Berbalut gaun pengantin satin warna biru dengan buket mawar di tangan, wanita 36 tahun asal Fargo, North Dakota, Amerika Serikat,
itu berjalan menuju altar gereja. Tak ada pasangan di sampingnya. Hanya ada pendeta, keluarga, dan sekitar 45 teman.
Wanita yang telah memiliki tiga anak dari mantan suaminya itu, mengucap janji setia kepada dirinya sendiri. Menikmati kehidupan tanpa pasangan, dan menikmati hubungan cinta seumur hidup dengan pribadinya, seperti dilaporkan koran lokal InForum.
Upacara tukar cincin pun dilakukan secara simbolis antara dirinya dan "mempelai pria" di dalam dirinya. Sementara tamu yang hadir diminta meniupkan ciuman ke udara sebagai lambang restu, dilanjutkan seremonial santap kue pengantin.
Wanita yang merencanakan bulan madu seorang diri ke New Orleans, ini menjadikan pernikahan sebagai cara untuk menunjukkan kepada dunia bahwa ia tengah belajar mencintai dan menerima dirinya sebagai seorang wanita mandiri.
"Saya mulanya menunggu seseorang datang dan membuat saya bahagia, tapi pada titik tertentu, seorang teman berkata, kenapa saya harus menikah dengan seseorang? Menikahlah sendiri dan raih kebahagiaan!" katanya.
Niatnya menikah sendiri tentu mendapat banyak pertentangan. Banyak teman yang menganggapnya gila. Bahkan putranya sendiri juga memusuhi. "Aku mencintaimu ibu, tapi aku malu denganmu sekarang," kata Schweigert mengulang kalimat putranya yang berusia 11 tahun.
Meski setiap orang memiliki hak untuk menikah, terlepas dari preferensi seksualnya, pernikahan Schweigert mengundang perdebatan mengenai makna ritual pernikahan yang sesungguhnya.
0 Comment:
Post a Comment
Silahkan anda meninggalkan komentar yang tidak berbau SARA