ilustrasi |
Dari data yang dikumpulkan para seksolog, terbukti bahwa 10 persen dari orgasme yang ditunjukkan para wanita adalah palsu. Tentunya ada alasan mengapa wanita melakukannya.
1. Untuk menghentikan seks
Pada dasarnya, pria akan semakin terangsang jika melihat pasangannya orgasme. Ia akan mempercepat ritme bercintanya. Hal itu sangat disadari wanita, sehingga memalsukan orgasme seringkali bertujuan untuk mempercepat proses bercinta.
Bisa saja sebenarnya saat itu wanita tak memiliki mood yang baik untuk bercinta, atau bisa jadi saat itu ia mendengar tangisan anaknya dan sebagainya.
2. Tak ingin pasangan kecewa
Alasan lain adalah para wanita tak ingin membuat pasangannya kecewa. Saat pasangan mati-matian ingin memanjakan dan memuaskan Anda, dan di sisi lain yang dirasakan adalah sebaliknya, maka jalan terakhir yang dilakukan adalah memalsukan orgasme.
3. Takut dianggap Frigid
Wanita takut dianggap frigid atau tak bisa menikmati seks oleh pasangannya. Gambaran perempuan seksi di ranjang dengan segala kenikmatannya yang sering ditampilkan di film membuat mereka takut dianggap 'dingin' oleh suami. Oleh karena itu, mereka memilih 'berakting' di depan pasangannya.
Alasan-alasan di atas adalah yang paling umum dipakai perempuan sebagai alasan memalsukan orgasme.
Lalu apakah orgasme itu berbahaya? Para ahli menjelaskannya.
Secara psikologis memalsukan orgasme akan semakin memperburuk kehidupan seks Anda. Terbiasa memalsukan orgasme membuat wanita menjadi malas mengeksplorasi kehidupan seksnya dengan pasangan. Mereka memilih terbiasa memilih cara yang instan. Padahal sama halnya dengan pria, wanita juga butuh kepuasan. Risiko paling buruk dalam keadaan ini adalah, wanita-wanita tersebut mencari kepuasan seks yang lain, yakni di luar pasangannya.
Jadi ketimbang memalsukan orgasme, lebih baik jujur dan bicarakan keadaan Anda dan pasangan. Berkonsultasi pada ahli juga bisa membantu Anda merasakan kenikmatan bercinta yang sebenarnya.
[Source : http://topikmalam.blogspot.com]
0 Comment:
Post a Comment
Silahkan anda meninggalkan komentar yang tidak berbau SARA