Share Info

31 May 2011

Perempuan Mampu Bercinta Tanpa Cinta

Survei menunjukkan, tak selamanya seks membutuhkan cinta. Perempuan mulai dapat menikmati hasrat dalam dirinya tanpa harus menumbuhkan cinta. Survei secara online terhadap 2.000 perempuan lajang di Amerika yang berusia 18-63 tahun ini dilakukan oleh majalah Self dan PopSugar Network. Hasilnya, 82 persen perempuan menikmati seks meski tak mendasarinya dengan cinta. Sebanyak 63 persen dari mereka juga disebutkan merasa puas dengan pengalaman seksnya.

"Perempuan tak lagi menunggu mendapatkan pacar untuk mendapatkan pengalaman seks," jelas Pepper Schwartz, PhD, profesor sosiologi di Universitas Washington, Seattle.

Menurut Schwartz, semakin banyak perempuan yang mengizinkan dirinya bersenang-senang dengan pengalaman seks tanpa cinta dan mereka menikmatinya. Meskipun begitu, tak semua perempuan menikmati pengalaman seks tanpa ikatan. Menurut survei yang sama, 19 persen perempuan menyesal menjalani seks tanpa komitmen. Dan, 37 persen perempuan merasa tak nyaman dengan dirinya setelah melewati pengalaman seks tanpa ikatan.

[Source : female.kompas.com]

Pria Suka "Browsing" Wanita Tua dan Gemuk

Pria sering menonton film porno, mungkin semua orang sudah tahu. Tetapi tahukah Anda, gambar-gambar atau video apa sih yang sering dicari kaum pria saat ingin memuaskan hasrat seksualnya?

Menurut buku A Billion Wicked Thoughts, yang ditulis oleh Dr Ogi Ogas dan Dr Sai Gaddam, pria ternyata lebih tertarik pada pornografi yang menampilkan perempuan tua dan gemuk. Hal ini jelas bertentangan dengan apa yang kita perkirakan bahwa pria mencari perempuan-perempuan muda dan seksi.

Buku ini ditulis setelah menganalisa lebih dari satu miliar pencarian di mesin pencari untuk mengidentifikasi hasrat seksual yang paling populer. Mereka mendapati bahwa pornografi di internet telah merevolusi selera seksual sehingga fantasi seksual yang sebelumnya dianggap paling aneh kini menjadi lebih diterima.

Dr Ogas dalam bukunya juga memaparkan bahwa pria menikmati variasi erotika yang lebih luas, termasuk perempuan yang lebih tua dan kaum transeksual. Gambar-gambar perempuan di usia 40, 50, dan 60-an tergolong yang paling banyak dicari. Meskipun begitu, data pencarian yang diperoleh dari Google, Yahoo!, dan Bing menunjukkan bahwa tipe seks yang paling dicari adalah yang berhubungan dengan sesuatu yang muda.

"Buku kami menggunakan data dari eksperimen psikologi terluas di dunia, yaitu internet. Untuk pertama kalinya, para peneliti bisa melihat apa yang dilakukan satu miliar orang di seluruh dunia, ketika mereka sedang tidak diamati orang lain," kata Dr Ogas, yang seorang ahli ilmu saraf.

Ia menganalisa satu miliar pencarian di internet, satu juta situs, satu juta kisah erotis online, dan satu miliar iklan pribadi, untuk mengetahui perbedaan antara hasrat seksual pria dan wanita. Temuannya, jika pria menggemari gambar-gambar dan video porno, perempuan lebih suka membaca kisah-kisah erotis.

"Lebih dari 75 persen visitor di situs-situs dewasa adalah pria dan merekalah yang bersedia membayar untuk melihat gambar-gambar dan video porno," lanjut Dr Ogas. "Sedangkan 75 persen pencari kisah-kisah erotis adalah perempuan. Mereka mau membayar untuk mendapatkannya dan senang membahasnya bersama teman-teman perempuannya."

Hasil pengamatan Dr Ogas juga menunjukkan, minat seksual pria cenderung tidak berubah meski usianya bertambah. Sedangkan minat seksual kaum perempuan jauh lebih fleksibel. Minat seksualnya bisa berubah seiring pertambahan usianya, seiring musimnya, bahkan seiring siklus menstruasinya.

Berikut adalah topik seks yang paling dicari di internet:
1. Muda (13,5%)
2. Gay (4,7%)
3. Ibu (4,3%)
4. Payudara (4%)
5. Istri yang selingkuh (3,4%)
6. Kemaluan wanita (2,8%)
7. Kemaluan pria (2,4%)
8. Poin ini disensor oleh penulis bukunya
9. Bokong (0,9%)
10. Cheerleader (0,1%)

[Source : The Daily Mail]

Tak Benar Pria Memikirkan Seks Tiap 7 Detik

Banyak mitos yang muncul dalam kehidupan kita, baik mengenai kesehatan maupun mengenai perilaku seks kita. Dalam bukunya, Don’t Swallow Your Gum!: Myths, Half-Truths, and Outright Lies About Your Body and Health, penulis Aaron Carroll, MD, dan Rachel Vreeman, MD, menjelaskan bagaimana kebenaran dari beberapa mitos tersebut.

Pria memikirkan seks setiap tujuh detik
Bayangkan sendiri: Jika secara rata-rata pria tidak tidur selama 16 jam sehari, artinya setiap pria akan memikirkan seks lebih dari 57.000 kali sehari. Itu kan sama banyaknya dengan ketika seseorang bernafas dalam keadaan terjaga. Orang yang memikirkan seks sesering itu pastilah tidak mampu melakukan kegiatan lain sama sekali.

Permen karet yang tertelan bisa bertahan di dalam perut tujuh tahun
Entah siapa yang pertama kali punya ide seperti ini, tapi waktu masih kecil kita memang sering diingatkan untuk tidak menelan permen karet. Kita ditakut-takuti, kalau menelan permen karet kita bisa mati karena permen itu membuat usus lengket. Padahal, menelan permen karet sebenarnya tidak menimbulkan pengaruh apapun, karena seperti makanan lainnya ia akan dikeluarkan saat Anda BAB. Meski begitu, tak ada gunanya juga menelan permen karet setiap kali rasa manisnya sudah hilang, bukan?

Berhubungan seks di dalam air tidak menyebabkan kehamilan
Bercinta di dalam bathtub atau di kolam renang tanpa alat kontrasepsi punya peluang untuk terjadi kehamilan, sama dengan jika Anda melakukannya di tempat tidur. Jika ada sperma dan telur yang hidup, dan bertemu di dalam air, Anda bisa saja hamil.

Manusia hanya menggunakan 10 persen otaknya
Katanya, manusia hanya menggunakan 10 persen otaknya selama lebih dari 100 tahun. Namun, itu berarti orang melakukan kesalahan selama lebih dari satu abad. Tidak ada area dari otak yang benar-benar tidak aktif. Lebih dari 10 persen otak kita pada hakekatnya selalu bekerja sepanjang waktu. Bahkan, 100 persennya bekerja aktif sepanjang waktu.

Minuman berkafein menyebabkan Anda dehidrasi
Kafein memang merupakan suatu diuretik, sesuatu yang meningkatkan frekuensi kita untuk buang air kecil (BAK). Namun berapa batasan minuman berkafein akan berfungsi sebagai diuretik tak pernah dijelaskan secara ilmiah. Dari 23 eksperimen yang berbeda yang menguji dosis kafein, tak ada perbedaan dalam jumlah dan frekuensi BAK yang dilaporkan dalam 17 dari percobaan tersebut. Padahal, beberapa percobaan tersebut menunjukkan responden mengonsumsi lima cangkir kopi.

[Source : glamour]

Palin a no-show for fans wanting Gettysburg view

(Reuters) - Sarah Palin has found a new way to keep her political faithful guessing.

Palin was a no-show for several hundred supporters, celebrity-watchers and media who turned out in hopes of seeing her at the Civil War battlefield of Gettysburg on Monday. She and her entourage arrived at a hotel outside the town late in the day and spoke to a smaller group of people gathered there.

The Republican vice presidential candidate in 2008 is on a tour of historic sites on the East Coast, renewing speculation she might be testing the waters for a presidential bid in 2012.

Palin remained noncommittal on whether she will run.

"I honestly don't know," the former Alaska governor said, CBS reported on its website.

