penting agar bisa mengetahui apa yang dilakukan anak di Facebook. Kalau tidak bisa, misalnya untuk anak remaja SMA, awasilah mereka dari teman mereka. Hal ini dilakukan oleh 18 persen orangtua dalam sebuah survei tentang pengguna Facebook usia antara 13-17 tahun. Orangtua jangan berusaha membuat akun Facebook dengan memalsukan umur anak. Kalau anak telah membuat akun Facebok tanpa sepengetahuan, hapuslah akun tersebut atau mintalah Facebook untuk menghapusnya dengan mengisi laporan "Report an Underage Child" yang disediakan oleh Facebook.

2. Manfaatkan kontrol privasi
Sekitar satu dari lima pengguna dewasa aktif Facebook mengatakan, mereka tidak menggunakan kontrol privasi yang disediakan Facebook. Hal ini membuat mereka lebih rentan terhadap ancaman. Kontrol privasi Facebook tidak dapat mencegah setiap pelanggaran, tetapi mereka cukup membantu dalam kadar tertentu. Orangtua harus mengatur kontrol privasi anak terhadap apa saja yang bisa dilihat oleh semua pengguna Facebook. Misalnya, foto siapa saja yang bisa melihat dan siapa saja yang bisa mengirim pesan.

3. Matikan Instant Personalization
Facebook telah menambahkan beberapa situs ke fitur Instant Personalization, yang secara otomatis akan memperoleh informasi mengenai karakteristik pengguna Facebook. Saya sangat menyarankan fitur ini untuk dimatikan agar profil pengguna Facebook tidak dimanfaatkan oleh pihak ketiga untuk kepentingan iklan dan lainnya.

Bagi orangtua, penting untuk mengetahui aktivitas anak di Facebook agar terhindar dari masalah yang timbul di kemudian hari, seperti penculikan anak dan lainnya. Facebook memang bermanfaat, tetapi hanya pada batas-batas tertentu. Akan lebih baik mencegah daripada tertimpa bencana.

Tweets lead to Moore/Kutcher split speculation; Holly Madison insurers breasts; George Clooney mad about text rumors


Twitter users are reading between the lines of Demi Moore’s most recent tweets in a bid to seek out clues about the state of her marriage amid reports she and husband Ashton Kutcher have split.

The actress and Kutcher, who spent their sixth wedding anniversary on September 24 apart, have yet to directly address tabloid reports suggesting their union is over, but Moore stunned reporters at the premiere of her latest film project “Five” when she insisted she would not answer questions about her husband on the red carpet.

That, coupled with new unconfirmed reports of Kutcher’s infidelity, have prompted gossips to examine Moore’s cryptic tweets in recent weeks.

No one thought anything of her musings on September 23 when she quoted Greek philosopher Epictetus, and wrote, “When we are offended at any man’s fault, turn to yourself & study your own failings. Then you will forget your anger.” But now the note has taken on a new meaning, suggesting Moore and Kutcher may have fallen out.

Earlier this month, she also posted a topless shot of herself from behind on Twitter, writing, “Remember… you’ve got your own back.” She also left followers scratching their heads with the tweet, “Trying to find the light I lost. It’s there… We give it away along w/ (with) our power but it’s there whenever we are.”

While Moore is in New York promoting her new film, Kutcher has been partying with his former “That ’70s Show” co-star Danny Masterson in San Diego and attending events in Los Angeles.


The couple, who wed in 2005, fought rumors of infidelity a year ago when 21-year-old Brittney Jones came forward with claims she had bedded Kutcher.

The actor slammed Star magazine for publishing her story, and threatened to sue. Taking to Twitter, he wrote, “I think Star magazine calling me a ‘cheater’ qualifies as defamation of character. I hope my lawyer agrees…. STAR magazine – you don’t get to stand behind freedom of the press when you are writing fiction.”

Star magazine is the publication behind the latest infidelity claims.

On Thursday morning, Kutcher wrote on Twitter “now playing”, followed by a link to his Spotify music account to the song “Don’t Believe the Hype” by Public Enemy, suggesting the tabloids have his marriage troubles all wrong.

Kutcher later added, “”When you ASSUME to know that which you know nothing of you make an ASS out of U and ME.”

[Source : blog.sfgate.com]

Amanda Knox lawyers make final arguments


 

Perugia, Italy (CNN) -- A lawyer for Amanda Knox said Thursday the only option for the jury considering her murder appeal in Italy is to clear her of guilt.

Knox's lawyers gave their final arguments in Perugia Thursday in an effort to counter prosecutors' portrayal of her as a cunning "femme fatale."

Lawyer Carlo Dalla Vedova told the jury 'that the only possible decision to take is that of absolving Amanda Knox," as he wrapped up his closing argument.

He said the court had already seen "there is not trace of Amanda Knox in the room where murder took place."

Knox and her former boyfriend Raffaele Sollecito are fighting to overturn their 2009 convictions for the murder of Meredith Kercher, Knox's British housemate who was found with her throat slashed two years earlier.
 
The judge said there will be no ruling in the case until after defendant statements on Monday.

The second of Knox's lawyers to speak, Luciano Ghirga, said Knox was "very afraid but her heart is full of hope and she hopes to return to freedom."

Her "image was massacred" by the media and the attacks on her character started before the trial, he said, adding that he considered her as a daughter.

Concluding an emotional appearance, he appealed to the jury to put themselves in the shoes of Knox's family -- a counterpoise to the words of appeals court prosecutor Giancarlo Costagliola, who asked the jury to put themselves in the shoes of Kercher's family at the start of the closing arguments a week ago.

The "clan Knox" -- as Knox's family have been referred to -- are not part of some rumored U.S. conspiracy to put pressure on the Italian courts to release her, Ghirga said. Rather, "they are parents and they deserve respect."

The lawyer also praised the court's work, saying he felt Knox's rights had finally been respected.

Urging the jury not to let innocent people stay in jail, Vedova earlier detailed what he called many "mistakes" made in the investigation into Kercher's death.

When Knox was arrested and interrogated, she was not allowed a translator and was discouraged from getting a lawyer, Vedova said.

"'That night Amanda Knox's right to defend herself was denied," he said. "She was just a young girl, first time out of the country. She didn't speak Italian."

Vedova argued that some of the DNA evidence presented by the prosecution should be thrown out.

He said some material was contaminated as a result of poor practice by police, including supposed traces of mixed blood in the bathroom sink shared by the two girls. The prosecution's use of alleged bloody footprints in their case was also wrong, he said.

As for the knife used to kill Kercher, a key piece of evidence, Vedova told the court there was a "concentration of nothingness, a fantasy" in the prosecution's arguments.

He ridiculed a theory that Sollecito had not disposed of the knife because he was concerned his landlady would notice it was missing, asking: "What kind of a killer would think about this after committing a murder?"
Vedova claimed forensics experts who examined computers belonging to Knox and Sollecito had destroyed the machines and with them evidence that was certain to be favorable to the defendants.

This included photographs of Knox and Kercher together that demonstrated they were friends, he said.
Showing the court panoramic pictures of the villa Knox shared with Kercher, Vedova rejected the prosecution claim that a fake robbery had been staged by someone inside the house to try to cover up what had happened.

He also suggested the original court had taken sides over some of the evidence, choosing to accept as credible some witnesses whose testimony went against Knox and rejecting others who were in her favor.

