Share Info

20 December 2011

Penyebab Wanita Mudah Marah-marah Sebelum dan Saat Datang Bulan

Premenstrual Syndrom (PMS)

PMS adalah kumpulan dari gangguan emosi, fisik, psikologis, semangat (mood) yang terjadi setelah ovulasi dan biasanya berakhir ketika terjadi menstruasi pada wanita usia reproduksi. Gejala psikologis yang umum adalah gampang marah, depresi, menangis, sangat sensitif, dan perubahan rasa antara sedih dan marah. Sedangkan gejala fisik yg sering terjadi adalah lelah, kembung, nyeri payu dara, jerawat dan gangguan nafsu makan.kadang gejala-gejala ini tetap berlanjut selama menstruasi.

Bentuk yang lebih parah dari PMS dikenal sebagai gangguan dysphoric premenstrual (PMDD) yang terjadi pada sebagian kecil wanita dan menyebabkan gangguan yang sangat parah sehingga harus beristirahat penuh dari pekerjaannya.
Ilustrasi

Sekitar 80% wanita pernah mengalami PMS. Nanum secara klinis PMS dialami oleh 20% - 30% wanita. Sekitar 2% - 6% yg mengalami PMDD.

Hingga saat ini belum ditemukan secara pasti apa penyebab PMS. Sebagian besar peneliti menemukan bukti bahwa PMS merupakan hasil dari perubahan atau interaksi antara kadar hormon seksual dengan senyawa kimia otak yang dikenal sebagai neurotransmitter.
Beberapa teori menyebutkan antara lain karena faktor hormonal yakni ketidakseimbangan antara hormon estrogen dan progesteron. Teori lain bilang, karena hormon estrogen yang berlebihan. Para peneliti melaporkan, salah satu kemungkinan yang kini sedang diselidiki adalah adanya perbedaan genetik pada sensitivitas reseptor dan sistem pembawa pesan yang menyampaikan pengeluaran hormon seks dalam sel. Kemungkinan lain, itu berhubungan dengan gangguan perasaan, faktor kejiwaan, masalah sosial, atau fungsi serotonin yang dialami penderita.

Sindrom ini biasanya lebih mudah terjadi pada wanita yang lebih peka terhadap perubahan hormonal dalam siklus haid. Akan tetapi ada beberapa faktor yang meningkatkan risiko terjadinya PMS.
1. Wanita yang pernah melahirkan (PMS semakin berat setelah melahirkan beberapa anak, terutama bila pernah mengalami kehamilan dengan komplikasi seperti toksima).

2. Status perkimpoian (wanita yang sudah menikah lebih banyak mengalami PMS dibandingkan yang belum).

3. usia (PMS semakin sering dan mengganggu dengan bertambahnya usia, terutama antara usia 30 - 45 tahun).

4. Stres (faktor stres memperberat gangguan PMS).

5. Diet (faktor kebiasaan makan seperti tinggi gula, garam, kopi, teh, coklat, minuman bersoda, produk susu, makanan olahan, memperberat gejala PMS).

6. Kekurangan zat-zat gizi seperti kurang vitamin B (terutama B6), vitamin E, vitamin C, magnesium, zat besi, seng, mangan, asam lemak linoleat. Kebiasaan merokok dan minum alkohol juga dapat memperberat gejala PMS.

7. Kegiatan fisik (kurang berolahraga dan aktivitas fisik menyebabkan semakin beratnya PMS).

Diagnosis PMS

Diagnosis PMS dibuat dg membuat catatan menstruasi yg berisi gejala-gejala fisik dan emosi selama berbulan-bulan. Jika perubahan terjadi secara konsisten sekitar ovulasi (pertengahan siklus atau hari ke 7 s/d 10 siklus haid) dan bertahan sampai menstruasi dimulai, maka diagnosis PMS akan akurat. Tidak ada tes laboratorium untuk menentukan apakah seorang wanita terkena PMS. Tes laboratorium hanya digunakan untuk membedakan dg gejala yang mirip PMS.

Setelah mengetahui apa saja yang dapat menyebabkan PMS dan apa saja yang dapat meningkatkan gejalanya, maka untuk mencegah PMS sebaiknya para sista menghindari hal-hal yang dapat meningkatkan gejala PMS dengan memperbaiki siklus hidup sista, makan makanan yang bergizi, hindari stress; gula, garam, kopi, teh, coklat, minuman bersoda, produk susu, dan makanan olahan saat menjelang menstruasi. Selain itu penting juga menghindari rokok dan alkohol serta membiasakan diri berolah raga.

[Source : http://unik247.blogspot.com]

0 Comment:

Post a Comment

Silahkan anda meninggalkan komentar yang tidak berbau SARA

Link Exchange

Copy kode di bawah ke blog sobat, saya akan linkback secepatnya

Berbagi Informasi

Sport

Translate

Blog Archive

Pageviews last month