There is one thing she does know but is not telling: her itinerary. That has left supporters as well as reporters guessing where she will pop up next.

On Sunday, Palin entered Washington on the back of a Harley-Davidson in a war veterans' motorcycle parade that is part of the Memorial Day weekend observance in the capital.

Rumors, then Twitter messages, then posts on her website showed Palin had also visited sites in and near Washington -- the National Archives, where the U.S. Constitution is on display, and Baltimore's Fort McHenry, where the "rockets' red glare" described in the national anthem took place.

A photo on her website late on Sunday showed the closing words of the Gettysburg Address delivered by President Abraham Lincoln after the 1863 battle. That was taken as a hint.

WHERE'S SARAH?

Several hundred people gathered at the Civil War site on a hot, sunny day for a glimpse of the woman who supporters hope will inject some life into a sluggish race for the Republican nomination to challenge President Barack Obama next year.

Some of those assembled there were puzzled by goal of the tour, which seemed designed to attract public attention despite a lack of information.

"In a way it's cool. In a way it's, 'Whaa?'" said John Hower, a baker who drove for three hours from Berwick, Pennsylvania, with two friends to see Palin. "She's trying to avoid the media. But I'd like to see the bus. We're, like, where's this bus?"

A charismatic and polarizing figure who resigned as governor, wrote a book, and became a Fox News commentator after the 2008 election, Palin's entry into the Republican field could spice up a race among candidates who so far have failed to arouse passion among core party members.

"I think she'd kick the mix up," said Janita Carlton of Green Forest, Arkansas. "I think she's a smart lady and she has backbone."

By the evening, reports of her bus being parked at a hotel reached the crowd. Many stayed at the battlefield hoping she would visit the memorial as temperatures cooled late in the day. Eventually, after hours of waiting, the crowd thinned.

"I'm disappointed. Yeah, I would have liked to have seen her," said Sharon Danielski, who left after a nine-hour vigil.

Hower, the baker, described what drew him there.

"She's a big name, she's always in the news," he said. "She might be a future president. Maybe not this time but sooner or later she might get it right."

[Source : reuters.com]

Sebuah Apel untuk Adam

Cerpen Mulya Abdul Syukur

"Ketika bahuku merosot, tiba-tiba Ramia menghentikan langkahnya, lalu kembali menghampiriku. "Aku lebih suka kau menjadi dirimu sendiri." Ia mengibaskan rambutku."

Mama tidak ingin aku berakhir menjadi pecundang. Seperti orang-orang di pangkalan ojek, bergelut dengan keringat, kelelahan, banting tulang, hidup dalam asap rokok dan obrolan porno. Mama memalingkan wajahku ke arah lain, ketika aku tertarik memperhatikan mereka. Melihat kartu-kartu gapleh berdebam di atas punggung meja yang licin, poster boomsex yang dipuja seperti nabi, dan botol-botol Topi Miring yang disembunyikan di sudut.

Mama pernah memergokiku nongkrong di warung itu. Dengan lengan baju tersingsing, ia berjalan tergesa-gesa, seakan siap menghadapi malaikat maut yang hobi mencabut nyawa ayam-ayamnya.

“Apa yang kau lakukan disini, Adam?!!” teriak Mama lantang.

Aku terlonjak, mundur hingga menabrak papan geplak. Mama lebih mengerikan dari malaikat Zabaniah. Matanya merah. Nafasnya naik turun. Seakan-akan baru saja memergokiku melakukan maksiat di tempat umum.

“Aku hanya ikut-ikutan, Mama!” ringisku. Ketika Mama menjiwirku pulang. ‘Menelanjangi’ku dengan cara yang berbeda sepanjang lingkungan. Bahkan di depan Ramia, gadis menawan yang sudah kutaksir bahkan sebelum aku mendengar frasa ‘Cinta Monyet’.

Kalau aku sudah diguyur dikamar mandi, disiram air seperti ikan-ikan dari pasar, Papa hanya akan mendelik dari ruang tamu, memperlhatkan tatapan ‘Apaku-bilang’ yang sudah kukenal sejak lama. Dia bakal mengambil alih tugas Mama, lebih tenang, tanpa omelan yang membuat kepalaku nyaris pecah, mengabarkan kisah dari jauh, tentang Malin Kundang dan Sangkuriang, yang menurut ayahku sendiri, telah melakukan kejahatan yang lebih bejad ketimbang mengencingi sumur Zam-zam.

“Aku tak akan mengumpat kalau itu yang Papa maksud.” Papa tersenyum dan mengeringkan rambutku dengan lembut. “Aku sayang Mama, walaupun …. Yahh, Papa tahu sendiri tanpa harus kubilang.”

Papa bukan orang penting di tempat kerjanya. Tapi bagiku ia selalu berarti besar. Dia hanya karyawan rendahan, yang berusaha selalu jujur dan rendah hati, untuk menghidupi kami, menyekolahkanku dan kakak perempuanku, untuk kebaikannya sendiri dihadapan Tuhan yang selalu lebih Nyata baginya ketimbang setetes embun yang jatuh di telapak tangannya.

Setiap malam dia bakal mengantarku ke tempat tidur, membaringkanku, menarik selimut hingga ke dadaku, dan membacakan dongeng. Papa telah mengisahkan ribuan cerita untukku, tapi yang paling kusukai adalah dongeng tentang Naga Tanpa Sayap yang bergelung di dalam gua dan menyesali hidupnya. Suatu hari Sang Naga berjalan ke pintu gua, duduk di sana dan memandang Dunia dengan kelam. Ia bertemu dengan seekor capung bijaksana yang bertengger di atas bahunya. Mereka mengobrol. Lambat laun menjadi sepasang teman akrab. Tapi sebelum Papa mengakhiri kisahnya, aku selalu jatuh terlelap. Seperti dongeng itu, aku adalah naga tak bersayap. Naga tanpa nafas api. Naga yang tak memiliki keberanian apapun.

Sejak SD aku selalu menjadi bulan-bulanan Bonie. Dia pria besar dalam arti sebenarnya. Buku-buku jari raksasa. Seriangaian Rahwana. Dan derap kaki yang mampu membangkitkan orang mati dari dalam kubur. Hingga aku duduk di kelas 2 SMP, Bonie telah melakukan banyak hal. Tindakan-tindakan konyol yang membuatku menyesal terlahir di Dunia, kehilangan kepercayaan diri, nafsu makan, dan semangat hidup.

Sederet tindakannya tidak pantas aku tuliskan di sini. Tapi kalau boleh aku sebutkan, dia pernah mendorongku dari jembatan gantung, menjegal kakiku hingga aku terjatuh dan mimisan selama lima menit, menjebakku saat upacara hingga semua murid tahu celana dalam warna apa yang kukenakan hari itu—semua orang memalingkan wajahnya dari bendera merah putih, menyaksikan tingkah konyolku ketika tergesa-gesa melepaskan celana karena Bonie baru saja memasukan cacing dan siput berlendir kedalamnya.

Yang terakhir, bahkan lukanya masih tertinggal saat aku duduk di bangku kelas dan memikirkan hal ini, Bonie menantangku berduel. Mengobarkan kenekatanku, yang dengan bodoh menerima tantangannya dengan dalih bahwa, sebagai laki-laki terhormat yang tidak pernah menonton video porno, aku terluka dikatai ‘pengecut’—padahal hampir setiap hari aku mendengar kata-kata itu dari mulut yang sama.

Dari pergumulan itu, hanya sedikit yang kuingat dengan rasa syok mendalam: lingkaran anak-anak yang mengelilingi kami, pukulan sekeras batu di tulang pipiku, darah yang asin, debu, dan pandanganku yang kabur sebelum aku berdebam di lapangan tandus.

Saat Mama mengetahu hal ini, kurasa aku bakal di gantung di menara air. Tapi kurasa campur tangan Papa menyelamatkanku dari berbagai kemungkinan mengerikan.

Hari itu Mama membawaku ke kamar mandi, menimba air, dan mengguyur tubuhku lagi dan lagi hingga aku benar-benar kelelahan. Ketika ia bersiap-siap menanggalkan pakaianku, aku mundur dan menegaskan sikap protes.

“Kau harus membersihkan dirimu sebelum aku mengobati luka-lukamu, nak!” Mama berkacak pinggang.