Knox's attorneys' statements follow arguments presented this week by the lawyer of her co-defendant.
Lawyer Giulia Bongiorno said Tuesday that Knox is not the character the media has painted her to be, and urged a jury to acquit Knox and Sollecito of murdering Kercher.

Bongiorno compared Knox to the voluptuous cartoon character Jessica Rabbit, who protests, "I'm not bad, I'm just drawn that way," in the movie "Who Framed Roger Rabbit?"

Bongiorno said the whole trial was based on DNA evidence "on which mistakes were made," and urged the jury to "abandon imagined fantasies" and acquit the pair.

Knox and Sollecito were convicted in 2009. Knox was sentenced to 26 years in prison, while Sollecito got 25.

In her closing arguments, Bongiorno said there was no physical trace of Knox or Sollecito in the room where Kercher was found murdered.

"The room speaks only of Rudy" Guede, the other man convicted separately of killing Kercher, Bongiorno told the jury.

Knox and Sollecito's defense teams have suggested Guede, who is already serving a 16-year sentence for the murder, could have been the sole killer.

Evidence that Guede was in the room shows that "no one could enter that room and not leave any trace," Bongiorno said.

And she hammered home attacks on DNA evidence that has been a key part of the appeal.

She, too, said police could have contaminated the crime scene or the evidence, playing video from the police investigation to make her point.

Knox and Sollecito are appealing the convictions together, having been convicted in a joint trial.

[Source : cnn]

Eva Longoria Talks Obama, Calls Out Extremists, Disses Tea Party













Eva Longoria was one of a plethora of high powered Hollywood big wigs at a fundraiser for Barack Obama on Monday, and she gushed about the opportunity to meet the President in an interview with Jimmy Kimmel on Tuesday night.

"It's a special privilege to meet our commander-in-chief, I'm a big Obama supporter no matter what he's been through -- he's been beaten up the past couple of years," Longoria gushed, enthused about the expensive event. "He's been very receptive for me, I'm a big advocate for Latino issues, and so he's been a big listener and he's done a lot of coalitions and round tables regarding what we want changed."

Longoria has been active politically for some time now, advocating on behalf of those with special needs with her Eva's Heroes foundation and her support this spring for a bill that would establish stricter guidelines for migrant child farmworkers.

She has history with Obama, too; he appointed her to the board that is working to create a new National Museum of the American Latino.

So, naturally, Longoria had some harsh words for his opponents.

"He keeps getting beat up lately because there's such an extremist movement, and for me, it's very dangerous because its not the character of America," Longoria continued. And though she didn't specify that the movement beating up Obama she was referring to was the Tea Party, she later scoffed when Kimmel mentioned them, saying they were "good for comedy."

Last week, Morgan Freeman made similar comments during an interview with Piers Morgan, saying that the Tea Party was extremist and racist.

Longoria also spoke about the last season of "Desperate Housewives," and although she says it's bittersweet, she's clearly ready to move on.

"It's been eight years, it's been a really long run, so we're all kind of okay," the star said.

WATCH:



[Source : huffingtonpost.com]

Lombok Int'l Airport to Operate Soon

West Nusa Tenggara or NTB province near Bali Island will soon see the completion of its Lombok International Airport that can also accommodate Air Bus 330 or Boeing 767 aircraft.

Lombok International Airport

Lombok International Airport (BIL), located in Tanah Awu, Pujut sub-district, Central Lombok district, is about 40 kilometers south of the old Mataram Selaparang Airport.

The BIL worth 945.8 billion rupiah has a passenger terminal measuring 21 thousand square meters or four times wider than that of Selaparang Mataram Airport which is only 4,796 square meters. One US dollar is about 9,000 rupiah.

The operational and technical director of state-owned airport management company PT Angkasa Pura-I, Haryoso Catur Prayitno, said in Central Lombok recently, the BIL’s passenger accommodating capacity is three million passengers a year with a parking area of 17,500 square meters, while Selaparang airport’s parking lot is only 7,334 square meters.

In addition, the BIL has a runway of 2,750 meters x 40 meters square, so it can accommodate ten Air Bus 330 or Boeing 767 air planes, Haryoso said. The Lombok International Airport, according to Harsono, is located on 551 hectares of land, which is about 40 kilometers south of Mataram Selaparang Airport.

Haryoso made the statement when accompanying the NTB governor M Zainul Majdi at time of inaugurating the accelerating program of the road infrastructure development in Praya, Central Lombok district on Saturday. President Susilo Bambang Yudhoyono is expected to inaugurate the Lombok International Airport on October 1 this year, the governor said.

"The president will inaugurate the airport. He even has asked the state secretariat to manage a two-day lodging in Central Lombok," the governor said.

The governor knew the president’s readiness to inaugurate the international airport when he met President Yudhoyono at the presidential palace in Jakarta on July 21, 2011. His meeting with the president at the moment relating to the matters of governance and development in the region.

Governor M Zainul Majdi is chairman of the Democratic party provincial executive board, while Yudhoyono is the chief patron of the ruling Democratic party. In addition to inaugurating the airport, the president is also expected to have meeting with Malaysian Prime Minister which will take place in Central Lombok district.
In the meantime, Vice President Boediono when visiting NTB province on July 11, asked the airport management company PT Angkasa Pura-I, Haryoso Catur Prayitno to accelerate the airport construction development.

"The sooner is the better," the vice president said, adding that the Lombok International Airport is important for the NTB’s economic development, especially relating to the provincial wish to prioritize the tourism development.

"I feel since the beginning that this is the key point for NTB’s further development. It’s very strategic, especially when tourism is managed as the provincial focus of attention, so airport is very important," Boediono said.

The Vice President then got around the Lombok International Airport terminal building that is still unfinished yet.

"God willing, on September 30, everything is finished so it can be fully operated on October 1," Haryoso said, explaining that the airport simulations will be conducted on September 5-8, 2011.

Actually the Lombok International Airport was initially expected to be operational in July 2011, but it was postponed due to the expansion of the airport terminal area from 14,000 square meters to 21,000 square meters. Thus, the BIL project work was increased.

NTB has a number of tourist resorts, among others the Senggigi beach, Cakranegara, Gili Air, Gili Meno, Gili Trawangan, Gili Bidara, Gili Lawang, Narmada park and Mayura park. Apart from that, Mount Rinjani, Kuta Beach Lombok, the water falls of Sendang Gile, Tiu Kelep, Benang Stokel, Benang Kelambu.

The Lombok Island topography is dominated by the Mount Rinjani (3,726 meters above sea level) which is the third highest in Indonesia. Aside from that Lombok also offered its culinary including "Ayam Taliwang" or a kind of fried chicken and "Plecing Kankung", vegetable like sauteed kale which can lure more tourists to come.

In many ways, Lombok is similar to Bali, and foreign tourists began recognizing Lombok in the decade of the 1990s. About 80 percent of the Island population is the Sasak tribe, a tribe that is still close to the Balinese ethnic, but mostly converted to Islam.

The remaining population is Balinese, Javanese, Chinese and Arabic. With lots of tourism potentials, the NTB province has a dire need to have an international airport because the aviation transport limitations has so far become one of obstacles to develop tourism sector in this province towards the Lombok-Sumbawa 2012 Visit. The Lombok-Sumbawa 2012 Visit has targeted as many as one million tourist arrivals in this province.

[Source : kompas.com & pic.: kaskus.us]

Selingkuhi Istri Napi, Sipir Dibui 3 Bulan

Ada-ada saja, suami sudah menderita didalam penjara, malah isteri main serong dengan sipir. Sang sipir bukannya menjaga "pasien", eh malah "menjaga" isteri pasien. Enak banget jadi sipir.

