Dr.Surjo Dharmono, Sp.KJ, koordinator psikiatri komunitas dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) RSCM mengatakan tindakan bunuh diri tidak dapat dipicu oleh satu faktor saja. Oleh sebab itu, ia berpendapat media massa tidak bisa langsung mengambil kesimpulan penyebab bunuh diri hanya dari peristiwanya saja.
"Kalau ditelusuri, pasti ada peristiwa tersendiri yang memicu bunuh diri. Kalau cuma faktor ekonomi, mengapa hanya beberapa saja yang bunuh diri sementara 30 juta orang miskin lainnya tidak apa-apa," paparnya di Jakarta, Kamis (6/1/2011).
Ia menjelaskan keputusan bunuh diri sering dipicu oleh banyak faktor, mulai dari depresi yang tidak ditangani dengan baik, faktor genetika (riwayat dalam keluarga) hingga ketidakseimbangan zat kimia dalam tubuh. Keseluruhan faktor ini bisa membuat seseorang yang terlihat "normal" bisa menjadi kehilangan harapan hidup.
Depresi bisa terjadi akibat kombinasi faktor eksternal dan internal. Faktor eksternal yang memicu stres antara lain konflik dengan keluarga, ekonomi, atau peristiwa kehilangan. Sementara itu faktor internal meliputi kepribadian, pola asuh, atau pengalaman traumatis.
"Stresor eksternal berupa ekonomi saja biasanya tidak sampai membuat orang ingin bunuh diri. Pasti ada faktor-faktor lain yang membuat orang tersebut sampai merasa tidak berdaya," paparnya.
Oleh karena itu, Surjo mengharapkan agar media massa lebih menyoroti faktor penyebab bunuh diri agar masyarakat dapat mengambil pelajaran. "Jangan hanya ujungnya (peristiwanya) saja yang diberitakan, tapi juga latar belakang korban bunuh diri itu. Dengan demikian orang lain bisa menarik pelajaran," paparnya.
[Source : health.kompas.com]
0 Comment:
Post a Comment
Silahkan anda meninggalkan komentar yang tidak berbau SARA