Ya Ampun, apa sebenarnya yang Mama pikirkan. Aku sudah berhenti mengenakan celana pendek. Aku tergila-gila Miley Cyrus, aku suka Prison Break, Avanged Sevenfold, Shia Labouf, aku menonton Heroes untuk menegaskan bahwa aku sudah berhenti nonton Looney Tunes. Bahkan aku sudah merasa benar-benar akrab dengan Justin Bieber dan Taylor Swift. Intinya, aku sudah tiga belas tahun dan aku tak mau telanjang di depan Mama.

Itu bakal membuatku malu seumur hidup.

“Mama, aku bisa melakukannya sendiri.” Kataku.

Ibuku mungkin bakal terus menekanku di kamar mandi. Menatapku dengan garang dan amarah berapi-api, kalau saja Papa tidak muncul di ambang pintu dan menatapnya dengan cara yang belum pernah ia lakukan di depanku. Akhirnya Mama menyerah. Meninggalkanku. Meninggalkankan Papa yang setengah tersenyum, menutup pintu untukku sebelum aku bisa membalasnya dengan tatapan terima kasih. Dulu Ramia hanya sekuncup Bougenville yang menarik perhatianku. Namun kini ia mekar menjadi bunga Tulip. Bunga yang indah, berwarna surga, menjadi urat nadi hidupku, menjadi alasan mengapa aku menghirup nafas setiap detik. Aku berlari setiap hari, melewati gurun dan belantara kehidupan, melangkah semakin cepat dari detik-kedetik, hanya untuk menemukan satu hal: bahwa aku benar-benar mencintainya. Setiap udara yang kureguk adalah Ramia, setiap awan yang terlukis adalah Ramia, setiap musik yang mengalun adalah Ramia.

Ia ada dalam tetesan embun, dalam riak air di sungai, dalam caraku memandang Dunia dan menyikapinya. Bahkan ia ada saat aku sembayang, bersujud ke arah kiblat. Hingga Papa harus mencubit pahaku keras-keras karena aku belum bangun juga ketika orang-orang sudah setengah jalan merapal tahiyat akhir.

Selama ini dia belum pernah meresepon semua perlakuanku kepadanya dengan cara yang diperlihatkan dalam film-film romantis. Padahal aku sudah susah payah melumasi rambutku dengan jeli lengket, menyetrika seragamku dengan teliti hingga Mamaku mulai mengomel tentang rekening listrik, meniru gaya Shah Rukh Khan dalam salah satu film hits-nya, dan mengenakan parfum Kakakku—walaupun ujung-ujungnya seisi kelas menertawakanku karena aku berbau seperti cewek. Ramia hanya tersenyum. Bersikap santai. Seolah-olah dia pura-pura tak tahu kalau aku jatuh cinta padanya.

Suatu hari hujan turun deras. Aku berteduh di ruko kosong di samping sekolahku. Menunggu hujan reda hingga aku bisa berlari pulang. Saat aku duduk dan memeluk lututku yang telanjang, dari balik tirai hujan aku melihat seseorang berlari menghampiriku. Seorang gadis yang kurasa amat kukenal.

“Ramia.” Aku tak bisa menahan diri. “Adam,” katanya girang. “bolehkah aku bergabung disini?!"

Untung saja saat itu langit temaram. Aku tak tahu harus kemana kusembunyikan wajahku yang memerah. “Kau boleh duduk di sampingku kalu kau mau.” Kataku canggung.

Sore itu aku dilanda siksaan terberat yang bisa dialami remaja manapun di Dunia ini. Berdua bersama gadis yang paling kau cintai. Di bawah hujan. Terisolasi petir dan tirai kelabu. Dan terhalangi pandangan setiap orang. Tubuhku bergetar, mengalami gejala aneh yang gugup kuterjemahkan. Jantungku berdebur, berjuang keras aku melakukan dua hal: menahan tanganku agar tetap di tempatnya, menahan pikiranku agar masih berada dalam batas normal. Namun aroma gadis itu lebih mengerikan ketimbang hidangan yang diturunkan untuk Isa dan pengikutnya. Keharuman yang lebih kuat ketimbang Apel yang dipetik Hawa di surga.

Ketika menyadari gerakan di sampingku, aku merasa tahu apa yang harus kulakukan. Mendekatkan diri, harap-harap cemas, persetujuan tanpa kata-kata. Namun alih-alih menciumku, Ramia malah tersenyum dan bergerak menjauh dariku.

“Kurasa aku harus pergi.” Katanya. Bangkit berdiri dan berjalan meninggalkanku.

Ketika bahuku merosot, tiba-tiba Ramia menghentikan langkahnya, lalu kembali menghampiriku. “Aku lebih suka kau menjadi dirimu sendiri.” Ia mengibaskan rambutku. “Jangan menjadi orang lain untuk membuat seseorang menyukaimu.” Ia berjalan mundur, berbalik, dan berlari ke arah hujan.

Meninggalkanku seorang diri, dengan jantung berdebar lebih keras dari sebelumnya. Ketika aku tiba, Mama berdiri di pintu depan. Berkacak pinggang. Menatapku seperti elang kelaparan. Aku mengigil, basah kuyup, ketakutan. Aku belum pernah kembali selarut ini. Mama pasti marah. Harusnya aku menyadari hal itu. Bukannya menuruti hormon testosteron yang membawaku ke awang-awang dengan beribu kemungkinan liar. “Apa yang kau lakukan diluar sana?!!” Mama bersabda.

Aku berdiri di batas talang dan halaman rumahku. Membiarkan tetes hujan menjamahku, mendinginkanku, walau itu tak berarti apa-apa. Saat Mama terus menerus menyerangku dengan kalimat sarkastik, aku mengepalkan tanganku erat-erat, menunggu kapan saatnya aku harus melawan.

Ketika ia bilang kalau aku anak tak tahu diuntung, aku memekik keras-keras …

“Mama tak pernah memahamiku. Aku tak bisa terus hidup di bawah ketiak Mama untuk menjadi diriku sendiri. Aku telah banyak berkorban demi Mama, demi ego Mama, tapi Mama tak pernah menaruh sedikitpun kepercayaan padaku. Mama tak pernah melakukannya walau aku terus-menerus menunggu kapan saat itu tiba.” Nafasku naik turun. Wajahku merah padam, meledak. “Aku selalu menjaga sikapku, tak pernah macam-macam, tak pernah mencium anak gadis orang, mengharamkan diri dari tembakau, tak tahu apa itu barang porno, semua kulakukan demi Mama. Tapi Mama membalasku dengan kecurigaan tak berujung. Itu tidak adil untukku, Mama. Itu tidak adil.” Aku berbalik dan menendang pot Begonia di depanku, berlari lagi ke gerbang, namun saat aku berlari di bawah hujan, menangis, aku tak tahu bahwa aku tak akan pernah lagi melihat Mama berdiri di depanku.

Sehari setelah itu, penyakit Mama melumpuhkannya. Ia tak bisa bicara lagi padaku. Ia tak pernah bisa lagi memarahiku.

Pada akhir minggu, bendera kuning di pasang, orang-orang mengubur Ibuku di lubang sempit yang gelap. Tapi hingga orang-orang berduyun meninggalkan pusaranya, aku masih membenci Mama.

Aku duduk di taman bermain hingga sore hari. Berayun di atas papan ayunan, memandang ke barat, pada burung-burung yang melebarkan sayapnya dalam keheningan, mentari semerah darah yang menurun dari waktu-kewaktu.

Papa menghampiriku, melingkarkan tangannya di bahuku, mendekapku. “Papa, ceritakan padaku apa yang terjadi pada Naga dalam dongeng itu. Aku tak pernah selesai mendengarnya.”

Papa menghela nafas, membelai rambutku yang berantakan. “Dia menemukan sayapnya, sayang. Dia menemukannya. “Ketika kekurangan membuatmu terkucil dari Duniamu, maka sikap tabah, penerimaan, dan rasa syukur yang tulus akan membuatmu merasa lebih istimewa dari mereka, dari orang-orang yang lebih beruntung darimu. Kau memerlukan usaha keras untuk menumbuhkan perasaan tersebut, dan itulah yang membuatmu istimewa dari orang lain. Kau akan lebih berani dari siapapun yang pernah meremehkanmu.” Papa mengeratkan pelukannya, membuatku merasa benar-benar terlindungi. “Kau tahu sayang, hidup hanyalah sebutir apel yang menggodamu sepanjang waktu. Semakin kau terobsesi mendapatkannya, maka semakin berkurang kesempatanmu mendapatkan apel yang lebih banyak. Apel-apel yang dijanjikan Tuhan.” “Papa, dari siapa Papa dengar dongeng Naga itu?”

