Sudinta mengalami luka di bagian pelipis, bahu, dan pergelangan tangan. Yang terparah, di bahunya. "Beberapa paku tertancap di bahu saya," ujar penyuluh agama Islam yang ditugaskan di Kecamatan Kejaksan ini.
Ia menceritakan, pusing yang dialaminya mulai berkurang. Sebelumnya, begitu bom meledak disertai suara yang memekakkan telinga, ia seolah mendadak tuli dan kepala langsung berkunang-kunang. Asap tebal yang disertai bau sangat menyengat membuatnya sesak nafas.
Ia sempak kebingungan mencari pintu keluar untuk menyelamatkan diri. Suasana panik, jamaah berhamburan keluar. Dua atau tiga shaf di bagian tengah di arah belakangnya, banyak yang terluka dan tergeletak.
Ia berjalan menyusuri tembok samping, mencari pintu keluar di arah samping mihrab, tempat takmir masjid biasa keluar masuk. begitu berhasil keluar, ia jatuh terduduk, sebelum akhirnya ditolong jamaah lain.
Saat itulah ia menyadari, bajunya sudah compang-camping, sobek di sana-sini. Warnanya pun berubah menjadi merah, basah oleh darah. "Di pelipis, darah mengucur deras," tuturnya pelan.
Sang penolong sempat menunjukkan mimik ngeri, melihat paku tertancap di bahu. Pertolongan medis yang cepat, membuat darah berhenti keluar. Kini Abbas masih tergolek di ruang ICU RS Pelabuhan.
(habis)
[Source : id.berita.yahoo]
0 Comment:
Post a Comment
Silahkan anda meninggalkan komentar yang tidak berbau SARA