Share Info

19 October 2011

Mana yang Lebih Penting: Biologis, Psikologis & Sosial?

Manakah yang lebih penting antara kesehatan biologis dan psikologis? Tentukan pilihan Anda, tapi bukan berarti Anda boleh meremehkan dan mengabaikan salah satunya. Jika meminjam istilah dari ahli pangan dan gizi, setiap orang membutuhkan keseimbangan nutrisi untuk menjaga kestabilan kesehatan fisiknya.

Demikian kondisi psikologis juga perlu diseimbangkan, seperti seseorang yang merasa hidup penuh dengan beban berat, ia perlu menyeimbangkan pola pikir dan perasaannya agar dapat menjalani hari-harinya dengan lebih ringan. Bahkan ada saatnya orang tersebut berbagi cerita suka maupun duka bersama dengan orang lain, untuk sekadar menuangkan perasaan ataupun berharap mendapatkan pencerahan jika ia bermasalah.

Jadi aspek biologis, psikologis secara intrapersonal maupun interpersonal punya porsinya masing-masing pada setiap tahapan kehidupan kita. Coba kita lihat definisi sehat menurut suatu organisasi dunia, WHO yang begitu sangat memperhatikan kesehatan masyarakat. The World Health Organization mendefinisikan kesehatan sebagai suatu kondisi sejahtera secara lengkap terkait dengan keadaan fisik, mental maupun sosial, dan bukan semata-mata tidak adanya penyakit

“A state of complete physical, mental and social well-being, and not merely the absence of disease" (WHO, 2011)

Ternyata tak cukup kita sehat secara fisik, tapi juga sebaiknya sehat secara mental dan sosial. Pada tahun 1997, Engel menawarkan pendekatan biopsikososial. Sebuah buku yang menjelaskan dengan begitu detil manfaat pendekatan psikologis dalam dunia kesehatan, mencoba memberikan pemahaman kepada pembacanya bahwa ketiga aspek tersebut saling berkontribusi untuk mewujudkan pribadi yang memiliki kesejahteraan secara utuh.

Dalam kajian biopsikososial, keterkaitan antara pikiran dan tubuh merupakan suatu sistem yang saling berkaitan dan secara dinamis saling mempengaruhi. Demikian kita dapat melihat penyebab munculnya suatu gangguan kesehatan kepada seseorang tidak hanya karena virus dan bakteri, tetapi disebabkan oleh berbagai faktor dengan kadar yang berbeda-beda, seperti kepribadian yang begitu pencemas ditambah dengan lingkungan yang mempersuasi dengan kalimat-kalimat yang menakutkan. Kondisi demikian dapat saja semakin mempersulit penderita dalam memperjuangkan kesehatannya. Hubungan sebab akibat antara biologis, psikologis dan sosial berbentuk siklus yang tidak terputus kapanpun, meski diyakini bahwa aspek psikososial adalah hal yang esensial. Jika ada seseorang yang menderita gangguan pada mentalnya maupun gangguan pada fisiknya, sebaiknya pendekatan yang diberikan adalah pendekatan secara holistik. Maksudnya, seorang pasien perlu segera mendapatkan diagnosa dan pengobatan terkait dengan penyakit fisiknya, tetapi ia juga membutuhkan dukungan dan kehangatan dari orang-orang di sekitarnya untuk mengobarkan semangatnya memulihkan kesehatannya dan memiliki pengharapan. Jadi, yang bertanggungjawab terhadap setiap orang yang sakit di sekitar kita apakah penderita itu sendiri? Keluarga dan kerabatnya? Dokter? Psikolog?. Tak hanya itu, masyarakat juga turut ambil bagian untuk bertanggungjawab terhadap kesehatan per orang dengan mulai mempromosikan gaya hidup yang sehat.

Jadi, siapa pun perlu memahami bagaimana interaksi antara sistem biologis dan sistem psikologis di dalam dirinya agar dapat mengupayakan gaya hidup yang lebih sehat untuk kelangsungan hidupnya. Mengapa penting memahami sistem biologis kita maupun orang-orang di sekitar kita, yang mungkin sedang mengalami gangguan / penyakit? Tentunya, agar garis kontinum kesehatan fisik tidak menjadi semakin buruk dan mengarah kepada ketidakmampuan fisik secara mayor, sehingga membuat semakin sulit untuk dipulihkan. Tak cukup dengan memahami sistem biologisnya, tetapi perlu juga jeli terkait dengan keunikan cara berpikirnya, kekhasan dalam menghayati lingkungan sekitarnya dan dirinya sendiri, kepribadiannya, pola-pola perilaku yang ditampilkan, dan sebaiknya tidak mengabaikan sejarah dan pengalaman-pengalaman yang penderita miliki. Itu menjadi pekerjaan tambahan dan tanggungjawab orang-orang yang berada di sekitar seorang penderita gangguan fisik maupun mental.

0 Comment:

Post a Comment

Silahkan anda meninggalkan komentar yang tidak berbau SARA

Link Exchange

Copy kode di bawah ke blog sobat, saya akan linkback secepatnya

Berbagi Informasi

Sport

Translate

Blog Archive

Pageviews last month