Majelis hakim Pengadilan Negeri Tulungagung, Jawa Timur, Rabu kemarin, menjatuhkan vonis penjara selama tiga bulan kepada seorang sipir (petugas lembaga pemasyarakatan) setempat, gara-gara tepergok menyelingkuhi istri orang.

SYN (47), sipir asal Desa Rejoagung, Kecamatan Kedungwaru tersebut, tampak pasrah saat ketua majelis hakim mengetukkan palu tiga kali tanda vonis dijatuhkan.

“Terpidana telah terbukti melanggar Pasal 284 KUHP tentang Perzinahan, apalagi keduanya sama-sama telah memiliki pasangan,” ujar Ketua Majelis Hakim PN Tulungagung, Ramelan, dikonfirmasi usai sidang.

Tidak sepatah kata pun komentar keluar dari mulut SYN. Sejak pembacaan vonis, SYN yang telah dikaruniai dua orang anak dari istri sahnya ini hanya bisa tertunduk lesu.

Ia pantas malu dengan para pegawai di PN Tulungagung, sebab istri sahnya juga bekerja di tempat tersebut. Kepada majelis hakim yang menanyakan sikapnya atas vonis yang dijatuhkan, SYN hanya menyatakan pikir-pikir.

Informasi dari beberapa sumber, SYN selama ini diketahui sebagai PNS yang bekerja di Lembaga Pemasyarakatan (LP) Kelas II B Tulungagung. Ia merupakan salah satu sipir yang cukup disegani di tempat kerjanya. Selain memang sudah senior dibanding sipir-sipir yang lain, SYN dikenal tegas.

Jabatannya sebagai sipir penjara rupanya membuat SYN dekat dengan keluarga napi, termasuk TH (39), perempuan yang kemudian diselingkuhinya. Meski sama-sama telah berkeluarga, keduanya semakin dekat dan bahkan melakukan perselingkuhan. SYN dan TH kemudian hidup serumah di Perum Griya Tunggul Asri, Desa Tunggulsari, Kecamatan Kedungwaru.

SYN akhirnya digerebek oleh istri sahnya sekitar setahun lalu. Pada saat digerebek, kedua pasangan berada di dalam rumah dengan hanya menggunakan baju singlet dan celana pendek, sedangkan TH mengenakan daster.

Kapan Kawin.....?

Jika Anda masih lajang, Anda pasti sudah berulang kali mendengar pertanyaan seperti, "Kok belum kawin, sih?" atau "Kapan kawin?" atau "Kamu sih, pilih-pilih!" Si penanya mungkin tak sadar betapa menjengkelkannya mendengar pertanyaan seperti itu. Anda sudah mendengarkannya sejak tahap Anda merasa terganggu dengan pertanyaan semacam itu. Anda mulai kebal, hingga mulai terganggu lagi (ketika sadar usia sudah mendekati 35 tahun).

Mungkin si penanya memang tak bermaksud menyinggung perasaan Anda karena itu memang pertanyaan standar yang akan dilontarkan orang ketika sudah lama tak bertemu. Oleh karena itu, daripada stres karena mendapat pertanyaan yang itu-itu saja, lebih baik Anda mencoba menjawabnya dengan cara yang berbeda. Entah itu dengan mengutarakan pandangan Anda tentang pernikahan atau menanggapinya dengan jokes saja. Yang penting, jawablah dengan tenang, tetapi tetap percaya diri. Nah, berikut jawaban yang bisa Anda berikan:

"Belum ketemu yang seiman. Kalau sudah seiman pun, belum tentu langsung cocok, kan?"

Jawaban ini akan membuat si penanya respek terhadap kondisi Anda bahwa menemukan pasangan yang seiman adalah prinsip Anda, dan ini jauh lebih elegan daripada menikahi siapa saja karena sudah didesak untuk menikah.

"Yah, gimana dong, dulu aku terlalu lama menghabiskan waktu dengan orang yang salah. Sekarang, aku lagi sibuk-sibuknya. Tapi aku tetap mencari, kok!"

Jawaban ini menunjukkan bahwa Anda bersikap realistis dengan kondisi Anda. Anda terlihat percaya diri, tetapi tetap rendah hati. Setiap orang pernah berbuat kesalahan, dan Anda ingin memperbaikinya. Siapa tahu, akibatnya si penanya akan mengenalkan Anda kepada temannya.

"Kalau aku tahu jawabannya, mungkin aku sudah menikah sekarang, dan kamu jadi patah hati!"

Anda bisa mengatakan hal ini jika yang bertanya seorang pria, dan Anda merasa tertarik padanya. Bila ia juga masih lajang, bukan tak mungkin jawaban ini akan membuka peluang baginya untuk menjajaki hubungan dengan Anda.

"Ah, senang juga kok, tetap melajang. Enggak ada yang melarang kalau mau keluar kota, dan enggak perlu kompromi soal apa pun."

Anda menunjukkan bahwa menjadi lajang tak selamanya merugikan atau memalukan. Namun, sampaikan jawaban itu dengan ekspresi yang meyakinkan. Bila tidak, Anda hanya akan dianggap menghibur diri atau bersikap defensif. Kalau Anda memang masih menikmati kehidupan lajang, kalimat ini menjadi cara yang baik untuk menjawab pertanyaan.

"Aku masih mencari pria beruntung yang akan mendapatkanku...."

Wow... great answer, great sense of humour! Berikan senyuman Anda yang paling menawan dan tunjukkan kepribadian Anda yang menyenangkan. Jawaban ini juga membuat si penanya sadar bahwa perempuan tetap harus mencari pria yang baik dan dapat diandalkan karena Anda pun punya kualitas yang sama. Hanya karena masih lajang, tak berarti Anda desperate.

"Aduh, belum ketemu Mr Right, nih! Cariin, dong!"

Nah, ini jawaban yang akan menguntungkan Anda. Bila Anda memang cukup sibuk sehingga tak terlalu sering meluangkan waktu senggang bersama teman-teman, si penanya akan merasa tergerak untuk mengenalkan Anda dengan teman-temannya. Bahkan, Anda mungkin bisa mendapat kenalan lebih dari satu. Asyik, kan?

"Ya, jelas harus pilih-pilih dong! Kalau tiba-tiba dia ternyata perampok bank, gimana?"

Ini juga jawaban yang asyik karena Anda menanggapi tuduhan "pilih-pilih" tadi dengan humor. Percayalah, sebagai perempuan Anda memang harus memilih pria yang mampu mendampingi Anda seumur hidup. Dan ini tak mungkin dicapai bila Anda tergesa-gesa memutuskan pria yang ingin Anda nikahi. Tentu, pilih-pilih yang dimaksud bukan "pilih yang ganteng, jangkung, kaya, atau terkenal".

Sekali lagi, apa pun jawaban yang Anda berikan, Anda harus percaya dengan apa yang Anda katakan. Bila Anda "membaca" bahwa percakapan itu akan berlarut-larut, segeralah mengganti topik pembicaraan. Ini memperlihatkan bahwa Anda tak bisa diatur olehnya. Lagipula, jika si penanya tergolong orang yang usil atau gemar mengurusi orang lain, tak ada gunanya meladeninya.

29 September 2011

Misteri di Balik Senyum Manis


Sebuah senyuman memiliki arti lebih dalam daripada sekedar sebuah ekspresi ceria. Lengkungan di bibir menyiratkan sebuah komunikasi sosial.

