Di Amerika Serikat saja, diperkirakan 62 persen wanita menggunakan pelumas buatan saat bercinta, dan 25 persen diantaranya memakainya secara teratur sebelum melakukan penetrasi.
Namun ada beberapa pendapat yang mengatakan lubrikan buatan tersebut bisa mengganggu kesuburan karena akan mengurangi kemampuan berenang sperma, bahkan merusak kromosom.
Padahal, cukup banyak pasangan yang sedang berusaha untuk hamil lebih membutuhkan lubrikan untuk mengatasi kekeringan vagina.
Dr.Anne Steiner dari University of North California at Chapel Hill, melakukan penelitian untuk mengetahui apakah lubrikan buatan memang mengganggu kesuburan.
Penelitian itu menggunakan data yang dikumpulkan antara tahun 2008 dan 2010 dalam survei mengenai kesuburan yang difokuskan untuk melihat faktor apa saja yang memengaruhi kesuburan wanita berusia 30-44 tahun.
Dari total 175 wanita, semuanya sedang berusaha untuk hamil ketika penelitian ini dimulai. Selama enam bulan atau kurang, jika mereka berhasil hamil, para wanita itu mencatat kapan saja mereka sudah berhubungan seks dan apakah mereka menggunakan lubrikan buatan.
Seorang wanita dikategorikan pemakai reguler jika mereka menggunakan setidaknya 50 persen dari seluruh waktu berhubungan seksual. Jika kurang dari itu dianggap jarang.
Sebanyak 63 persen dari kelompok wanita yang diteliti ini berhasil hamil dalam waktu enam bulan. Dari jumlah tersebut, sekitar 73 persen adalah pengguna rutin lubrikan buatan, dan 63 persen bukan pengguna lubrikan.
Steiner menyimpulkan bahwa pada dasarnya tidak ada perbedaan peluang kehamilan antara yang memakai pelumas buatan dengan yang tidak. Selain itu, tidak ditemukan juga kaitan antara rendahnya lendir serviks dengan pemakaian pelumas.
Dalam laporannya, Steiner menyebutkan mungkin saja bahan pelumas buatan itu tida mencapai bagian atas vagina dimana biasanya sperma tertinggal. Atau kemungkinan lain sperma mungkin berenang dengan cepat ke bagian serviks sehingga tidak terpapar lama dengan lubrikan.
Pemakaian lubrikan juga diduga justru membantu kehamilan karena pasangan tersebut jadi berhubungan intim lebih sering tanpa perlu diganggu rasa nyeri.
[Source : FOXnews]
0 Comment:
Post a Comment
Silahkan anda meninggalkan komentar yang tidak berbau SARA