Ayahku tersenyum, “Mama menyuruhku menceritakannya untukmu. Itu adalah kisah yang diceritakan Nenek ketika Mama kanak-kanak. Ia tak bisa melakukannya sendiri sayang, karena ia mencintaimu dengan cara lain. Ia selalu ingin kau hidup bahagia. Ia ingin kau menemukan keberanian untuk menumbuhkan sayapmu yang tertidur.”

Kebungkaman melandaku beberapa saat. Sesuatu menjalar, pemahaman, yang selalu datang terlambat. “Benarkah?”

“Mama selalu ingin kau terbang tinggi, menemukan dirimu sendiri di luar sana.” Kata Papa.

“Yang perlu ia lakukan hanyalah memastikanmu menjadi anak baik-baik. Mengaji. Berdoa. Dan duduk di bangku kelasmu dengan patuh. Memikirkan untuk apa hidupmu diciptakan.”


Sekeping Sejarah Pribadi Yoshihiro Tatsumi

Tatsumi lebih percaya diri menjelajahi kemungkinan komik sebagai wahana untuk mengisahkan cerita dewasa. Dalam istilah Tatsumi, “Manga yang bukan manga.

Yang menarik dari novel grafis Gekiga Hyoryu karya Yoshihiro Tatsumi (di Indonesia diterbitkan dengan judul Hanyut) adalah sudut pandangnya yang sangat pribadi. Meski fiksi, novel itu semacam sejarah mikro atas manga (komik khas Jepang).

Dalam novel itu kita membaca sejarah manga dari sisi Osaka, kota kedua terbesar penghasil manga modern pada awalnya. Osamu Tezuka, sang Dewa Manga, mengawali kariernya di kota Takarazuka — antara Osaka dan Kobe — dan sempat membimbing beberapa komikus belia sebelum ia pindah ke Tokyo. Tasumi termasuk salah satunya.

Perjumpaan dengan Tezuka sangat berpengaruh bagi Tatsumi, yang makin mantap menjadi komikus. Tezuka menganjurkan Tatsumi agar membuat cerita panjang dan tak membatasi diri pada manga empat panil (komik setrip).

Anjuran ini membuat Tatsumi lebih percaya diri menjelajahi kemungkinan komik sebagai wahana untuk mengisahkan cerita dewasa. Dalam istilah Tatsumi, “Manga yang bukan manga.”

*

Osaka tahun 1950-an dipenuhi industri manga yang sedang tumbuh dan mengejar keberhasilan Tokyo. Banyak penerbit manga berkantor di pojok-pojok kota, tersempil di gedung-gedung tua — dalam ruangan kecil dan kotor.

Bekerja di sebuah penerbitan komik untuk jaringan penyewaan buku di seantero Jepang, Tatsumi adalah salah seorang komikus yang terserap ke dalam ruangan kecil itu.

Pada tahun 1957, Tatsumi membentuk Studio Gekiga bersama kawan-kawannya di Osaka, didorong obsesinya untuk membuat “manga yang bukan manga”. Obsesi yang sama juga membawanya pada banyak patah hati.

Kita bisa menangkap rasa pahit Tatsumi melihat sukses Saito mengibarkan gekiga yang maknanya direduksi itu; hanya jadi merek bagi cerita-cerita yang mengeksploitasi seks dan kekerasan.


Kita bisa melihat satu lagi sudut pandang pribadi Tatsumi sebagai sejarah alternatif manga: hubungannya dengan Takao Saito, yang dalam sejarah arus utama diidentikkan dengan kelahiran gekiga.

“Gekiga” adalah istilah ciptaan Tatsumi yang menggambarkan konsep komik yang berisi cerita dan gaya yang lebih dewasa ketimbang manga. Seperti terjadi di AS dan Eropa, makna dewasa kemudian lebih banyak diartikan sebagai kebolehan menggambarkan seks dan kekerasan secara eksplisit.

Taiko Saito yang lebih pragmatis dan produktif dari Tatsumi, pada 1969 melahirkan seri Golgo13 yang sampai kini masih diproduksi dan merentang hingga lebih dari 300 volume. Bagi banyak orang, Golgo13 adalah contoh utama gekiga: kisah pembunuh bayaran yang efektif, brutal, tanpa welas asih, dan banyak seks di dalamnya.

Tapi, seri seperti ini bukanlah yang dibayangkan Tatsumi saat merancang kata gekiga.

Saito sendiri, mungkin saking pragmatisnya, sangat berbakat membuat dirinya jadi ikon yang terkenal. Agak mirip dengan Stan Lee di Amerika, dia pandai membesar-besarkan diri lewat klaim bombastis. Di situsnya, Saito ditulis sebagai pelopor yang “efek revolusinya terasa hingga kini dalam komik Jepang”.

Ketidaknyamanan Tatsumi terhadap gaya Saito direkam dengan baik oleh Hanyut. Tatsumi sendiri agaknya tipe orang yang menghindari konflik langsung. Dia, misalnya, meminjam ketidaksukaan Kuroda (editornya di Osaka) pada Saito sejak perkenalan pertama mereka.

Kita bisa menangkap rasa pahit Tatsumi melihat sukses Saito mengibarkan gekiga yang maknanya direduksi itu; hanya jadi merek bagi cerita-cerita yang mengeksploitasi seks dan kekerasan.

Tatsumi dan Saito pindah ke Tokyo karena kelesuan penerbitan di Osaka. Meski Tatsumi tak pernah kehilangan obsesinya untuk membuat “manga yang bukan manga”, keadaan pasar pada akhir 1950-an hingga 1960-an itu memang keras.

Sementara itu, Saito lebih mudah beradaptasi dengan tuntutan pasar. Dia tak terlampau risau dengan aspek filosofis gekiga. Baginya, sederhana saja: komik-komik bermuatan seks dan kekerasan memiliki pasar, dan dia bisa membanjiri pasar itu dengan karya-karyanya.


*

Pada tahun 1957, Yoshihiro Tatsumi menciptakan istilah “gekiga” untuk mewakili obsesinya terhadap sebuah “manga yang bukan manga”.

Perbedaan gekiga dan manga, selain teknik menggambarnya, terletak pada sasaran pembacanya. Gekiga mengkhususkan diri menjadi bacaan hiburan khusus bagi mereka yang sedang dalam masa transisi dari kanak-kanak ke dewasa. Sebab meski diperlukan, waktu itu bacaan seperti itu belum muncul.

Perkembangan gekiga juga sangat didukung oleh sistem taman bacaan.

Untuk gampangnya, gekiga dalam gagasan Tatsumi mirip dengan konsep Will Eisner tentang “novel grafis” pada 1980-an (periode A Contract With God dan sesudahnya), yakni cerita-cerita dengan semangat realisme sosial.

Cerita-cerita pendek Tatsumi mencuatkan sisi gelap modernisasi Jepang. Tokoh-tokohnya adalah orang-orang pinggiran, yang menyempal dari gambaran era Showa setelah Perang Dunia II, dengan situasi kota yang keras.

Anehnya, dalam manifesto gekiga yang disusun Tatsumi, tampak masih ada pertimbangan pasar. Masih ada keinginan untuk menjadi “bacaan hiburan” dengan pasar khusus. Padahal hiburan macam apa yang diberikan oleh cerita-cerita muram itu?

Di sini tampak bahwa Saito, yang pragmatis, lebih “setia” pada manifesto gekiga: dia memang ingin menghibur lewat komiknya.

*

Sudut pandang pribadi Tatsumi dalam Hanyut membuat beberapa nama lain yang penting dalam sejarah gekiga tak terungkap secara memadai.

Sebuah adegan pada Hanyut volume 3 edisi Indonesia menggambarkan dua orang komikus Tokyo: Yoshiharu Tsuge dan Fujio Akatsuka. Dalam adegan itu, Akatsuka digambarkan meremehkan Tsuge (dan mungkin saja memang demikian). Tapi Hanyut pun tak mengangkat Tsuge, karena agaknya hidup Tatsumi memang tak bersinggungan dengannya.