Penulis Marianne LaFrance dalam buku barunya ‘Lip Service’ menulis bahwa setiap senyuman merupakan sebuah magnet sosial, parameter kepercayaan, sebuah perangkat penebar kemarahan, alat tawar menawar, hingga alat menjaga ikatan sosial.

Itulah sebabnya, sunggingan di wajah merupakan ekspresi yang paling cepat dikenali. “Tak peduli apakah itu senyum nyengir, menyeringai menakutkan, atau berseri-seri, semuanya memiliki arti,” ujar LaFrance, Profesor Psikologi Universitas Yale. Dia menambahkan, sebuah senyuman bahkan berpengaruh pada politik, pekerjaan, hubungan, dan budaya.

Meskipun tersenyum sering menandakan kebahagiaan, ekspresi ini juga menyampaikan berbagai emosi mulai dari menghibur, rasa malu, penipuan hingga menghina.

Studinya menyebut, ada perbedaan cara tersenyum pria dan wanita. Wanita rata-rata lebih banyak tersenyum ketimbang pria. Salah satu alasannya, kata LaFrance, adalah alasan biologis.

Para peneliti menemukan otot senyum utama, yang dikenal sebagai zygomaticus lebih besar dan tebal pada wanita daripada pria.  Kedua, area kerja wanita kebanyakan membutuhkan sosialisasi yang lebih banyak dibanding pria. Dan, umumnya wanita lebih cenderung memiliki keinginan bersosialisasi.

“Wanita sering berperan mengatur kegiatan sosial, mengurangi konflik, dan peduli kehidupan emosional orang lain,” tambah LaFrance.

Meskipun senyum biasanya memperlihatkan ekspresi positif ada sisi gelap dalamnya. Seperti tersenyum saat menyembunyikan perasaan atau bersikap sinis.  “Senyum merupakan sebuah topeng yang besar,” kata LaFrance.

“Senyum adalah sebuah pendekatan paling mudah saat pendekatan lain tidak bekerja,” ungkapnya kepada laman MSNBC.

[Source : palingseru.com]

Kisah Seorang Guru Jadi PSK Demi Anak Didiknya


Tinggal di desa kecil di propinsi Gan Shu. Awalnya dia bukan pelacur, setiap penduduk di desa tersebut tidak mengerti kenapa seorang gadis secantik Xia yang mempunyai paras tubuh yang indah dan rupa yang menawan tidak melakukan pekerjaan seperti gadis-gadis lainnya. Karena Xia menolak akan hal ini, ayah  Xia selalu menghukum dia. Suatu hari Xia mendengar bahwa sebuah sekolah di desa membutuhkan jasa seorang guru Xia langsung dengan sukarela menjadi seorang guru dengan tanpa imbalan.

Pas hari pertama Xia masuk ke sekolah menjadi seorang guru, setiap murid kaget dan terpukau akan kecantikan guru baru mereka Sejak saat itu Kelas selalu menjadi penuh dengan canda tawa setiap murid. Kelas mereka lebih layak untuk disebut sebagai tempat penampungan daripada bangku bangku sekolah yang normal. Dalam kondisi kelas yang sekarat ini, Xia mengajarkan beribu ribu kata kata chinese dan pengetahuan laennya kepada murid muridnya Suatu hari badai besar menghancurkan kelas mereka semua murid tidak bisa melanjutkan pendidikannya. Lalu kepala sekolah datang ke kota untuk merundingkan hal tersebut dengan walikota yang mengurus budget bagian pendidikan agar memberikan sumbangan uang utk membetulkan sekolah mereka akan kepala sekolah kembali dengan tangan kosong.

Kepala sekolah mengatakan kepada Xia bahwa walikota akan memberikan uang kalo hanya Xia yang datang kepada dia dan meminta uang kepadanya secara personal, Xia yang tidak pernah keluar dari desa dan meninggalkan rumah nya dan tidak pernah bertemu dengan walikota sebelumnya, telah memutuskan untuk berangkat dari rumah untuk mengunjungi sang walikota. Sebelumnya Xia kwatir kalo kunjungan dia akan mengacaukan suasana, akan tetapi dia tetep memutuskan pergi demi murid murid nya.

Xia berjalan lebih dari 10 kilo untuk ke kantor sang walikota setelah sampai, Xia duduk di depan kantor yang bagus di ruangan sang walikota. Setiba nya di kantor, sang walikota menyambut kedatangan Xia dengan sepasang mata pemburu yang haus akan Xia dan mununjukan tangannya ke sebuah ruangan dan mengatakan “Uang kamu ada di kamar tersebut. Kalau kamu mau, kamu ikuti aku” Xia melihat sebuah ruangan dengan ranjang yang besar, ranjang tersebut lah yang telah merenggut keperawanan Xia, Sang walikota telah memperkosa Xia. Darah segar dari keperawannan nya telah meninggalkan bekas dan jejak di sprei darah merah tersebut menjadi lebih merah daripada warna bendera national China. Xia tidak menangis sedikit pun yang ada dipikirannya adalah berpuluh puluh mata murid muridnya yang akan kecewa kalau tidak ada kelas buat mereka belajar.

Setelah itu Xia bergegas balik ke rumah yang gelap dan tidak memberi tahu kepada seorang pun tentang kejadian tersebut. Hari berikutnya, para penduduk membeli kayu dan membetulkan kondisi kelas. Akan tetapi kala ada hujan yang deras, kelas tersebut tetap tidak bisa di gunakan. Xia mengatakan kepada murid muridnya bahwa walikota akan membangun sebuah sekolah yang bagus buat mereka. Dalam kurang lebih 6 bulan, kepala sekolah mengunjungi walikota 10 kali akan tetapi tetep tidak diberikan dana yang dijanjikan kepada mereka. Hanya walikota lah yang tau apa yang telah terjadi pada Xia akan tetapi tidak bisa berbuat banyak tentang itu.

Pada saat semester baru berganti, banyak murid yang tidak bisa melanjutkan sekolah nya karena biaya dan mereka harus membantu orangtuanya untuk bekerja. Jumlah muridnya berkurang dan terus bekurang. Xia sangat sedih akan kondisi seperti itu. Ketika Xia mengetahui bahwa harapan murid muridnya telah hilang bagaikan asap. Dia lalu kembali ke kamarnya. Xia membuka bajunya, dan melihat tubuh telanjangnya di depan cermin. Xia bersumpah akan memakai tubuhnya yang indah untuk mewujudkan impian dari murid muridnya untuk bisa kembali sekolah. Xia tahu semua gadis dari desa bekerja sebagai pelacur di kota untuk mencari uang dan itu cara yang gampang untuk dia untuk mendapatkan uang. Dia membersihkan dirinya dan mengucapakan selamat tingal kepada kepala sekolah, ayah dan sekolah.

