Keyakinan akan aspek transendental itu lebih diarahkan pada wujud ketaatan kita sebagai makhluk yang telah diciptakannya dan tanda bersyukur akan limpahan rizki yang melimpah ruah. Manusia hanyalah unit kecil dari alam semesta yang telah diciptakannya. Dan tidak bisa berdaya dihadapkan pada keagungan Tuhan.
Sebenarnya kasih sayang manusia bersumber dari rasa cinta dan fitrah kemanusiaan itu sendiri. Bukan dari keinginan untuk mendapatkan imbalan yang semu. Seperti kebanyakan orang yang berlindung di balik makna kasih sayang untuk kepentingan dirinya.
Bagi mereka yang telah mencapai tingkat spiritual yang cukup tinggi, tentunya kasih sayang yang dihasilkan pun sesuai dengan wujud ikhlas dan ihsan untuk Tuhan. Orang-orang yang demikian pada umumnya memiliki hati yang bersih, hati yang selalu terjaga dengan cahaya kebaikan dan sifat-sifat terpuji.
Dalam satu hadits qudsi disebutkan bahwa Kasih Sayang Tuhan (asmâ al-husn) melebihi amarah-Nya. Bagi orang yang beriman, musibah yang datang selalu disikapi dengan positif. Mereka meyakini ada hikmah di setiap musibah. Di balik musibah itu, Tuhan ingin menunjukkan kasih sayang-Nya.
Meski musibah lebih berwajah merugikan pada manusia, tapi di dalamnya terdapat pancaran kasih sayang Tuhan pada hambanya. Dengan kasih sayangnya, Tuhan terasa menegur untuk memperhatikan prilaku manusia yang menyebabkan musibah itu terjadi. Dan sebab itu kerapkali sulit disadari kalau ada musibah tersebut.
Kasih sayang Tuhan meliputi semua makhluk. Tuhan tidak membeda-bedakan dalam melimpahkan kasih sayang-Nya. Kasih sayang Tuhan melekat pada sifat-sifat-Nya dan menyeluruh kepada semua makhluk, baik yang beriman maupun tidak. Kasih sayang Tuhan bersifat tidak pilih-pilih, tidak membedakan ras, agama, suku, dll.
Karenanya, kita harus meneladani kasih sayang Tuhan, kasih sayang yang lahir dari rasa cinta, cinta yang lahir dari kepribadian seutuhnya, kepribadian yang lahir dari hati yang bersih, hati yang bersih lahir dari keikhlasan dan keihsanan kepada Tuhan, tidak membeda-bedakan dalam memberikan kasih sayang tersebut dan cinta kasih kepada semua makhluk.
Hubungan sesama manusia harus dipenuhi oleh kosakata kasih sayang meski kepada orang yang kita benci sekalipun. Karena dalam ajaran agama telah disebutkan: “Janganlah karena kebencianmu terhadap suatu kaum menyebabkan kamu berbuat tidak adil.” Janganlah berhenti berbuat adil karena kasih sayang, manakala seseorang membenci kita.
[Source : http://management06.wordpress.com]
0 Comment:
Post a Comment
Silahkan anda meninggalkan komentar yang tidak berbau SARA