Dalam sejarah manga Jepang, Tsuge dianggap salah satu komikus paling berpengaruh di samping Osamu Tezuka. Ia dianggap memberi corak dewasa pada manga, dan karenanya dapat dianggap sebagai seorang pelopor gekiga juga — walau ia tak bekerja dengan istilah itu.

Dalam Hanyut, Tatsumi juga sama sekali tidak menyebut nama Sanpei Shirato, yang kisah-kisah samurainya sangat terkenal. Pada akhir 1960-an, saat kaum muda Jepang juga terimbas gerakan kebudayaan tandingan (counter culture) di Amerika Serikat, karya-karya Shirato seolah jadi suara satu generasi, dan bahkan jadi suara gerakan anti kemapanan di Jepang.

Kisah-kisah Shirato selalu tentang samurai yang membela rakyat jelata di hadapan penindasan para bangsawan. Dan ia pun menjadi salah satu tonggak penting pendewasaan manga. Gaya gambar Shirato pun berkembang menjadi lebih realistis, dan memengaruhi antara lain seri Lone Wolf and Cub (sebuah manga/gekiga yang terkenal sampai Amerika Serikat).

*

Sebagai buku sejarah, kisah sejarah pribadi macam Hanyut jelas tak bakal lengkap. Tatsumi pun agaknya punya kesadaran itu, hingga ia menjadikan komik ini sebagai fiksi. Tapi, sudut pandang pribadi terhadap sebuah sejarah sangat berharga dalam memberi gambaran emosional.

Kisah kelahiran gekiga dari sudut pandang Tatsumi, yang nyaris terbenam dalam sejarah utama manga, memberi dimensi lain terhadap perjalanan manga Jepang — yang ternyata dipenuhi kisah patah hati dan cinta yang keras kepala.

Selalu menarik untuk mempelajari kisah-kisah itu, supaya kita tidak sekadar terpukau oleh kisah-kisah sukses semata. Dari sudut pandang tertentu, gerakan gekiga yang digagas Tatsumi memiliki suksesnya sendiri. Setidaknya Tatsumi dan karya-karyanya telah memperkaya sejarah manga Jepang.

by : Hikmat Darmawan

[Source : id.omg.yahoo.com]

Sean Kingston Stabilized After Jet Ski Accident

Sean Kingston Stabilized After Jet Ski Accident | Sean Kingston
Sean Kingston

Hip-hop star Sean Kingston was operating a jet ski in Miami Beach early Sunday evening when the watercraft collided with the Palm Island Bridge. His condition has now been stabilized.

"Sean was heading west from the MacArthur Causeway and Miami Beach Islands when his personal watercraft collided with the bridge, and he and his female passenger ended up in the water," Jorge Pino, spokesman for the Florida Fish and Wildlife Commission, the lead investigative agency of the accident, tells PEOPLE."A good Samaritan tended to the two of them until Miami Beach Fire Rescue arrived and saw there were injuries," added Pino.

The rescue team's assessment was to transport the star and his female passenger to Jackson Ryder Trauma Center in Miami around 6 p.m.


The singer's publicist, Joseph Carozza, issued the following: "Sean Kingston is now stabilized and has moved from the trauma unit to ICU. Sean's family thanks everyone for their prayers and support during this time."


Pino said investigations into the cause of the accident are still underway, but "nothing indicates there was alcohol involved."


"Nine times out of 10, recklessness on the water involving personal watercraft contributes to accidents," Pino tells PEOPLE. "That is not necessarily the cause of this one, but we spend a lot of time patrolling the areas looking for violations with jet skis and motor boats."


Kingston, 21, best known for his 2007 hit "Beautiful Girls," recently collaborated with Justin Beiber for "Eenie Meeni." As the 17-year-old Tweeted: "Got my friend @seankingston in my prayers tonight. a true friend and big bro. please keep him in your prayers tonight as well."

[Source : people.com]

Helen Mirren, Wanita Terseksi di Usia 65 Tahun

Usia lanjut tak berarti seseorang tak bisa tampil dengan maksimal. Buktinya, aktris Helen Mirren, yang sekarang sudah berusia 65 tahun, baru saja dinobatkan sebagai Wanita Terseksi!

Dalam poling yang diadakan oleh isme.com, wanita cantik ini menduduki posisi teratas dalam kategori 'Wanita Terseksi di Atas 50 Tahun'. Mirren bersaing sengit dengan model Twiggy (61 tahun), yang berada di urutan kedua,

Kedua bintang ini diikuti oleh bintang ABSOLUTELY FABULOUS, Joanna Lumley di tempat ketiga. Si seksi Kim Cattrall (54 tahun) dari SEX AND THE CITY menutup jajaran 5 besar poling ini.

Beberapa bintang lain yang juga berada di urutan 20 besar wanita terseksi 'istimewa' ini adalah Michelle Pfeiffer, Emma Thompson, dan Lorraine Kelly. "Berusia 50 tahun tak berarti kita tak lagi fashionable dan merasa seksi," ujar Sara Prowse, direktur isme.com. Setuju!

[Source : kapanlagi.com]

KD Salut Ada Gadis Mau Dinikahi Anang

Anang Hermansyah akan menikah dengan rekan duetnya yang baru, Ashanty. Mantan istri Anang, Krisdayanti(KD), mengungkapkan rasa salutnya terhadap Ashanty.

"Setuju dengan Anang yang sekarang, gadis yang mau menikah dengan duda dua anak. Saya selalu titip anak-anak ke Ashanty, titip mereka juga untuk belajar. Saya salut dengan Ashanty," aku KD yang ditemui di RCTI, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Senin (30/5/2011).

Bagi KD, tak masalah siapapun yang kelak akan menjadi pendamping Anang. Yang penting calon istri Anang tulus merawat dan mendidik Aurel dan Azriel.

"Pokoknya, Anang juga harus hormat dengan pasangannya. Saya ajarkan anak-anak belajar tanggung jawab, sama seperti kisah Anang ke anak-anak," paparnya.

Secara pribadi, KD menyampaikan ucapan selamat kepada Anang karena telah menemukan tambatan hati yang baru. "Ucapan selamat buat Anang karena sudah ada pasangan. SMS saya sudah dibalas," ungkapnya.

Lantaran belum ada kepastian kapan Anang dan Ashanty akan menikah, istri Raul Lemos ini cuma bisa menunggu undangan sambil mendoakan yang terbaik.

"Kalau belum ada undangan, belum bisa dipastikan. Yang terbaik buat pasangan berdua, enggak usah berantem-berantem kanan-kiri, kadang ada good news dan bad news," tandasnya.


[Source : yahoo.com]

30 May 2011

Obama consoles victim of Joplin tornado

previous next

President Obama pledges the nation's support to tornado v... Brendan Smialowski / AFP/Getty Images

Face to face with the legions of homeless and the bereaved, President Obama on Sunday toured the apocalyptic landscape left by Missouri's killer tornado, consoled the community and committed the government to helping rebuild shattered lives.

"We're not going to stop until Joplin's back on its feet," Obama promised.

A memorial service where Obama spoke punctuated a day of remembrance one week after the disaster, as authorities pressed on with the task of identifying the victims, and volunteers combed through wreckage of neighborhoods where nothing was left whole.

The service erupted in cheers when Obama said, "I promise you your country will be there with you every single step of the way," a pledge he extended to all parts of the nation raked by violent storms this season.

The Joplin tornado was the worst to hit the United States in decades, leaving more than 120 dead and hundreds more injured. At least 40 people remain unaccounted for.

Air Force One flew over a massive swath of destruction - a land of flattened houses and stripped trees - on its approach to Joplin. On the ground, the devastation was even more stark and complete. Obama confronted painful sights at every turn and said nothing in his life measured up to what he saw this day.

The crowd of hundreds at the service reflected a community in the midst of rebuilding: people in shorts and baseball caps, and plenty of babies who occasionally burst out crying.

Obama received a notably warm reception in this conservative part of Missouri. His remarks were tailored for a religious service, with quotes from scripture, references to the love that binds people to each other, and comments on the essential goodness of humanity.

previous next

 J. Scott Applewhite / AP

The stories of the storm lead us to "put aside our petty grievances," the president said. "There are heroes all around us, all the time. So, in the wake of this tragedy, let us live up to their example: to make each day count."