Dia mengikat rambutnya dengan kuncir dua dan berjalan menuju kota. Ketika dia berangkat ke kota, ayahnya tersenyum bangga akan tetapi kepala sekolah menangis sedih akan pilihan yang Xia lakukan. Di dalam glamor kehidupan kota, Xia tidak senang sama sekali dia menderita, dalam benak pikirannya, hanya ada sebuah kelas yang hancur dan keprihatian dan kesedihan dan kekecewaan expressi dari murid-muridnya. Xia masuk ke buat salon, berbaring di ranjang yang kotor dan menderita kerja kotor yang kedua di dunia percabulan. Malam itu di dalam diary nya Xia menulis “Sang walikota tidak bisa dibandingakan dengan tamu pertama nya lebih parah dan lebih kejam akan tetapi paling tidak tamu nya telah membayar dan memberi uang”

Xia mengirimkan semua uang penghasilannya kepada kepala sekolah dengan mengirit irit biaya untuk hidup nya dengan harapan bisa mengirim lebih banyak lagi> ke kepala sekolah. Sang kepala sekolah menerima uang tersebut dan mengikuti untuk menggunakan uang utk membangun sekolah. Ketika setiap orang yang menanyakan sumber uang tersebut, sang kepala sekolah hanya menjawab bahwa didapat dari donasi dari organisasi social. Akan tetapi seiring waktu, penduduk mengetahui bahwa sumber dana dari seorang mantan guru yang bernama Xia. Banyak reporters yang ingin meliputi berita ini akan tetapi ditolak oleh Xia dengan alasan bahwa dia hanya seorang pelacur biasa.Dengan uang tersebut, sekolah telah berubah drastis. Bulan pertama, ada papan tulis baru. Bulan ke dua, ada bangku kayu dan bangku. Bulan ketiga, setiap murid mempunyai buku masing masing. Bulan ke empat, setiap murid mempunyai dasi masing-masing. Bulan ke lima, tidak ada seorang murid pun yang datang ke sekolah tanpa alas kaki.

Bulan ke enam, Xia kembali mengunjungi sekolah Xia disambut dengan gembira dan para murid menyapa "Guru, kamu telah kembali guru, kamu cantik sekali” Melihat kegembiraan dari para murid muridnya, Xia tidak berkuasa untuk menangis. Tidak peduli berapa banyak air mata yang di teteskan nya dan berapa banyak derita, keluh kesan dan kisah sedih yang dia lalui dalam 6 bulan, Xia merasakan semua kisah sedih dan penderitannya itu sangat seimbang dan pantas untuk harga yang dia bayar untuk melihat apa yang Xia lihat saat itu. Setelah beberapa hari di rumah, Xia kembali ke kota. Pada bulan ke tujuh, sekolah telah mempunyai lapangan bermain yang baru. Pada bulan ke delapan, sekolah membangun lapangan basket, pada bulan ke sembilan, setiap murid mempunya pensil yang baru. Pada bulan ke 10, sekolah mempunya bendera nasional sendiri, setiap murid bisa menaikan bendera setiap hari nya.

Hingga suatu waktu Xia dikenalkan kepada seorang businessman. Sang pengusaha luar asing bersedia membayar 3000 rmb buat satu malam. Dengan pikiran yang lelah yang telah dia lalui beberapa tahun lalu, Xia dengan lelah menuju hotel sang pengusaha asing. Dia bersumpah bahwa itu adalah pekerjaan kotor yang terakhir bagi dia dan setelah itu dia akan kembali ke desa dan bersama sama murid muridnya di sekolah. Akan tetapi nasib berkata lain sungguh tragis telah terjadi malam itu dimana Xia bersumpah untuk terakhir kali nya, Xia di diperkosa dan disiksa hingga terbunuh oleh 3 pengusaha asing tersebut. Xia baru saja bertambah umur nya menjadi umur 21 tahun. Xia saat itu juga meninggal tanpa mencapai keinginan yang terakhir, yaitu untuk membangun satu kelas bagus dengan 2 komputer yang bisa digunakan oleh murid-murid.

Seorang pelacur telah meninggal dunia, keheningan yang di penuhi air mata. Saat itu langit kota ShenZen masih berwarna biru seperti lautan. Para murid-murid, guru-guru dan beberapa ratus penduduk menghadiri acara pemakaman Xia di desa kecil bernama “GanShu” Pada saat itu, semua hanya bisa melihat foto hitam putih dari Xia dalam foto itu Xia mengikat rambutnya dengan senyuman bahagia. Kepala sekolah membuka diary Xia dan membacakanya di depan para murid murid nya dan Xia menulis “Sekali melacur, bisa membantu satu anak yang tidak bisa sekolah. Sekali menjadi wanita simpanan, bisa membangun sebuah sekolah yang telah hilang harapan. Bendera setengah tiang dikibarkan.

[Source : ikadanewsonline.com]

Wah....Video Semi Bugil Makiyo di Iklan Sabun Mandi

Foto Semi Bugil Penyanyi Jepang Makiyo di Iklan sabun mandi menggemparkan Jepang. Makiyo foto semi telanjang di iklan Sabun mandi tersebut.

Konon kabarnya dengan foto semi telanjang Makiyo di iklan sabun mandi dia dibayar USD 65.800. Dalam foto semi bugil Makiyo tersebut menampilkan video video semi bugil Makiyo berpakaian hanya menggunakan busa sabun, di bagian payudara dan miss V-nya.



Foto Semi Bugil Makiyo di Iklan Sabun Mandi

Iklan yang diupload ke Youku ini, dalam beberapa hari mengundang 750 ribu orang menonton iklan tersebut. Demikian seperti disitat Maydaily, Rabu (28/9/2011).

“Pergilah memotret sebuah video dewasa, jangan sia-siakan bakat Anda,” kata Paus Janji, dalam komentarnya.

Tampil menjadi bintang iklan, model Jepang blasteran Taiwan itu kabarnya mendapat bayaran USD65.800.

Yah foto semi bugil Makiyo di iklan sabun mandi menambah catatan artis yang mau dibayar untuk buka baju mereka.

[Source : dailymail]

Indonesia's Only Female Sex Therapist Goes Online


Zoya Amirin has come across every myth imaginable in her job as sex psychologist in Indonesia: An uncircumcised girl will become sex-crazed. Clove cigarettes increase virility. A gecko's saliva can cure AIDS.
Knowing such misinformation can ruin relationships and even lives, Amirin — the only woman certified in her field in the world's most populous Muslim nation — has decided to launch a weekly podcast to provide some frank, accurate talk about the bedroom.

Her 15-minute, debut episode of "In Bed with Zoya" will air on her website Thursday.

"People here really believe in myths ... that's my biggest challenge," said Amirin, adding she wants to make her show as cool as possible so people will tune in without feeling they're being talked down to.

"It's time to embrace our sexuality in a healthy way," she said, "and to be mature in our understanding."
Her job illustrates some of the changes taking place in Indonesia, which toppled its longtime dictator Gen. Suharto in a wave of pro-democracy street protests just over a decade ago.

The nation of 240 million remains socially conservative in most areas, including relationships, something old-style politicians are desperate to maintain. Yet these customs are coming under pressure from a more freewheeling approach to sex, in part due to increased wealth and more females living and working alone before marriage.

Nearly 40 percent of teens have had sex, a new survey shows, and the Internet has opened the gates to a subject long considered off-limits in public schools. Bringing up the word "condom" could cost a teacher his job.

"The taboo is not against sex, but against making it public and formal," said Julia Suryakusuma, an Indonesian sociologist who often writes about human sexuality.

That point was hammered home by Education Minister Muhammad Nuh himself, after a video of a much-loved pop star having sex with two girlfriends made its way to YouTube, putting the country of the verge of sexual hysteria.

Asked whether it might be time to add sex ed to the curriculum, he said "No! ... I may be obsolete .... but I think this is something you should learn about naturally."
Young people have even less luck at home. For most, bringing up the subject of sex with their parents is inconceivable.
"That would just be too embarrassing," said Dianita Permani, an 18-year-old high school student in the capital, Jakarta.
"I'd rather talk about it with my close friends ... look things up on the Internet, read vulgar novels," she says with a giggle. "Personally, I don't want to have sex until I get married. But it is everywhere. I'll just have to follow my instincts, I guess, and figure out for myself what's good or bad."

