Survei online yang dilakukan dengan tema 'The Path Forward' tersebut, melibatkan 3.900 eksekutif, baik pria maupun wanita. Perusahaan yang telah diriset, merupakan berbagai perusahaan berskala menengah ke atas dan perusahaan-perusahaan besar dari berbagai industri di 31 negara, salah satunya Indonesia.
Hasil dari studi yang telah dilakukan pada periode November hingga Desember 2011 kemarin, menemukan fakta bahwa hampir setengah eksekutif wanita Indonesia percaya pertumbuhan karir mereka melambat ketika mereka memiliki anak. Temuan-temuan pokok lainnya di riset itu yang berhubungan dengan responden di Indonesia adalah:
- Sebanyak 55 persen eksekutif wanita Indonesia menyatakan bahwa karirnya melambat semenjak menjadi orang tua.
- Hanya 20 persen eksekutif wanita Indonesia menganggap karir mereka memberikan dampak negatif bagi kehidupan keluarganya.
- 77 persen dari eksekutif wanita Indonesia memiliki pasangan dengan pekerjaan tetap.
- 52 persen dari eksekutif wanita Indonesia mengatakan bahwa mereka bertahan dengan pekerjaannya saat ini karena adanya pengaturan kerja yang fleksibel (Flexible Working Arrangement) yang diterapkan.
Ketika ditanyakan mengenai halangan terbesar dalam kemajuan karir, sebanyak 42 persen responden menyebutkan kurangnya kesempatan atau jenjang karir yang kurang jelas. Sedangkan responden yang menyebutkan tanggung jawab keluarga sebagai halangan terbesar, yaitu sebanyak 20 persen. Sementara sekitar 32 persen responden lainnya mengatakan mereka tidak menemui halangan dalam kemajuan karir.
Dalam acara Peringatan Hari Perempuan Sedunia yang diselenggarakan Accenture di Ballroom Mandarin Oriental Hotel, Neneng Goenadi, Executive Director Accenture Indonesia mengatakan, "Riset ini menunjukkan bahwa wanita Indonesia semakin mengambil peranan penting dalam bisnis, namun tantangan masih tetap ada, yaitu dalam hal mendapatkan kesempatan yang sama seperti rekan-rekan prianya. Perusahaan-perusahaan di Indonesia perlu menyesuaikan fungsi-fungsi sumber daya manusianya untuk sepenuhnya memanfaatkan ambisi dan kompetensi perempuan Indonesia di tingkat eksekutif."
0 Comment:
Post a Comment
Silahkan anda meninggalkan komentar yang tidak berbau SARA