Dalam penelitian yang melibatkan sekitar 1000 bayi tersebut, para peneliti menyarankan agar produsen susu untuk menurunkan kadar protein yang terdapat dalam produk susu formulanya. Hal tersebut bertujuan untuk menekan tingkat obesitas pada bayi , seperti yang dialami beberapa negara Eropa dan Amerika. “Bayi yang memiliki badan yang terlampau gemuk juga kurang baik. Obesitas dapat menghambat beberapa aktivitas yang mendukung tumbuh kembang pada bayi” kata Prof. Berthold Koletzko, yang memimpin studi tersebut.
Profesor asal Universitas Munich, Jerman itu menjelaskan bahwa penelitian ini mendukung pemberian ASI Ekslusif pada bayi. “Karena biar bagaimanapun, ASI Ekslusif jauh lebih bermanfaat untuk tumbuh kembang bayi Anda, setidaknya untuk jangka waktu yang lama,” jelasnya.
Penelitian ini dilakukan di sejumlah negara Eropa seperti Belgia, Italia, Jerman, Polandia dan Spanyol dalam kurun waktu dua tahun. Pada penelitian tersebut, bayi-bayi itu dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama, diberi susu formula yang mengandung protein lebih sedikit, yakni sekitar 2 gram. Sedangkan kelompok yang satu lagi diberi susu formula yang proteinnya lebih tinggi, sekitar 3-4 gram.
Dampak pemberian susu formula itu baru tampak setelah bayi-bayi tersebut menginjak usia dua tahunan. Tidak ada perbedaan tinggi badan diantara bayi-bayi itu. Semuanya relatif sama. Yang membedakan bayi-bayi tersebut adalah berat badannya. Bayi yang diberi susu berprotein lebih tinggi ternyata memiliki berat yang lebih besar pula. “Hal tersebut sekaligus menepis anggapan susu formula dapat menambah tinggi badan anak-anak,” kata Koletzko.[Source : BBC]
0 Comment:
Post a Comment
Silahkan anda meninggalkan komentar yang tidak berbau SARA