Amirin hopes people like Permani will turn to her as a credible and easily accessible source of information.

Her podcast, which will be co-hosted by television personality Chantal Della Concetta, who has drawn some controversy herself for racy lingerie pictures in a popular magazine, will at first be a frank conversation between two friends. The first subject: Debunking sexual myths.

They include that putting a bead beneath a boy's foreskin will enhance his sexual pleasure, and that girls will be nymphomaniacs if they don't get circumcisions, which continue despite a 2006 ban. Folklore that gecko saliva could cure AIDS, in a country grappling with the fastest growing endemic in Asia, unleashed a wave of gecko hunting and a surge in prices for the reptiles a couple of years ago.

Eventually, the website will include a free online chat service. Both women are ready for criticism.

Though most of Indonesia's 210 million Muslims are moderate, a hard-liner fringe has become more vocal and violent in recent years, attacking bars, transvestites and anything else deemed "blasphemous."

The hard-liners also have succeeded in influencing politicians who — afraid of being labeled unIslamic — pushed through a controversial anti-porn law, used to imprison Nazril "Ariel" Irham, the pop star, even though it appears his sexcapades were never intended for public viewing.

Amirin defended him at his trial, saying he did not show any signs of being an exhibitionist.

More recently, Jakarta Gov. Fauzi Bowo captured the conservative mood of the country's leaders when he responded to the gang-rape of two young women on a public minibus by blaming the victim. Wear a miniskirt, he said earlier this month, and you're practically asking for it.

Aside from a small protest in the capital, Bowo's comments barely made any waves. Though Amirin's website marks the latest attempt at online sex education, it's certainly not the first.

Last year the National AIDS Commission launched an interactive Web page aimed at teens and young adults. Others have come and gone during the past decade.

Amirin hopes hers is here to stay, "I want to change mindsets," she said. "It's about time everybody in Indonesia be more open-minded about sex."

[Source : kompas.com]

Demi Moore reportedly done with Ashton Kutcher cheating ways

The ongoing silence by Ashton Kutcher and Demi Moore is further fueling the rampant rumors that their marriage has collapsed.

According to various media reports, it was Kutcher’s serial cheating on his wife — 15 years his senior — that finally led Moore to throw in the towel and decide she could no longer tolerate her younger husband’s roving eye.

According to a close associate of Moore’s, the actress believes Kutcher has “sex addict issues, but he won’t agree to get help or any kind of counseling.”

Several sources also confirm Star magazine’s claim the couple have been quietly separated for a number of months, and the whole situation has upset Moore’s daughters from her 13-year marriage to Bruce Willis, which ended in 2000. Though they all have become extremely close to Kutcher over the past half-dozen years, Rumer, Scout and Tallulah Willis are said to be very supportive of their mother and deeply disappointed in Kutcher’s alleged straying.

† The actor has always denied reports of a 2010 fling with 21-year-old Brittany Jones, whom he allegedly met at a L.A.-area bowling alley. The latest reported hookup — supposedly last weekend during Kutcher and Moore’s sixth anniversary — was with a woman RadarOnline has identified as Sarah Leal, who reportedly has met with an attorney already. Asked about that, a source on the set of Kutcher’s “Two and a Half Men” TV show said, “Perhaps it’s to negotiate some kind of tell-all interview.”

† Speaking of “Two and a Half Men,” I’ve heard there are mixed feelings on the set of that hit series. While some show honchos are unhappy about another potential scandal involving one of their stars (Hello! Charlie Sheen!), my best “Men” source joked, “Hell, something like this will only attract even more people to watch us on Monday nights.”

† Though Moore long has been rail thin, recent appearances show her more gaunt than usual, assumed to be the result of stress in her life.

ON A PEDESTAL: During Derrick Rose’s Murray Park event Tuesday, the Bulls star said that along with his mom and Michael Jordan, his short list of role models also includes Will Smith.

“From where he came from — a guy that started off good as ‘Fresh Prince,’ [almost] went bankrupt and still found his way back and is still making tons of money and different movies and is still a hard-working man — I take my hat off to him.

“That’s why he’s my role model. He inspires me every single day, every time I go out there and play.”

MAKIN’ MUSIC: Thanks to a tip from her good pal Larry King, Our Town’s Sugar Rautbord is heading up to S.P.A.C.E in Evanston on Thursday night to check out fast-rising international recording star Patrizio Buanne, who will be performing at 6:45 and 8:45 p.m. The sexy Italian crooner — whose new album “Patrizio” just went triple platinum in Australia, Asia and South Africa — sings both in his native tongue and English.

As a kid, Buanne sang for Pope John Paul II before a crowd of 85,000 in Rome, leading to his initial recording contract with producers who had recorded Celine Dion and Josh Groban.

Despite his good looks, Rautbord quips, “I’m just going to Evanston to meet him, so I can practice my Italian.”

Sure, Sugar … sure.

[Source : suntimes.com]

28 September 2011

Trial opens with clashing versions of M. Jackson death

LOS ANGELES (AFP) - The trial has opened for Michael Jackson's doctor, who is accused of killing the King of Pop through gross negligence but claims the star took his own life in a massive drug overdose.

Conrad Murray's manslaughter trial opened Tuesday with a haunting photo of Jackson's corpse draped in white on a hospital gurney and an audio recording of the star, apparently heavily drugged, two months before his death.

But the court also saw a video of Jackson rehearsing "The Way You Make Me Feel" days before his death, and heard that he had plans for a world tour and a feature film version of his famous "Thriller" video.

Murray's lawyer argued that Jackson died "instantly" after taking two different drugs while the doctor was out of the room at the star's Holmby Hills mansion on June 25, 2009.

"He did an act without his doctor's knowledge, without his doctor's permission, against his orders. He did an act that caused his own death," Murray's lawyer Ed Chernoff argued.

Chernoff said Jackson took eight two-milligram lorazepam pills -- enough to put six people to sleep -- without his doctor's knowledge, and then gave himself an extra dose of the powerful sedative propofol.

The combination of drugs "killed him instantly... He died so rapidly, so instantly, he didn't even have time to close his eyes," he said.

Murray, 58, faces up to four years in jail if convicted by a jury of seven men and five women of involuntary manslaughter in the death of Jackson, who was preparing for a series of comeback concerts.

The physician is alleged to have given Jackson an overdose of propofol -- which Jackson himself referred to as "milk" -- to help alleviate his insomnia.

Murray, trained as a cardiologist, has never denied giving Jackson propofol, which typically is used as an anesthetic during surgery, but he denies having "abandoned his patient" at a critical, and ultimately fatal, moment.

The doctor wiped tears from his eyes at one point during Tuesday's testimony.

The prosecution claims the doctor has Jackson's life on his conscience.

In his opening statement, deputy district attorney David Walgren said: "The evidence... will show that Michael Jackson literally put his life in the hands of Conrad Murray.

"That misplaced trust... cost Michael Jackson his life," he added, claiming Murray was motivated more by his $150,000 a month contract with Jackson than by his duty of care to the singer.

The doctor made a series of phone calls -- and even emailed an insurance agent dismissing media reports that Jackson was too sick to play the London concerts -- while Jackson lay dying, Walgren said.

Walgren also played a recording of an apparently heavily drugged Jackson talking in a slurred voice to Murray a month and a half before his death -- suggesting this showed the doctor was well aware of how ill Jackson was.

