Share Info

22 February 2012

Perempuan Sering Jadi "Pembunuh" Romantisme

Gaya berlutut sambil memberikan cincin bukannya terlihat sangat romantis sesuai keinginan perempuan. Namun ketika pasangan Anda tak melakukan hal ini, jangan ekspresikan dan ucapkan kekecewaan Anda secara langsung karena bisa membunuh romantismenya.

Hubungan percintaan yang romantis kerap kali hanya berlaku saat sedang pacaran lalu menghilang setelah menikah. Padahal sebenarnya, menurut konsultan pernikahan Indra Noveldy, hal-hal romantis ini sangat diperlukan untuk mempertahankan pernikahan. Setiap orang, terutama perempuan, pasti menginginkan kejutan romantis dari pasangan. Sayangnya, mereka jarang mendapatkannya lagi setelah menikah.

"Bahkan beberapa pasangan sempat mengaku kecewa dengan pasangannya setelah menikah karena tidak seromantis ketika pacaran," tambah Indra dalam acara talkshow yang diadakan oleh Molto di Citywalk, Kuningan, Jakarta, beberapa waktu lalu.

Banyak hal yang bisa menyebabkan berkurangnya kadar romantisme pasangan setelah menikah. "Salah satunya adalah karena di antara pasangan menganggap bahwa suami atau istrinya sudah jadi miliknya, dan tak perlu diperjuangkan lagi karena sudah jadi 'milik'," tambahnya.

Pada dasarnya, pria memang terbilang cuek untuk urusan mengekspresikan perasaan karena mereka merasa tidak perlu lagi melakukan hal-hal semacam ini. Perempuan justru sebaliknya. Mereka tidak menginginkan sisi romantisme hilang dalam hubungannya dan cenderung menuntut pria agar bersikap lebih romantis. Sayangnya, tuntutan ini sering kali tidak dipenuhi pria dan berakibat hubungan menjadi datar-datar saja.

Tetapi, jangan langsung menyalahkan kaum pria. Romantisme juga bisa memudar akibat perbuatan Anda sendiri. Dalam benak kebanyakan perempuan, perbuatan romantis adalah seperti yang ada di dalam film, sinetron, atau novel-novel. Misalnya candle light dinner, memberi perhiasan mahal, mengirim bunga saat ulang tahun pernikahan, dan hal-hal bersifat fisik lainnya. Romantisme rekaan seperti ini tak jarang membuat perempuan menjadi pembunuh keromantisan dalam diri pasangannya.

Pria memiliki definisi romantis sendiri, seperti membaca buku berdua, atau memijat kaki Anda ketika Anda kelelahan sepulang dari kantor. Namun, Anda tidak menganggap perbuatan kecil seperti ini sebagai romantisme. "Yang paling parah adalah ketika Anda menunjukkan ekspresi tidak suka akan hal tersebut, berkata-kata kasar, atau tidak berterima kasih kepadanya," ujar Indra.

Tak jarang kata-kata seperti "Cuma begini saja?", atau "Sebenarnya yang aku mau bukan yang ini" juga meluncur bebas dari mulut Anda, ketika kejutan yang diberikan tak sesuai dengan keinginan Anda. Jelas suami akan merasa usaha yang sudah dilakukannya tidak dihargai dan hasrat mereka untuk bersikap romantis pun langsung pudar.

"Perempuan ingin diperlakukan romantis, tapi tak jarang mereka sendiri yang menjadi pembunuh keromantisan karena tidak bisa menghargai usaha pasangannya," bebernya.

Meskipun tak menyukai kejutan yang diberikan pasangan, sebisa mungkin hargailah hasil usaha dan kerja kerasnya. Ucapkan terima kasih dengan tulus, dan tunjukkan dalam ekspresi wajah yang dapat dipercaya. Jangan lupa ungkapkan keinginan Anda kepada pasangan dalam kesempatan lain agar ia juga mengerti apa yang sebenarnya Anda inginkan darinya.

[Source : http://female.kompas.com]

0 Comment:

Post a Comment

Silahkan anda meninggalkan komentar yang tidak berbau SARA

Link Exchange

Copy kode di bawah ke blog sobat, saya akan linkback secepatnya

Berbagi Informasi

Sport

Translate

Blog Archive

Pageviews last month