Para perempuan dari kelompok tertentu di
Somalia tidak bisa dengan leluasa memakai kutang atau bra. Sebuah
kelompok di negara yang terletak di benua Afrika itu, diberitakan
melarang penggunaan bra. Alasannya, fungsi bra hanya mengelabuhi
siapapun yang melihatnya.
Perempuan Somalia
Aturan
tersebut didegungkan kelompok garis keras Al Shabaab. Kelompok itu
melarang perempuan mengenakan karena menilai fungsi bra hanya untuk
membohongi mata. Kelompok ini menafsirkan bahwa pemakaian bra tidak
sesuai dengan ajaran agama yang mereka anut. Dan jika aturan ini
dilanggar, hukuman cambuk telah menanti.
Agar
aturan tersebut dipatuhi, Al Shabaab sengaja mengirimkan pasukan
bersenjata di jalanan di ibukota Somalia, Mogadishu. Tugas utamanya
mencari perempuan yang mengenakan bra saat berada di jalan.
Parahnya,
perempuan-perempuan tersebut tidak hanya ditanya apakah ia mengenakan
bra atau tidak. Namun pasukan tersebut akan memeriksa, apakah payudara
yang menonjol tersebut merupakan hasil sanggahan bra ataukah alami dari
`sononya`.
Seperti
dikutip Daily Mail, Sabtu (17/10), beberapa perempuan di Somalia
mengeluhkan pelecehan yang dilakukan pasukan Al Shabaab. Beberapa
perempuan yang kedapatan mengenakan bra, langsung disuruh
menanggalkannya. Kemudian mereka diminta untuk menggoyang-goyangkan
payudaranya.
“Al
Shabaab telah memaksa kami mengenakan kerudung model panjang sesuai
keinginan mereka. Kini mereka memerintahkan kami mengguncang payudara
di hadapan mereka. Mereka mengatakan, payudara harus terlihat alami
atau datar sekalian,” keluh Halima, salah seorang warga.
Kamis (15/10) lalu, putri Halima mendapat hukuman cambuk karena melanggar aturan tersebut.
Abdullahi
Hussein, seorang pelajar di Mogadhisu utara menuturkan, kakak
laki-lakinya baru saja dipukul salah satu pasukan Al Shabaab. Pasalnya
ia melawan pria yang mempermalukan saudara perempuannya, yang dipaksa
melepas bra.
“Kakak
saya dipenjara setelah berkelahi dengan seorang pria. Pria tersebut
mencambuk saudara perempuan saya dan memaksanya melepas bra yang
dikenakannya. Ia tidak bisa membiarkan hal tersebut,” terang Hussein.
Sebenarnya
kaum pria pun tak luput dari aturan kaku yang dikeluarkan Al Shabaab.
Setiap pria yang kepergok tidak memiliki jambang akan dicambuk di muka
umum.
“Saya
pernah dicambuk dan rambut saya digunting di jalanan. Celana saya juga
dipotong hingga mendekati lutut. Mereka menuduh saya sengaja bercukur,
padahal saya masih berusia 18 tahun,” imbuh Hussein.
Menurut
Hussein, pihak Al Shabaab menangkap puluhan pria dan perempuan. Tidak
ada yang luput dari perhatian pasukan tersebut. “Anda bisa saja
langsung dicambuk oleh pria bertopeng, meski baru saja keluar dari
rumah,” kata Hussein.
Pihak
Al Shabaab yang dikonfirmasi mengenai hal tersebut, menolak
berkomentar. Penafsiran penerapan hukum agama yang berlebihan oleh
kelompok Al Shabaab, dikeluhkan mayoritas warga Somalia. Mengingat
sebagian dari mereka masih menganut paham Islam moderat tradisional.
Beberapa warga bahkan melabeli Al Shabaab sebagai kaum pemberontak
karena keinginan mereka untuk mengambil alih kekuasaan negara.
Tak
hanya disebut-sebut melarang kaum perempuan mengenakan bra, Al Shabaab
juga diberitakan melarang pemutaran film, ringtone musik, berdansa
saat pesta pernikahan, bermain dan menonton sepakbola. Namun, dalam
beberapa kesempatan, Al Shabaab membantah tudingan itu.
Dalam
bahasa Arab, Al Shabaab berarti “muda”. Kelompok ini mengontrol
wilayah selatan dan tengah Somalia. Kelompok yang berdiri tahun 2004
ini dipimpin Moktar Ali Zubeyr. Awalnya Al Shabaab terbentuk atas
kekalahan kelompok Uni Pengadilan Islam (ICU) dari tangan Pemerintahan
Transisi Federal (TFG) dan pendukungnya, terutama militer Ethiopia,
dalam Perang Somalia (2006-2009).
Sekitar 3.000 anggota ICU melakukan pergerakan bawah tanah di Mogadhisu
dan beberapa wilayah lain di Somalia. Mereka merancang perlawanan
terhadap pemerintahan Somalia dan kroni-kroninya di seluruh Ethiopia.
Al Shabaab disebut-sebut sebagai pecahan ekstrem dari ICU.[Source : surya.co.id]
0 Comment:
Post a Comment
Silahkan anda meninggalkan komentar yang tidak berbau SARA