"Surat berharga negara bukan lagi apa yang seharusnya menjadi sebuah investasi yang aman dalam semua hal," ujar Bomhard dalam wawancaranya dengan Sueddeutsche Zeitung seperti dikutip dari AFP, Senin (1/8/2011).
Masalah krisis di Eropa dan kemungkinan gagal bayar AS telah membayangi pasar finansial global. Pasar saham terus merosot, sementara nilai tukar dolar AS melemah meski imbal hasil surat utang tidak terlalu terguncang. Investasi yang justru melonjak adalah emas yang terus menciptakan rekor terbarunya.
Menurut Bomhard, kemungkinan Eropa tidak bisa lagi bertahan menghadapi krisis lebih lanjut. Eropa tidak dapat menanggung lagi krisis baru dan 'obat' baru untuk krisis seperti usaha-usaha yang dilakukan untuk mempertahankan perekonomian Yunani.
Sedangkan AS kini hanya memiliki waktu yang sempit sebelum tenggat waktu penyelesaian masalah kenaikan batas utang pada 2 Agustus. Namun Pemimpin Senat AS, Harry Reid telah memberikan lamu hijau untuk rancangan kenaikan batas utang setelah melakukan pembicaraan dengan rekannya dari partai Demokrat.
"Ada beberapa isu yang telah dipecahkan dan kita harus mengerti bahwa belum ada kesepakatan yang dibuat. Kami optimistis sebuah kesepakatan bisa tercapai, namun kita belum sampai disana," ujar Reid.
Perekonomian AS mencapai batas utang pada 16 Mei dan telah menggunakan penyesuaian belanja dan akuntansi, termasuk penerimaan pajak yang melebihi target, sehingga anggaran tetap beroperasi normal. Namun hal itu hanya bisa dilakukan hingga sebelum batas waktu 2 Agustus.
[Source : esq-news.com]
0 Comment:
Post a Comment
Silahkan anda meninggalkan komentar yang tidak berbau SARA