[Source : sfgate.com]

Benarkah Kita Sungguh-sungguh Belajar?

“Saya termasuk orang yang percaya bahwa bila kita mempelajari kebenaran dan tidak mengalami perubahan hidup, hanya ada dua kemungkinan: kita tidak sungguh-sungguh belajar atau yang kita pelajari bukan kebenaran.”
~ Andrias Harefa

Nasihat tersebut saya dapat dari sebuah buku pemberian seorang teman, belum lama ini. Cukup lama saya mencerna kata-kata dari Guru Andrias Harefa di atas. Berulang kali saya membacanya. Saya mengangguk-angguk, mengidentifikasikan adanya pemahaman atas kata-kata tersebut. Jika bisa saya mengajukan diri di antara deretan nama-nama yang telah mengalami perubahan hidup karena belajar, berarti bolehlah ditambahkan nama saya.

Ini serius. Begitu saya belajar dengan sungguh-sungguh, saya segera mengalami perubahan hidup. Berarti apa yang saya pelajari tersebut memang sebuah kebenaran. Buktinya, hal itu telah membuat hidup saya berubah. Dari pribadi yang tertutup, malu, gagap, dan minder karena dibesarkan dalam sebuah keluarga yang tidak kondusif, berubah menjadi pribadi yang terbuka dan percaya diri. Dari pribadi yang berpikir, “Saya tidak berharga, miskin, kumuh, pemulung, dan hanya pantas menjadi pembantu rumah tangga,” berubah menjadi, “Saya begitu berharga, selanjutnya terserah saya.” Kemudian saya membuat artikel, dibukukan, dan diundang untuk berbicara tentang motivasi, menjawab berbagai pertanyaan yang diajukan, dan sharing pengalaman.

Mungkin kisah saya tidak jauh berbeda dengan cerita yang dituturkan oleh Brian Tracy dalam buku Change Your mind, Change Your Life sebagai berikut: Seorang wanita yang tertutup, takut, pemalu, dan rendah diri karena dibesarkan dalam keluarga yang tidak kondusif. Ketika mengalami amnesia karena kecelakaan, dia belajar tentang amnesia, membuat artikel tentang kondisinya, diundang untuk berbicara dalam sebuah konvensi kedokteran dengan membawakan makalah yang ditulisnya, menjawab berbagai pertanyaan, berbagi pengalaman serta ide-ide baru dalam bidang fungsi neurologis. Dia telah berubah menjadi pribadi yang percaya diri, positif, ramah, berpengetahuan luas dan pandai berkomunikasi.

Tidak jauh beda, bukan? He he he... Bedanya adalah, saya tidak mengalami amnesia. Tentang kondisi keluarga yang tidak kondusif, jika dia diperlakukan tidak adil dan selalu dikritik oleh kedua orangtuanya, saya merasa tidak aman karena berada di wilayah konflik yang berkepanjangan tanpa adanya niatan untuk gencatan senjata. Begitulah, sehingga timbul dampak yang sangat tidak diinginkan oleh pribadi manapun akibat kondisi yang tidak kondusif tersebut. Saya tidak bisa mengubah kedua orang ua saya, tetapi saya bisa mengubah diri saya sendiri dengan pribadi yang sekarang, mengasihi mereka, sehingga hidup menjadi indah. Semua karena saya belajar. Sungguh-sungguh belajar.

Ketika saya menjadi salah satu pembicara untuk motivasi menulis yang audiensnya adalah para guru, beberapa hari yang lalu, ada hal menarik yang ingin saya ceritakan di sini. Ribuan audiens yang hadir (mulanya diperkirakan yang akan hadir adalah ratusan orang) sangat antusias mengikuti seminar yang memilih tema “Menulis Karya Ilmiah dan Artikel Populer untuk Meningkatkan Profesionalisme Guru”. Dengan menulis artikel di media massa, otomatis mereka, para guru golongan IV-A ke atas akan mendapatkan kenaikan jabatan atau naik pangkat setingkat lebih tinggi, apalagi menulis buku. Dengan menulis artikel atau karya tulis lainnya berarti keprofesionalan mereka diakui. Karena, “Tulisan, disadari atau tidak, adalah suatu pengakuan dan kepercayaan publik terhadap kompetensi penulisnya,” demikian kata Edy Zaqeus dalam bukunya yang berjudul Resep Cespleng Menulis Buku Bestseller Edisi Revisi.

Menarik, bukan? Apalagi menulis adalah keseharian mereka. Mereka bisa mengambil tema di mana saja seperti di koran, internet, dari diskusi, bahkan dari tingkah laku murid-muridnya. Dari segi motivasi, ilmu pengetahuan, minat baca, minat para siswa terhadap pelajaran-pelajaran matematika, bahasa Inggris, komputer dan lain-lain, sistem belajar-mengajar yang konon meluluskan siswa-siswa yang gagal di kehidupan, atau bagaimana seharusnya sistem belajar-mengajar yang bagus, kurikulum yang sangat memberatkan siswa, kurangnya pengendalian diri sehingga terjadi tawuran pelajar, kurangnya peran orangtua untuk memotivasi anaknya. Wah… masih banyak tema yang tidak bisa saya sebutkan satu-per satu di sini. Mereka juga bisa menulis artikel dengan tema yang sebelumnya sudah di tulis oleh orang lain. Sah-sah saja. Karena tiap orang adalah unik dan memiliki gaya penuturan sendiri-sendiri yang khas. Jika mereka seminggu sekali menulis artikel, sudah berapa artikel yang dihasilkan dalam setahun? Sudah berapa poin yang telah dikumpulkan untuk syarat pengangkatan jabatannya?

Di balik suksesnya acara seminar tersebut, saya sempat dibuat terperangah oleh salah seorang peserta yang menghampiri, ketika acara telah selesai. Beliau mengatakan seakan-akan mewakili mereka yang hadir: “Walah, kami ini bukannya tidak bisa menulis, bukannya takut menulis, bukannya malas, tapi kami tidak sempat menulis, karena kami mengajar dan banyak tugas (ssssstt… ini kan hanya alasan, ya?). Kenapa susah-susah menulis, serahkan saja sama orang lain dan kami naik pangkat?”

Sah-sah saja jika kita menyuruh orang lain untuk menyiapkan bahan-bahan atau literatur yang akan dijadikan tema serta menuliskannya untuk kita, asalkan yang disuruh mau. Tetapi hendaknya ide-ide atau gagasan-gagasan itu benar-benar dari kita dan kita sendiri yang mengeksplorasi. Kita bisa mengeksplorasi ide atau gagasan secara lisan untuk kemudian ditulis oleh orang suruhan kita. Segampang itu. Jika kita membaca buku Edy Zaqeus di atas, kita bisa mendapatkan berbagai cara atau alternatif dalam hal tulis-menulis.
Jika kita menyuruh orang lain menulis dari ide, gagasan atau tema sampai pengembangannya, bukankah keprofesionalan kita patut dipertanyakan? Justru yang professional adalah orang suruhan kita. Sementara, kita hanya mendapatkan pangkat dan kenaikan gaji dengan kemampuan yang penuh tanda tanya, bukan? Wah, apa kata dunia?

Taruhlah kita mengalami perubahan finansial dengan kenaikan pangkat dan gaji, tetapi tingkat keprofesionalan kita tidak berubah. Dan, saya percaya nanti kita akan mengalami seleksi alam, bukannya mengalami perubahan hidup lebih baik, tetapi kemunduran yang didapat. Jika ini yang terjadi, berarti kita tidak sungguh-sungguh belajar tentang kebenaran atau yang kita pelajari bukan kebenaran. Karena, uang akan cepat habis, sementara ilmu dan keprofesionalan kita…? Dan, nasehat dari Guru Andrias hanya numpang lewat saja jadinya.

[Source : gozalionline.blogspot]

Tidak Mau Mengalah

Seorang anak lelaki disuruh ayahnya pergi ke kota untuk membeli tepung roti. Anak lelaki itu segera berangkat berjalan kaki. Jarak antara desa tempat tinggalnya dan kota cukup jauh juga. Di perjalanan ia harus melewati sebuah jembatan kecil.

