Seorang sahabat menginginkan untuk melanjutkan kuliah S2 di luar negeri. Cari cari cari, dia diterima di sebuah perguruan tinggi di Belanda, namun masih ada kendala, dia belum mendapatkan beasiswa. Usaha mendapatkan beasiswa ternyata tak mudah, dia hampir menyerah. Sambil terus berusaha mencari beasiswa, dia ternyata diterima untuk bekerja di sebuah perusahaan BUMN. Dilema terjadi, satu pilihan di depan mata, satu pilihan masih belum jelas adanya. Akhirnya logika berlaku, dia memilih untuk mengambil kesempatan di BUMN tersebut. Tak disangka, baru beberapa waktu dia menjalani pilihannya, ujian datang. Ketika sedang menjalani masa pelatihan, datang berita dari sebuah lembaga beasiswa yang menawarkan wawancara untuk beasiswa di Belanda tersebut. Dilema kembali terjadi, antara keinginan dan tanggung jawab. Pilihan harus kembali diputuskan, akhirnya dia memilih menjalani yang di hadapan, tanggung jawab atas keputusannya sebelumnya. Sambil masih terus berharap suatu saat keinginannya bisa terwujudkan, Insya Allah.
Lain lagi dengan sahabat yang lain.
Merasa tak nyaman dengan suasana kerja di tempat kerjanya saat ini, ada
keinginan untuk mengajukan resign, mencoba hal lain yang sesuai dengan
keinginan dirinya. Di satu sisi, hatinya merasa tak tenang melakukan
pekerjaannya karena tak sesuai dengan keinginannya, namun di sisi lain,
ada keluarga yang membutuhkan nafkah dari dirinya, mencari pekerjaan/
nafkah saat ini tidaklah mudah.
Dilema terjadi, pilihan harus
ditentukan. Pada akhirnya dia memilih untuk resign dengan rencana
wirausaha di kampung halaman. Bukan keputusan yang mudah, karena itu
akan menjadi awal baru dari kehidupannya yang selanjutnya. Semoga
kesuksesan dia dapatkan amien.
Tergelitik oleh kata dilema. Dilema bisa
menimpa siapa saja, pada diriku, dirimu, diri mereka, diri kita semua.
Dilema, ketika hati dan logika berperang untuk mengambil keputusan.
Dilema,, situasi sulit yang mengharuskan seseorang menentukan pilihan
antara dua kemungkinan yang membingungkan. Dalam hidup ini, ada situasi
yang mendesak kita seperti buah simalakama, bila dimakan ibu akan mati,
bila tidak dimakan, bapak yang akan mati. Membingungkan!
Sebagai seorang muslim, syariat kita
memberi jalan keluar untuk memutuskan masalah simalakama tersebut,
ISTIKHARAH. Pernahkah kita shalat istikharah di saat menghadapi dilema?
Aku juga baru belajar.
Istikharah adalah shalat sunat dua rakaat
untuk memohon kepada Allah ketentuan pilihan yang lebih baik di antara
dua hal yang belum dapat ditentukan baik buruknya. Yakni, apabila
seseorang berhajat dan bercita-cita akan mengerjakan suatu maksud,
sedangkan ia ragu-ragu untuk menentukan pilihannya tersebut, apakah
harus dilakukan atau tidak, diambil atau tidak.
“Ya Allah, sesungguhnya aku memohon
pilihan [yang tepat] kepada Engkau dengan ilmu [yang ada pada]-Mu, dan
aku memohon kekuasaan-Mu [untuk menyelesaikan urusanku] dengan
kodrat-Mu. Dan aku memohon kepada-Mu sebagian karunia-Mu yang agung,
karena sesungguhnya Engkau Mahakuasa sedangkan aku tidak berkuasa, dan
Engkau Mahatahu sedangkan aku tidak tahu, dan Engkau Maha Mengetahui
perkara yang gaib. Ya Allah, sekiranya Engkau tahu bahwa urusan ini
lebih baik untuk diriku, agamaku, dan kehidupanku, serta [lebih baik
pula] akibatnya [di dunia dan akhirat], maka takdirkanlah dan
mudahkanlah urusan ini bagiku, kemudian berkahilah aku dalam urusan ini.
Dan sekiranya Engkau tahu bahwa urusan ini lebih buruk untuk diriku,
agamaku, dan kehidupanku, serta [lebih buruk pula] akibatnya [di dunia
dan akhirat], maka jauhkanlah urusan ini dariku, dan jauhkanlah aku dari
urusan ini, dan takdirkanlah kebaikan untukku di mana pun, kemudian
jadikanlah aku ridha menerimanya.”
Seusai shalat Istikharah, berbagai petunjuk yang mungkin datang antara lain:
- Allah memberikan petunjuk melalui mimpi
- Petunjuk melalui firasat
- Petunjuk melalui ketetapan hati
- Petunjuk dengan menjauhkan orang tersebut dari yang tidak baik untuk dirinya dan mendekatkan dengan apa yang baik untuknya
- Allah memberikan petunjuk melalui mimpi
- Petunjuk melalui firasat
- Petunjuk melalui ketetapan hati
- Petunjuk dengan menjauhkan orang tersebut dari yang tidak baik untuk dirinya dan mendekatkan dengan apa yang baik untuknya
0 Comment:
Post a Comment
Silahkan anda meninggalkan komentar yang tidak berbau SARA