Aku, seorang wanita yang kata orang berparas cantik dan berkulit putih. Usiaku kini 26 tahun dengan ijasah diploma bahasa inggris yang kuperoleh dari sebuah akademi swasta di Bandung.
Perkenalan pertama dengan sang bos, Beno, pada saat aku memulai interview pekerjaan. Beno berusia 48 tahun dan sudah mempunyai istri dengan dua orang anak.
Setelah menyelesaikan kuliah, aku langsung mengirim beberapa lamaran namun sayang banyak yang ditolak sampai suatu saat aku diterima menjadi sekretaris di sebuah perusahaan jasa travel.
Paras lelaki ini biasa saja dengan badan yang agak tambun layaknya bos pada umumnya. Kesan pertamaku saat melihat pak Beno adalah genit karena sering memberi pujian pada fisik yang aku miliki.
Singkat cerita, sudah sekitar satu tahun aku bekerja di perusahaan jasa travel yang dipimpin pak Beno.
Sebagai sekretaris tentu saja aku mempunyai tugas yang terkait dengan agenda sang bos.
Sering kali aku diminta untuk menemani Pak Beno makan siang atau pergi ke luar kota. Sebagai bawahan tentu saja aku tak kuasa menolak meski kadang agak malas kalau terlalu sering berurusan dengan hal pribadi.
Sekian lama berhubungan dengan pak Beno, tak sadar aku semakin dekat dengan sang bos apalagi ia sangat perhatian. Sempat terpikir apakah aku jatuh cinta dengan pak Beno yang notabene sudah bersuami.
Suatu saat pas aku ulang tahun, Pak Beno memberi hadiah Blakberry Dakota yang memang sudah lama aku idamkan. Tentu saja aku bahagia banget diberi BB.
Hunganku dan Pak Beno semakin dekat saja, dan pada satu saat ia menyatakan ketertarikannya padaku.
Tentu saja aku bingung mau terima atau tidak karena aku tau ia sudah bersuami. Entah apa yang mempengaruhi keputusanku karena pernyataan cintanya kuterima.
Sudah sekitar enam bulan aku menjalani hubungan dengan pak Beno tanpa diketahui sang istri sampai akhirnya ia mengajakku menikah siri.
Tentu saja aku tidak menolak dengan ajakan ini karena aku bisa mendapat apapun dari Pak Beno bila sudah menjadi istri simpanan. Setelah menjalankan pernikahan siri, aku resmi tidak lagi bekerja sebagai sekretaris alias mengundurkan diri.
Sejujurnya aku tidak terlalu tertarik dengan Pak Beno namun pertimbangan hidup mewah yang membuatku mau menjadi istri simpanan.
Dengan menjadi sekretaris, aku hanya bisa mendapat gaji pas-pasan yang tidak bisa digunakan untuk bersenang-senang seperti clubbing dan shoping. Nah, Pak Beno bisa memberikan segala materi yang kubutuhkan.
Pak Beno akhirnya membelikanku sebuah rumah tempat kami bisa memadu kasih dengan bebas. Namun diam-diam aku telah berkhianat dengan menjalin cinta dengan seorang pria yang umurnya sebaya denganku.
Aku sadar kami tidak bisa setiap saat bersama karena ia hanya bisa menemaniku dari jam 6 sampai jam 9 malam saja. Itupun tidak setiap hari karena takut ketahuan sang istri.
Seiring berjalannya waktu, hubunganku dengan kekasih simpanan semakian intens mengingat banyak waktu luang yang kumiliki.
Untuk lebih bebas menjalankan hubungan dengan kekasih simpanan, kadang aku berbohong minta ijin pulang kampung untuk menengok orang tua yang tentu saja diijinkan oleh Pak Beno padahal aku dan kekasih simpanan tinggal di hotel untuk beberapa hari.
Sampai sejauh ini, hubungan backstreet kami tidak diketahui istri pak Beno begitupun kisah asmara gelapku dengan kekasih simpanan yang tidak diketahui Pak Beno.
Yang pasti aku tidak tahu kapan semua ini akan berakhir karena aku bisa mendapat materi berlimpah dari Pak Beno yang tak bisa kudapatkan hanya dengan menjadi sekretaris.
0 Comment:
Post a Comment
Silahkan anda meninggalkan komentar yang tidak berbau SARA