Kini ia tiba di ujung jembatan kecil itu. Di seberang jalan ia melihat seorang anak lelaki lain yang berjalan ke arahnya. Mereka berdua sama-sama berjalan di jalur yang sama. Hingga tepat di tengah-tengah jembatan itu mereka saling berhadap-hadapan. Keduanya berhenti dan berpandangan. Anak lelaki itu berpikir,

"Wah, kurang ajar sekali anak ini. Dia tidak mau mengalah dan memberikan jalan padaku."
Di saat yang sama, anak lelaki lain itu berpikiran hal yang sama, "Seharusnya dia yang mengalah dan memberikan jalan padaku."

Lama keduanya saling berdiri di tengah jembatan tanpa ada satu pun yang mau mengalah dan memberikan jalan. Keduanya sama-sama berpikir bahwa "Aku harus berteguh hati dan kuat pendirian." Keduanya saling berpandangan tanpa ada satupun yang berbicara atau bergerak.

Siang pun tiba. Di rumah, ayah dari anak lelaki yang hendak pergi ke kota itu mulai cemas memikirkan mengapa anaknya belum juga kembali. Sang ayah lalu bergegas menyusul anaknya ke kota. Hingga akhirnya ia sampai di jembatan dan melihat ke dua anak lelaki itu saling berdiam dan berhadap-hadapan. Sang ayah berteriak pada anak lelakinya, "Wahai anakku,
mengapa engkau berdiri di situ?"
Anak lelakinya menjawab, "Anak lelaki ini menghalangi jalanku. Ia sama sekali tidak mau mengalah. Bagaimana aku bisa berjalan jika ia menutup jalanku?"
Sang ayah mulai kesal. Ia lalu berkata pada anaknya, "Sudahlah anakku, sebaiknya kau minggir dan segera pergi ke kota untuk membeli tepung. Biar ayahmu ini yang berdiri di sini menggantikanmu dan tidak memberikan jalan pada anak lelaki yang tidak tahu diri ini!"

Teguh hati memang boleh. Sesekali mengalah demi tercapainya tujuan bukanlah hal yang tercela. Tetapi bukan berarti lalu kita harus menjadi tembok bagi tercapainya tujuan orang lain bukan?

(Disadur dari: Chinese Wisdom

[Source : gozalionline.blogspot]

Sarah Palin Motorcycle Ride & Bus Tour Kick-Off Stir 2012 Speculation

WASHINGTON -- Sarah Palin rumbled through Washington on the back of a Harley as she and her family began an East Coast tour Sunday that renewed speculation the former Alaska governor would join the still unsettled Republican presidential contest.

Wearing a black leather jacket and surrounded by a throng of cheering fans, Palin and family members jumped on bikes and joined thousands of other motorcyclists on the Memorial Day weekend ride from the Pentagon to the Vietnam Veterans' memorial. Palin didn't mention politics as she visited with participants, but she smiled broadly when many in the crowd urged her to run.

"How do you wear all this leather and stay cool?" she asked one woman as Palin took off a leather jacket and worked her way through a crush of fans, photographers and reporters.









Palin remains one of the biggest questions for Republicans, who have not yet settled on a frontrunner to challenge President Barack Obama's re-election. While many of Palin's likely rivals have worked to build campaign organizations in early nominating states such as Iowa or New Hampshire, Palin has taken no concrete steps to begin a presidential campaign.

Given Palin's star power, she might be able to wait longer than others. But clock is ticking, the establishment isn't happy with its options and one of the earliest tests of campaign infrastructure, the straw poll in Ames, Iowa, is scheduled for August.

Palin showed no hints she would join the field on Sunday although she again demonstrated her ability to build excitement and practice person-to-person, retail politics. In heels and black flair slacks, Palin shook hands and posed for pictures with well-wishers. Just before she, husband Todd and daughter Bristol rolled from the Pentagon's parking lot, she gave a thumbs-up to a military police officer who asked if he could snap a picture while taking a break directing traffic. On the windshield of Palin's bike: a likeness of President George W. Bush. Next to it, the words "Miss Me?"

Palin, whom Sen. John McCain elevated from an obscure governor to national star, set off from Washington on a tour of East Coast historical sites. Her political committee billed the swing as an opportunity for her family to visit historic sites as they worked their way to New England. It set off speculation she would visit New Hampshire, a state that holds the first nominating primary and a place Palin hasn't visited since the final days of the 2008 campaign.

Many of her potential rivals were scheduled to visit New Hampshire in the coming week. Former Massachusetts Gov. Mitt Romney was expected to make formal his bid during a noon barbecue on Thursday. Former New York Mayor Rudy Giuliani was set to speak at an evening fundraiser for the state GOP. Former Utah Gov. Jon Huntsman - who also rides bikes - is set to spend the weekend working through the state's rural North Country.

Others could still up the race. Texas Gov. Rick Perry on Friday hinted he could come. Former New York Gov. George Pataki is running television ads in New Hampshire and speaking out against Obama. New Jersey Gov. Chris Christie has insisted he's not running; his supporters don't believe him.

Palin, who resigned the governor's office before completing her first term, has worked to keep a national profile. She's a contributor to Fox News Channel, a best-selling author and reality television star. Her poll numbers have steadily sunk, however, and Palin in recent weeks has made changes to her insular circle of advisers.

Palin also has taken no evident steps toward the on-the-ground organizing that's central to a real campaign. Yet as she walked through the steamy Pentagon parking lot in her heels and short-sleeved black T-shirt, it was obvious she still has her fans eager to snap pictures and get her signature.

[Source : huffingtonpost.com]

Kisah di Balik Novel The Scarlet Letter

Para penggemar sastra tentu akan mengenal novel legendaris berjudul The Scarlett Letter. Novel karya Nathaniel Hawthorne ini begitu menyentuh. Meski bercerita tentang kehidupan pertengahan tahun 1800-an di Boston yang masih puritan, namun ceritanya masih menarik disimak hingga saat ini.

Kisah terciptanya novel itu tak kalah menarik. Pada akhir tahun 1840-an sang penulis yang bekerja di kantor Bea Cukai Boston, tiba-tiba dipecat karena pergantian bos kantornya. Ia pulang dengan lunglai, bingung bagaimana harus menghidupi istri dan ketiga anaknya tanpa pekerjaan itu. Awalnya ia tak berani memberitahukan pemecatannya pada sang istri. Namun tak punya pilihan. Akhirnya kabar buruk itu pun disampaikannya.

Sang istri bukannya menangis. Ia malah memeluk sang suami dan memberinya pena dan sebotol tinta. "Sekarang kamu tentu punya waktu untuk menulis," kata sang istri. Sebelum ini Nathaniel memang mengeluhkan tak punya waktu menulis lagi setelah bekerja di kantor pemerintahan tersebut. Hal inilah yang memicunya untuk menulis novel yang kemudian diberi judul The Scarlet Letter.

Hari ini, 19 Mei, dunia sastra mengenang Nathaniel Hawthorne yang meninggal pada 19 Mei 1864. Nathaniel sendiri, lahir pada tanggal 3 Juli 1803 di daerah Salem, Massachusetts, Boston - AS. Ia lahir dari keluarga kaya dan pada usia 4 tahun, ayahnya yang seorang kapten kapal meninggal dalam perjalanan dari Suriname. Setelah itu ia dibesarkan ibunya dan tinggal di pelosok bersama paman-pamannya.

Pada tahun 1819, Nathaniel dikirim kembali ke Salem untuk sekolah dan segera mengeluh homesickness karena kerinduannya pada sang ibu dan saudara-saudaranya. Namun meski ingin pulang, pamannya tetap menahannya agar terus sekolah. Untuk menghibur diri sendiri, ia membuat koran yang ditulis tangan bernama The Spectator pada tahun 1820. Koran itu dibagikan pada saudara-saudaranya.

Setelah lulus sekolah, Nathaniel bekerja di majalah American Magazine of Useful and Entertaining Knowledge sebagai editor. Selama berkarier di sini ia banyak menulis cerita pendek. Sedangkan novel pertamanya ia tulis sebelum bekerja di sana dan diterbitkan tanpa mencantumkan namanya sebagai pengarang alias anonim pada tahun 1928. Majalah itu tutup pada tahun 1937.