But Chernoff claimed that Murray only gave Jackson propofol after the star begged for it.

"If I don't sleep, if I don't get some sleep, I can't complete my rehearsal. If I can't complete my rehearsal, I can't complete my show -- and I will fail," Jackson was quoted as saying.

Jackson's mother Katherine and father Joe were in court, along with his siblings Jermaine, Janet, LaToya, Randy, Tito and Rebbie.

At least 300 fans and others gathered outside the court, some chanting "murderer" at Murray. At one point before the trial started a woman tried to attack the doctor, but was stopped by security guards, reports said.

The first witness called was Kenny Ortega, the director of Jackson's "This Is It" shows -- who revealed that Jackson was planning to take the show around the world and then to make films.

"He invited me to join him as a co-director to do (a) full-length feature film of 'Thriller' video," as well as one based on his "Smooth Criminal" single, from the 1987 album "Bad."

Of their last meeting, on the evening of June 24, 2009, Ortega said: "Michael was very happy... I told him that I loved him, he told me that he loved me more."

Jackson gave him a hug and they parted, he said.

The panel to decide Murray's fate includes six white jurors, five Hispanics and one African American. They include high school graduates, some jurors with a college education, and one with a master's in business degree.

[Source : yahoo.com]

Jangan Begitu Dong Sayang?

Bukan hanya perempuan, sebagai manusia biasa pria pun memiliki beberapa hal yang dibenci dari sikap perempuan pada saat berhubungan intim/seks.

Jadi, untuk meningkatkan hubungan yang mesra antara suami dan istri, hendaknya pasangan suami istri dapat saling memahami dalam hubungan seks. Berikut adalah hal yang wajib Anda hindari saat Anda tengah berduaan dengan pasangan Anda.



1. Anda merabai bokongnya
Pria sangat menyukai ketika Anda memainkan jemari Anda di sekitar bokongnya. Di situlah letak prostat, dan stimulasi pada area tersebut akan memberikan rangsangan seksual yang menyenangkan buat mereka. Tetapi, Anda harus mengatakannya lebih dulu bahwa Anda akan melakukan manuver di area bokong.

Bila tanpa memberi komando sebelumnya tangan Anda sudah berkelana di sana, hal itu hanya menyebabkan mereka sangat tidak nyaman.

 2. Menyebut soal mantan Anda
Tak ada pria yang mau membayangkan pasangannya tengah bercinta dengan pria lain. Tak peduli setinggi apa pun pujian Anda terhadap si dia (misalnya, “Kamu jauh lebih hebat daripada mantanku!”), namun hal itu tetap menandakan bahwa Anda masih mengingat-ingat saat berhubungan dengan mantan.

3. Langsung menutupi badan usai berhubungan
Ini yang bikin pria paling ilfil: Anda buru-buru menarik selimut buat menutupi badan Anda, atau membalikkan badan saat memakai pakaian dalam, begitu acara bercinta usai dan si dia tergolek kelelahan.

Yang ada di pikiran mereka adalah, “Kita baru saja berhubungan intim, dan sekarang kamu merasa risih karena aku melihat payudaramu. Itu aneh sekali!” Seharusnya, jika Anda memang menikmati hubungan seksual tersebut, Anda juga merasa nyaman saat membiarkan ia melihat Anda dalam keadaan telanjang.

4. Memaksa penisnya berdiri
Apa maksudnya? Begini, kadang-kadang, pria tidak akan langsung ereksi maksimal meskipun Anda sudah melancarkan jurus-jurus foreplay andalan Anda. Saat itu Anda sendiri mungkin sudah siap untuk menerima dirinya, tapi tak perlu mengatakan, “Ayo, sekarang dong!”

Sebab, si dia mungkin justru belum siap, dan ia tak akan suka karena itu menunjukkan Anda memaksanya untuk segera beraksi. Kalau sudah begini, dia bisa langsung turn off.

5. Ribet dengan tubuh Anda sendiri
Entah itu karena Anda tak sempat ber-bikini wax, pinggul Anda mendadak berselulit, atau kaki Anda belang sepulang kepanasan di Bali, si dia tak akan peduli. Jika ia sudah turn on, ya turn on saja. Anda tak usah berkeluh-kesah seperti, “Aduh, pahaku item nih. Belangnya kelihatan banget, nggak?” Buat pria, ini enggak penting banget.
 


6. Tidak mengatakan apa yang Anda sukai
Tidak semua pria mengerti apa yang Anda rasakan ia menyentuh tubuh Anda. Ia tidak tahu sisi mana dari tubuh Anda yang paling sensitif, dan ia sebenarnya mengharapkan petunjuk dari Anda.
Tetapi ketika Anda tak juga terangsang ketika ia sudah bekerja keras, ia bisa frustrasi. Jika Anda memang belum merasakan titik sensitif Anda tersentuh, katakan saja.

7. Mengandalkan gaya yang itu-itu saja
Bertanyalah pada pasangan, posisi apa yang paling ia sukai, atau sentuhan apa yang tidak mereka nikmati. Jawabannya pasti, “Selama itu tentang seks, apa saja pasti enak!” Kenyataannya tidak begitu. Suatu saat mereka akan menginginkan Anda mencoba posisi baru, atau mengubah rutinitas yang selama ini berlaku.

Cobalah memakai pakaian yang lebih seksi, di lokasi yang berbeda, atau mengajaknya mencari buku-buku yang bisa memberi inspirasi. Ia pasti akan menyambut dengan antusias.

8. Merasa jijik dengan apa pun yang terjadi padanya
Anda mungkin tak sadar mengucapkan kata-kata atau menunjukkan ekspresi yang menandakan Anda merasa jijik. Tapi dalam hal ini pria sangat sensitif.

Misalnya, Anda tak biasa melakukan seks oral dan Anda enggan melakukannya. Katakan saja Anda merasa belum nyaman dengan hal tersebut dan bukannya mengatakan, “Eeeuuuw….!” Coba bayangkan kalau ia yang mengatakan hal tersebut pada Anda?

9. Anda pemalas atau pasif
Hubungan seks kan terjadi karena Anda dan dia menginginkannya. Karena itu, Anda berdua harus sama-sama berusaha. Tidak adil bila ia sendiri yang melayani Anda.

Entah Anda memang pemalas, atau Anda tidak tahu apa yang harus dilakukan, hal itu membuat si dia kesal. Tunjukkan bahwa Anda berhasrat padanya, pamerkan ekspresi Anda saat merasa begitu nikmat, keluarkan suara Anda bila itu memang membuat Anda lebih nyaman, dan beri sentuhan apa pun yang menyenangkan buat dia.

George Will: The Republican Party Has Become Too Southern

George Will criticized Rick Perry‘s debate performance last week on This Week today, while also criticizing the Republican party for adopting a Southern strategy in the last few election cycles that have not always yielded positive results.

Christiane Amanpour, while not wanting to pile on to the Perry criticism, wanted to address his unfortunate stumbling during last Thursday’s Fox News debate. You’ll recall that Perry slightly mangled his words when going after the many flip-flops of Mitt Romney.

Will agreed that the soundbite was painful, and postulated that it is now too late for the GOP field to be shaken up, and the voters will be presented with the choices they already have. But Will didn’t just criticize Perry, he criticized what his candidacy meant for the Republican party.

