Share Info

8 August 2011

Aman Berpuasa Bagi Penderita Diabetes

Sering kali para penderita diabetes kebingungan saat memasuki bulan puasa. Bagaimana tidak, kewajiban mereka untuk berpuasa terganjal kondisi kesehatan yang pastinya juga wajib untuk diperhatikan.


Dalam seminar PB PAPDI (Pengurus Besar Perhimpunan Ahli Penyakit Dalam Indonesia) dengan tema Ibadah Berkualitas Selama Puasa Tanpa Gangguan Penyakit, Dr Tri Juli Edi Tarigan, SpPD menuturkan bagi penderita diabetes atau diabetesi yang harus di waspadai bukan hanya kadar gula yang meningkat tetapi juga kadar gula yang menurun alias terlalu rendah.

“Dalam kondisi berpuasa kadar gula darah seseorang akan turun. Tentunya bagi penderita diabetes, penurunan kadar gula darah punya konsekuensi yang serius,” katanya.

Boleh atau tidaknya penderita diabetes berpuasa, kata Dr Tri, para diabetesi harus bisa mengontrol kadar gula darahnya dengan baik. Untuk itu lakukan kontrol sebelum puasa untuk mengetahui apakah ia boleh melakukan puasa atau tidak.

“Sebelum berpuasa sebaiknya mengecek kadar gula darah, tekanan darah, fungsi ginjal, kolesterol, indeks massa tubuh dan berat badan. Dengan begitu bisa dilakukan stratifilasi resiko. Hasil tersebut yang nantinya menjadi dasar rekomendasi dokter yang diperlukan untuk pasien diabetes seperti modifikasi pengobatan, karena pada setiap orang akan berbeda rekomendasinya,” terangnya.

Nah, untuk mengetahui apakah diabetesi tersebut boleh melakukan puasa atau tidak, perlu dilihat dari resiko yang dimilikinya. Dr Tri menyebut 4 tipe resiko berikut: 1.Resiko sangat tinggi, yaitu kondisi diabetesi dengan riwayat diabetes tipe 1 yang sudah menggunakan insulin sejak awal diagnosis, sering mengalami gula darah drop yang berulang dan ketoasidosis (darahnya asam karena tingginya jumlah benda keton) berulang serta ibu hamil.

2. Resiko tinggi, yaitu mereka yang sudah mengalami gangguan fungsi ginjal, tinggal sendiri dan menggunakan insulin atau sulfonilurea serta geriatri atau lansia yang sakit-sakitan. 3. Risiko sedang, merupakan mereka yang kadar gula darahnya masih bisa terkontrol dengan menggunakan obat sulfonilurea atau glinid. dan 4. Resiko ringan, yaitu para diabetesi yang kadar gula darahnya terkontrol hanya dengan diet saja atau menggunakan obat metformin atau TZD.

“Karena saat puasa kadar gula darah akan turun yang menyebabkan insulin berkurang dan hormon yang kerjanya berkebalikan dengan insulin justru meningkat seperti glukagon dan adrenalin yang berfungsi memecah glikogen sehingga memicu pembentukan keton dari hasil pemecahan non-karbohidrat,” jelasnya.

Pada dasarnya keputusan berpuasa mutlak dari si penderita sendiri, namun alangkah lebih bijaknya bila para diabetesi juga mematuhi rekomendasi dari para dokter untuk kelancaran ibadahnya. Selamat berpuasa!

[Source : perempuan.com]

0 Comment:

Post a Comment

Silahkan anda meninggalkan komentar yang tidak berbau SARA

Link Exchange

Copy kode di bawah ke blog sobat, saya akan linkback secepatnya

Berbagi Informasi

Sport

Translate

Blog Archive

Pageviews last month