Ada banyak hal menyenangkan yang bisa kita dapat dari hormon oksitosin yang juga diberi nama panggilan "hormon cinta". Konon, hormon ini bisa menginduksi perasaan cinta, rasa percaya, dan kemurah hatian. Dikabarkan pula, hormon ini sudah bisa terpicu sejak hari kelahiran, ketika sentuhan pertama ibu kepada si bayi, juga saat kali pertama si ibu memberi ASI pertama pada anaknya.
Bahkan, kini ada riset dari Perancis yang mengatakan, bahwa memberikan hormon oksitosin pada orang dewasa dan anak yang didiagnosa autistik ringan bisa menjadi terapi berkualitas yang memberi efek menenangkan dan lebih mudah bersosialisasi.
Sentuhan sederhana dan ringan, seperti usapan, tepukan di pundak, atau pelukan antara teman atau pasangan sudah cukup untuk membuat otak memproduksi hormon ini dan mengirimkannya ke sistem tubuh. Ketika ini terjadi, tingkat hormon stres pun akan berkurang, menurunkan tekanan darah, dan memberikan rasa kedekatan.
"Tentunya, ketika Anda merasa lebih kalem, akrab, atau nyaman, maka hal ini akan membantu mengurangi respon stres, yang artinya, baik untuk jantung, terang Debby Herbenick, Ph.D., penulis Because It Feels Good: A Woman's Guide to Sexual Pleasure and Satisfaction, juga wakil direktur Center for Sexual Health Promotion di Indiana University. Jadi, intinya, ada potensi terjadinya rangkaian reaksi kesehatan. Agar si hormon cinta atau rasa bahagia ini bisa terus mengisi hari-hari Anda secara alami, coba lakukan hal-hal berikut:
Bergandengan Tangan
Hanya dengan menyambungkan lengan, bergenggaman tangan, atau menyandingkan lengan di pundak seseorang (tapi tanpa membebaninya) yang Anda kasihi, seperti pasangan, teman, atau anak, akan membantu mendorong otak memproduksi hormon oksitosin. Jangan takut untuk menunjukkan sedikit afeksi, jika Anda tiba-tiba ingin menunjukkan rasa sayang pada pasangan, tunjukkanlah dengan sentuhan. Hanya dengan melakukan hal-hal kecil semacam itu, Andadan si dia sudah akan merasa lebih nyaman.
Melewati Momen Bercinta yang Hebat
Pasangan suami istri yang mencari dorongan oksitosin bisa mencoba mendapatkannya dengan merencanakan momen bercinta yang menyenangkan. Pelukan dan sentuhan saat melakukan foreplay akan menyalakan zat cinta ini, plus, orgasme akan meningkatkan level hormon ini dua kali lipat dari tingkat normalnya. Hal ini akan membuka pintu untuk perasaan rileks dan kesempatan yang lebih luas untuk memiliki ikatan yang kuat dengan pasangan Anda.
Untuk wanita yang belum memasuki masa menopause, oksitosin secara alami akan lebih tinggi di masa ovulasi karena estrogen memperkuat hormon cinta tersebut. Hal ini kemungkinan bisa menjelaskan mengapa ada wanita yang lebih sensitif terhadap sentuhan atau ada pula yang lebih mudah mengutarakan tindakan-tindakan yang menunjukkan afeksi saat memasuki masa ovulasi.
Mengkhayalkan Si Dia
Riset yang dilangsungkan oleh University of North Carolina di Chapel Hill menemukan bahwa wanita yang sudah menikah dan merasa bahagia akan dengan cepat melepaskan oksitosin ketika diminta untuk memikirkan suaminya. Namun, tentunya, upayakan untuk tidak terpisah terlalu lama. Memang, adanya jeda bisa membuat rasa cinta bertumbuh, karena menyadari betapa kehilangannya Anda ketika si dia tak ada. Tetapi, tak bisa dipungkiri, kontak intim dengan orang yang disayangi amat diperlukan.
Binatang Peliharaan
Pasangan suami istri bisa saja melewati masa-masa yang "kering" dan sulit, namun, adanya binatang peliharaan bisa membantu menjembatani rasa ini dan meredakan ketegangan di antara suami-istri. Karena pelepasan oksitosin dipicu oleh sentuhan, mengelus binatang peliharan juga bisa meningkatkan level oksitosin.
Kenyamanan dari Hal-hal yang Menjadi Favorit
Wangi masakan khas buatan ibu Anda, mendengarkan suara dari orang yang Anda kasihi, terbangun karena mendengar nyanyian burung yang sering hinggap dekat jendela kamar, atau hal-hal lain yang membuat Anda tenang dan senang selalu bisa diandalkan untuk meningkatkan oksitosin. Konon, merasakan, mendengar, mencium, bahkan memikirkan hal-hal yang Anda sukai bisa memicu oksitosin Anda ke tingkat yang lebih tinggi.
[Source : Kompas]
0 Comment:
Post a Comment
Silahkan anda meninggalkan komentar yang tidak berbau SARA