Tim Pawlenty got in trouble when he got a chance to attack Romney and didn’t. Perry’s in trouble because he attacked Romney and did it so incompetently. There’s also the problem that the Republican party has been, in recent years, too Southern. In the last five presidential cycles, they’ve got 79 percent of their electoral votes from the South. It’s too much.”

He argued that the Republicans have relied too much on picking up the Southern and Northwestern states (as well as funneling a lot of money into winning Ohio) to take the presidency, and such a strategy might not work this time around because of how President Obama changed the battlefield.

Watch the video below, courtesy of ABC News:

[Source : mediaite.com]

Treatment of women in the workplace comes to the fore in France

Since the furor over the arrest and release of French politician Dominique Strauss-Kahn on sexual assault charges in New York, more women in France are speaking out about sexual harassment.


Sexual assault accusation in France
Former International Monetary Fund chief Dominique Strauss-Kahn, who was charged with sexual assault in New York in May, faces accusations by French journalist Tristane Banon that he sexually assaulted her in 2003. 

She shied away from the term "sexual harassment," preferring "seductive pressure."

"Women can't talk about the seductive pressure that men put on women, because it is a taboo in France," said the woman, pausing between sentences. A former company manager, she, perhaps tellingly, wished to remain anonymous. "As women managing directors, we've all been confronted with it."

As she spoke, she began to worry that her comments would create "generalizations" about France. She was only one person, and was sorry to be wasting a reporter's time, she added, with a tight smile.

The recent furor over the arrest and release of French politician Dominique Strauss-Kahn on sexual assault charges in New York pushed the issue of the treatment of women in the workplace to the fore in France, where the sexual peccadilloes of even the highest elected officials have long been kept out of the headlines.

On Thursday, Strauss-Kahn is expected to meet before a judge with a female journalist who has accused him of seeking to sexually assault her in 2003. Though the woman, Tristane Banon, first publicly discussed the incident years ago, she did not make an official complaint until after the former International Monetary Fund chief was arrested in New York in May.

Defenders of Strauss-Kahn — many of them men — have tended to brush off the New York scandal as the result of uptight "Anglo-Saxon" attitudes on sex. But more French women have begun speaking, often hesitantly, of a pervasive atmosphere of sexism, and of a widespread fear of rocking the boat.

"Women don't want to be part of this category that says there's a problem," said Genevieve Fraisse, a philosopher focusing on women's studies at the National Center for Scientific Research, a government-funded organization.

"In France you have to be on the side of the seducer," she said. "The good side … because power is masculine."

As prominent women in a variety of fields talked about what the Strauss-Kahn case had meant to them, their reactions marked divisions within French society, and even within the country's ever-evolving, diverse feminine half.

"We are shocked by the way that a woman can be used as tools. How we can judge women by their flesh. But it's not just in politics, it happens everywhere," said Nora Berra, secretary of state and second in command to the labor, employment and health minister.

Although women make up a fast-growing segment of France's workforce, they continue to earn less than men — nearly 18% less in 2008 — and they hold disproportionately fewer top jobs. According to the most recent statistics, from 2008, published this year by the Ministry for Solidarity and Social Cohesion, women made up about 30% of business managers, and 17.1% of chief executives in private industry were women.

Legislative initiatives to improve gender parity in government and, more recently, in the private sector have spurred an increasingly mainstream dialogue about the need for more women leaders. A new law will ensure that within six years, 40% of board members in large businesses are women.

But when it comes to legal safeguards against sexual harassment, protections can be difficult to enforce. In French law, sexual harassment is defined loosely as being a form of harassment committed "with the goal of obtaining sexual favors." And victims must prove the intentions of their aggressors, a task women's rights groups say can be very difficult. The groups also note that many cases of sexual harassment are not necessarily aimed at obtaining favors, but can simply be instances of intimidation.

Conversations with women kept boomeranging back to the so-called taboo. Sexual harassment happens, they said, but "it's hard to talk about."

"In France, there's gastronomy, there are monuments, and there's the French relationship between men and women," said Marilyn Baldeck, head of the European Assn. Against Violence Against Women at Work, which provides legal counsel for victims of sexual harassment.

"Very often we are told that we are disturbing a French model that makes the so-called glory of France. These are very strong cultural values. But we say that French culture is used as a pretext to act with impunity, and against the law."

Her group has been pushing for a clearer legal definition of sexual harassment and preventive education about it at work.

"But they take us for crazies, who, through our actions, want to shake up the wonderful relationship between men and women at work in France," Baldeck said.

Some women, especially among younger generations, have no tolerance for sexual harassment, and say it creates professional barriers for women.

"There is this expectation of conforming to this idea that we have a culture where it's not as strict about relationships between men and women," Isabelle Pinard, 30, an editor for the Review of Philosophical and Theological Sciences, said in reference to "ordinary sexism" and harassment.

"But this shouldn't just fly over your head, because it's not professional, and it's distracting, because it calls attention to a lot of things that are not why you are there. More and more young workers in France, having worked elsewhere, feel that way."

And there were those who seemed to be somewhere in the middle, acknowledging that sexual pressure could create difficulties.

"You have to defend yourself. And you don't defend yourself by the law. There is no strict rule as in the U.K., or as in the U.S. But you have to know how to defend yourself," said Nathalie Tournyol du Clos, 46, head of administration and finances for the Economic, Social and Environmental Council, a government body that helps develop policy in those areas.

"Every woman reacts differently. It's true that we are a Latin country, and well, my boss may notice if I'm dressed nicely — and that's all. But what we don't like is when it becomes sexist," she said.

Natacha Henry, who wrote about sexism and sexual harassment in the workplace in her book, "Les Mecs Lourds," which roughly translates as "Sleazy Guys," said, "It is part of the glass ceiling, because all the time these women spend thinking, 'Oh my God! Do I say something? Or will I lose my job? Not get invited to lunch meetings?' It's done to put down their intelligence, to show, 'I am in power, and you are weak.'"

No reliable national statistics exist on the extent of sexual harassment here. Baldeck's group said it logs about 400 calls annually from victims, and that in many of those cases women believe they have been sexually harassed, when in fact what they describe has already tipped into physical aggression and attempted rape. The harassment before the physical attack is usually considered too mundane for most victims to report, the group said. Many women are also not clear on what sexual harassment is, Baldeck said.

A former ambassador spoke with particular punch on the issue. Asking to remain anonymous because of the "sensitivity" of her position within a government body, she offered to be identified as a woman who had "a brilliant career in diplomacy, because it's true."

The woman, in her 60s, broke down life at the government's various ministries this way:

"You have the courtesan who plays with her attraction, her sex appeal to climb … and there are a lot of them, oh how there are a lot! And then there are women who want to get there through their competence and motivation, and there are many. I'd say they are the majority. And those, at one point or another, hit a glass ceiling.

"I worked for five or six ministers directly. They are all womanizers. Except for one," she said, citing strings of mistresses who would be asked to set up their desks right in their bosses' offices, where they would soon be replaced by others.

"Me, working for ministers, I never changed gears. But others fall. Because they think it could be favorable for their careers," she said. "And yes, that happens all the time."

She said men were afraid to have women in positions above them. "It's a terrible reevaluation for men to be directed by a woman. Spontaneously, he will have problems with it. It's his ego."

Well, if that's the case, how will the glass ceiling be broken?

She squinted back.

"You're right," she said. "We must fight."


[Source : latimes.com]

Link Exchange

Copy kode di bawah ke blog sobat, saya akan linkback secepatnya

Berbagi Informasi

Sport

Translate

Blog Archive

Pageviews last month