Share Info

7 January 2011

Bunuh Diri Masih Bisa Dicegah

Sebanyak 80-90 persen kasus orang bunuh diri sebenarnya dapat dicegah. Namun, menurut dokter spesialis kesehatan jiwa Siti Halimah, 20 persen sisanya tidak dapat dicegah karena ada gangguan kejiwaan akut dan kuatnya keinginan bunuh diri.

Hal ini dikatakan dr Siti Halimah SpKJ dari Rumah Sakit Marzoeki Mahdi Bogor, Rabu (5/1/2011). "Dua puluh persen orang yang punya gejala bunuh diri pasti melaksanakan tindakan bunuh dirinya itu tanpa bisa dicegah. Biasanya penderita mengakhiri hidupnya dengan berbuat fatal, seperti menyilet nadinya atau meminum racun dengan sangat berlebihan," kata Halimah.

Ia juga menjelaskan, tidak semua kasus bunuh diri karena korbannya mengalami ganguan jiwa. Bunuh diri dapat dipicu karena seseorang mengalami depresi atau menderita psikotik.

Penderita depresi terlihat sangat sedih yang kemudian menimbulkan ide untuk bunuh diri. Pada golongan depresi ini ada juga yang disebut bipolar atau manik depresif. Penderita manik depresif bisa terlihat sangat gembira, tetapi kadang terlihat sangat sedih.

Ketua Program Studi Doktoral Fakultas Psikologi Universitas Indonesia Hamdi Muluk menambahkan, keputusan bunuh diri tergantung pada daya tahan setiap individu.

"Ada yang memiliki kelenturan pikiran sehingga meskipun didera masalah bertubi dan seakan tanpa jalan keluar, pikiran bunuh diri tidak pernah terlintas. Ini terkait dengan mekanisme setiap orang untuk mengatasi masalah," kata Hamdi.

Ide untuk bunuh diri juga muncul pada penderita psikotik, yakni seseorang yang kehilangan kemampuan untuk membedakan kehidupan realitas dengan fantasi atau halusinasi. Fantasi atau halusinasi, kata Halimah, bisa berupa bisikan yang mendorong bunuh diri.

Kriminolog dan psikolog UI, Doktor Adrianus Meliala, serta dosen Psikologi Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian dan dosen Universitas Tarumanegara, Lia Sutisna Latif, mengatakan tekanan kemiskinan dan kesedihan atau kemalangan berkepanjangan pun berpotensi membuka peluang bunuh diri. Namun, hal itu bisa diatasi dengan dukungan keluarga dan kawan-kawan dekat.

"Jadi, perbaiki hubungan keluarga dan bersikap terbuka mesra satu sama lain dalam keluarga. Lebih banyaklah bergaul dan carilah dukungan psikis dalam pergaulan tersebut," tutur Lia.

Meliala menambahkan, faktor tetap dalam kasus bunuh diri adalah perasaan nelangsa atau tak tertolong lagi (helplessness) .

"Yang seharusnya ditekankan adalah ajaran mudah memaafkan, pasrah pada Tuhan, dan berbuat kebajikan. Ajaran ini sangat membantu manusia merasa mempunyai harga," kata Meliala.

Konseling Bagi anggota keluarga yang menyadari orangtua, anak, atau saudaranya memiliki kecenderungan depresi atau psikotik, lebih baik jika sejak dini yang bersangkutan dibawa konseling dengan psikiater.

"Penderita depresi dan psikotik biasa menunjukkan gejala tertentu. Untuk itu, sejak dini dapat ditolong dengan konseling ke psikater," tutur Halimah.

Hamdi turut menganjurkan agar masyarakat membuka situs www.janganbunuhdiri.com. "Mungkin bisa membantu sekedar sharing meredakan keinginan bunuh diri," katanya.

[Source : health.kompas.com]

1 Comment:

  1. gambar tiang gantung mungkin bs ber-efek buruk. cm saran,kl ada pake gambar yng lain aja

    ReplyDelete

Silahkan anda meninggalkan komentar yang tidak berbau SARA

Link Exchange

Copy kode di bawah ke blog sobat, saya akan linkback secepatnya

Berbagi Informasi

Sport

Translate

Blog Archive

Pageviews last month