Para peneliti menganalisa data dari sebuah survei yang dilakukan di benua Eropa secara luas dan menemukan bahwa 75 persen dari orang-orang yang ditanyai mengaku adalah sangat penting untuk membandingkan gaji mereka dengan orang lain.
Tetapi mereka yang membandingkan gaji mereka kelihatan kurang puas hati, khususnya jika mereka membandingkan dengan sanak saudara atau teman-teman yang bukan rekan sekerja. Seperti dilansir bbc.co.uk, Senin (31/5), hasil studi yang diterbitkan di dalam Economic Journal itu juga menemukan bahwa orang yang miskin adalah kelompok yang paling terpengaruh.
Para peneliti di Paris School of Economics menggunakan data dari Survei Sosial Eropa dengan 19.000 responden di 24 negara. Mereka menemukan bahwa orang-orang yang suka membandingkan pendapatan mereka dengan orang lain cenderung kurang bahagia.
Tidak ada perbedaan yang terlihat antara kaum perempuan dan pria mengenai bagaimana mereka membandingkan penghasilan dengan orang-orang di sekitar mereka. Tetapi membatasi diri dengan tidak membandingkan penghasilan dengan rekan-rekan sekantor mereka adalah hal yang terlihat paling tidak merusak.
Dari hasil penelitian ini terlihat bahwa membandingkan gaji dengan teman dan sahabat dua kali lebih menyakitkan daripada membandingkan dengan teman-teman sekerja. Orang-orang di negara lebih miskin, menurut studi ini, lebih sering membandingkan gaji mereka dengan orang-orang yang di negara yang lebih kaya.
Sementara di dalam suatu negara, orang-orang yang lebih miskin lebih sering membandingkan gaji mereka dengan orang-orang yang lebih kaya.
Para peneliti mengisyaratkan bahwa ketika seseorang membandingkan gajinya dengan rekan sekantor, ada kemungkinan hal itu justru membantu memberi semangat mengenai kemungkinan gaji yang akan diperoleh orang tersebut di masa mendatang.
Mereka menyimpulkan: “Terus menerus membandingkan diri anda dengan orang lain tampaknya membuat dunia menjadi kurang bahagia – dan menjadi tempat yang lebih tidak setara.”
Pemimpin penelitian ini, Profesor Andrew Clark, menambahkan temuan bahwa dampak yang lebih besar justru terlihat di kelompok yang lebih miskin adalah mengejutkan.
[Source : jedadulu]
0 Comment:
Post a Comment
Silahkan anda meninggalkan komentar yang tidak berbau SARA