Share Info

1 June 2011

Tiru Cara Pria Mengatasi Rasa Khawatir

Perempuan dan laki-laki merespons masalah dengan cara berpikir berbeda. Stereotip perempuan dan laki-laki ini semestinya tak dilihat sebagai pembeda, namun justru sebagai pembelajaran. Perempuan bisa belajar dari cara pria mengatasi masalah, termasuk rasa khawatir berlebihan yang dialami kebanyakan perempuan.

Pria tak khawatir berlebihan
Sebenarnya bukan berarti pria tak pernah khawatir. Hanya saja mereka tak lantas merespons kekhawatiran dengan cara berlebihan, hingga membayangkan hal terburuk yang mungkin terjadi. Sementara perempuan, cenderung tak hentinya khawatir. Riset menunjukkan kekhawatiran dalam diri perempuan lebih tinggi dari pria, kata Holly Hazlett-Stevens, PhD, profesor bidang psikologi klinis di Universitas Nevada.

"Kekhawatiran dalam diri pria rata-rata 33 persen, sedangkan perempuan 66 persen," lanjut penulis buku Women Who Worry Too Much: How to Stop Worry & Anxiety from Ruining Relationships, Work, & Fun ini.

Menurut Dr Hazlett-Stevens, perempuan cenderung memelihara kecemasan dan kekhawatiran terus-menerus. Sedangkan pria, cenderung fokus berpikir langkah konkrit apa yang bisa dilakukan untuk mengatasi kekhawatiran. Cara perempuan dan laki-laki mengatasi kekhawatiran bukan tanpa sebab.

"Pria di zaman prahistoris tidak bisa berandai-andai saat menjalani pekerjaannya berburu. Mereka tak bisa berpikir 'bagaimana seandainya' atau 'bagaimana kalau'," jelas Steven Rhoads, PhD, profesor ilmu politik di Universitas Virginia.

Sementara perempuan memasang antena setinggi-tingginya dalam dirinya untuk berjaga-jaga, sebagai perlindungan terhadap anak-anaknya, lanjut penulis buku Taking Sex Differences Seriously ini.

Mengadopsi cara pria
Saat Anda merasa khawatir, tanyakan kepada diri sendiri, adakah langkah konkrit yang bisa dilakukan untuk mengatasi kekhawatiran.

"Jika ada, segera jalani langkah-langkah tersebut. Tetapi jika tidak ada jawaban atas pertanyaan ini, coba lah untuk jujur terhadap diri sendiri, analisa apa penyebab kekhawatiran tersebut," jelas Dr Hazlett-Stevens.

Temukan sumber kekhawatiran Anda, kenali apakah realistis atau terlalu berlebihan. Paksa diri untuk mencari ragam cara untuk mengatasi situasi tersebut. Mempersiapkan skenario terburuk boleh saja, namun tetaplah berpikirlah positif untuk meredakan rasa khawatir.

[Source : womans day]

0 Comment:

Post a Comment

Silahkan anda meninggalkan komentar yang tidak berbau SARA

Link Exchange

Copy kode di bawah ke blog sobat, saya akan linkback secepatnya

Berbagi Informasi

Sport

Translate

Blog Archive

Pageviews last month