Selain meningkatkan hari tak masuk kerja, perusahaan juga harus kehilangan uang miliaran karena berkurangnya waktu produktif karyawan. Penyebab utama dari masalah ini, menurut para psikolog adalah berlebihnya informasi yang diterima para pekerja.
Mayoritas pekerja rata-rata menerima sekitar 36 email setiap hari, belum lagi informasi dari sumber-sumber lainnya, misalnya media sosial, sarana percakapan online, rapat harian, telepon, dan teknologi informasi lainnya.
Survei mengenai kaitan antara arus informasi dengan kesehatan karyawan ini dilakukan oleh Hitachi Data System terhadap karyawan perusahaan di Australia dan Selandia Baru.
Sekitar 40 persen responden mengatakan, mereka menjadi sakit karena "kebanjiran" informasi. Jumlah tersebut naik dari dua tahun lalu yang mencapai 34 persen. Survei ini juga mengungkap 81 persen perusahaan yang disurvei mengatakan mereka mempertimbangkan untuk mengatur lalu lintas data.
Menurut Dr. Ben Searle, pengajar senior bidang psikologi dari Marquarie Univeristy, informasi yang terlalu banyak kini menjadi penyebab utama penyakit psikologi di tempat kerja dan jumlahnya terus meningkat.
Solusi yang sering ditawarkan pemilik perusahaan seperti karyawan hanya memeriksa email pada jam-jam tertentu saja ternyata tak banyak membantu dan sulit untuk diterapkan.
"Solusi tersebut tak akan berjalan jika perusahaan tidak mendukung. Misalnya jika kebiasaan di sebuah kantor adalah menjawab email sesegera mungkin, maka solusi itu tak berhasil," kata Searle.
Marc Peter, direktur teknologi di LexisNexis yang melakukan studi International Workplace Productivity tahun lalu, mengatakan para karyawan telah mencapai titik jenuh terhadap jumlah informasi yang didapat setiap hari dan ada kebutuhan besar untuk sebuah bantuan.
"Data yang berlebihan untuk menyebabkan kualitas kerja mereka turun dan membuat mereka kehilangan semangat," kata Peter.
Ia menjelaskan, ada dua hal yang perlu diketahui dari derasnya arus informasi, yakni kebanyakan informasi tersebut tidak relevan dengan orang yang menerimanya dan ada ketidakmampuan sistem perusahaan dalam mengatur informasi secara efisien.
[Source : http://health.kompas.com]
0 Comment:
Post a Comment
Silahkan anda meninggalkan komentar yang tidak berbau SARA