Setelah itu, Nathaniel ditawari kerja di kantor Bea Cukai Boston, yang baru ia terima tawarannya pada tahun 1939. Ia bekerja di sana sampai tahun 1948. Saat itu usai pemilu, selain terjadi perubahan kepemimpinan di AS, juga terjadi perubahan pimpinan di kantornya yang berimbas pada pemecatan dirinya karena ia bukan pendukung partai yang berkuasa. Ia sempat protes namun tak berhasil. Nah, tak dinyana dari pemecatan ini lahirlah novel The Scarlet Letter yang ia terbitkan tiga tahun kemudian, 1950.

[Source : andriewongso.com]

Lionel Messi scores lovely Champions League winner, of course

Barcelona's second Champions League final win over Manchester United in the last three years once again proved just how dominant they are. There's no denying it. There's no way to blame it on a UEFA/UNICEF conspiracy. They're just that good.

Many observers wondered if this side was on the brink of a downturn after winning every trophy available to them in 2009. So how do they respond? With a 3-1 win over Man United in London for Europe's top prize. All three of their forwards scored, all three of their midfielders provided the assists and they maintained possession so consistently that, at times, it was easy to forget that their opponents were even on the pitch. And to top it all off, the deciding goal came off a typically great shot from Lionel Messi, who's astonishing 31 goals in 33 Spanish league games this season were only bested by Cristiano Ronaldo's record-breaking 40 goal season.

Man United's defenders stood and watched as the reigning World Player of the Year took a shot from the top of the box that just curled away from the outstretched fingers of goalkeeper Edwin van der Sar. That broke the 1-1 deadlock in the 54th minute after Wayne Rooney pulled the Premier League champions even before halftime. And in the 69th minute, David Villa sealed it by putting one in the top corner just because he can do that.

Messi got a lot of grief for not scoring a single goal in the World Cup last summer, but with another key goal in a Champions League final, he proved once again that he does come through in big matches (at least, for club if not for country). He also proved that when he trips a pitchside microphone wire while rushing to celebrate his goal in the corner, it's the microphone that goes tumbling down and not him.

Video of David Villa's (even better) goal right this way...


[Source : sports.yahoo.com]

Rays apologize to fans for Avril Lavigne’s obscene concert

Chill out, what ya yelling for?

That's the question that the embarrassed Tampa Bay Rays should have thrown back at Avril Lavigne after the punk rawker let loose some profanities> during the team's summer concert series at Tropicana Field on Saturday night.

Instead the red-faced Rays just apologized directly to their fans in a statement on Sunday.

Said spokesman Rick Vaughn (via The Heater):

"The Rays demand profanity-free performances from all of our concert performers and we are extremely disappointed by the language used in last night's show. It is not consistent with the family-friendly atmosphere that Tropicana Field is known for."

So what was Lavigne yelling for? Was it because the native Canadian still has a soft-spot for her Blue Jays and the Rays lead them in the current AL East standings? Was she suffering from withdrawal from her normal mall habitat of Hot Topics and Orange Juliuses? Good guesses, but no.

In reality, her salty language was reportedly aimed at the fans who booed the technical difficulties — notably, a dead microphone — that occurred during the singer's first song.

Between her swear words, Lavigne reportedly noted that live shows — especially those at a "baseball stadium" — have a tendency to feature a few glitches. As someone who suffered through bad sounds at George Thorogood's set after a Pittsburgh Pirates game last August, I can attest to that. (I also would have cheered anything that blocked Lavigne's music from being disseminated further, but that's just me.)

Still, Avril should have known better because this was a family atmosphere the Rays were paying her to perform at. And it was filled with the very same families that Lavigne and her marketing companies have targeted over the past decade by being just the right kind of punk rawk dangerous (which is, to say, usually not dangerous at all).

Were the words she uttered probably any worse than the kids in the expensive seats can hear from the ballplayers on the field? Probably not, but she could have dropped a quick "earmuffs!" before her tirade.

[Source : sports.yahoo.com]

29 May 2011

Barcelona wins Champions League title

WEMBLEY, England -- The debate is over now. Barcelona is on the list of soccer's all-time greatest teams.

Led by another dominant performance from Lionel Messi, the Catalan club beat Manchester United 3-1 on Saturday to earn its third Champions League title in six seasons and No. 4 overall.

"I feel privileged," Barcelona coach Pep Guardiola said. "You always want to win, but the way we have won is what I am most proud of. This is the way we want to play football.

"Lionel is the best player I have seen and probably the best I will ever see."

Messi was typically subdued in his celebration.

"I'm very happy about the match," Messi said. "We were the better team. We deserved to win."

Messi put Barcelona ahead to stay with his 53rd goal and helped create another score to give the Spanish league champion some breathing room.

Barcelona dominated play at Wembley Stadium with its trademark one-touch passing, but it needed the Argentine striker to conjure a 54th-minute solo strike from the edge of the penalty area to take the lead for the second time.

There seemed to be no space as Messi was tracked by fullback Patrice Evra. But the two-time world player of the year spotted a gap between the central defenders and hit a shot down the middle, beating goalkeeper Edwin van der Sar.

Messi added a fake and run that led to David Villa taking possession on the edge of the area. From there, the Spain striker curled a shot into the top corner of the net.

"They do mesmerize you with their passing and we never really did control Messi," United manager Alex Ferguson said. "But many people have said that.

"In my time as manager, it's the best team I've faced."

Soccer commentators had said before the game that Barcelona, which already had won a third straight Spanish league title, would be ranked among the sport's truly great teams with a victory over United. Now, with four European titles, only Liverpool, AC Milan and Barcelona's fierce rival Real Madrid have won more.

With Pedro Rodriguez scoring the opening goal midway through the first half on an imaginative through ball from Xavi Hernandez, the win was as comprehensive as Barcelona's 2-0 victory over United in the 2009 final in Rome.

Lionel Messi
LLUIS GENE/AFP/Getty ImagesLionel Messi was the star of the show as Barcelona dominated Manchester United to win its third Champions League title in six years.

"When Rome finished, I thought we had played a good game, but when I looked at it again I wasn't that impressed," Guardiola said. "But it has served its purpose.

"I think we played much better than the game two years ago."

Guardiola now has won 10 titles -- including two European Cups -- in three years.

Wayne Rooney's goal in the 34th minute left it tied at 1 at halftime. Rooney carried the ball to the edge of the area, slipping it to Ryan Giggs. Giggs knocked it back, giving Rooney the perfect opportunity to curl a shot past goalkeeper Victor Valdes at the far post.

Barcelona's performance was so comfortable that Guardiola was able to bring on regular captain Carles Puyol for the last few moments, giving the oft-injured defender the chance to play a part in a memorable triumph.

But in a gesture symbolizing Barcelona's team ethic, Puyol handed the armband over to Eric Abidal. His place on the team had been in doubt after he had surgery this season to remove a liver tumor -- and the France defender lifted the famous trophy.

"Players are human beings," Guardiola said. "Carles has made a great gesture and it has made us stronger."

After a shaky opening, Barcelona simply outclassed the English champions. Xavi, standing in as captain for Puyol, orchestrated play from in front of Sergio Busquets, while Andres Iniesta and Messi hurt United with pinpoint passing.

"This is the reason I came to Barcelona," Villa said. "I'm very happy, very satisfied. We have a team with ambition, a team with the will to win."

United could do little to disrupt Barcelona, the prevailing force of European soccer.

"They were the better team so we can't really argue," United's Rio Ferdinand said. "They're a great side with great players."

[Source : espn.go.com]

28 May 2011

Brother of a Different Mother

Much attention has been given in the last two weeks to the disclosure that former California Governor Arnold Schwarzenegger fathered a child with the family's housekeeper, and kept that information a secret from his now-estranged wife, Maria Shriver. Most of the focus in regard to this story has been about the impact of the disclosure on Schwarzenegger's family with Maria. One can only imagine how shocking it had to be, not only to Maria, but also to the children, to learn that all of this time both Schwarzenegger and the housekeeper kept the fact of the boy's parentage a secret from Schwarzenegger's family. There has also been attention placed on the fact that the child born of the housekeeper, Mildred Baena, is almost exactly the same age as Schwarzenegger's youngest son. These two boys grew up simultaneously, not knowing that they were related. What has not been given much attention in the media, however, are the financial implications of this situation as they concern child support and the question of whether Baena has relinquished large amounts of child support that her son is entitled to the benefit of.

California law provides that children are to share in the lifestyle of their parents. Appellate court decisions have addressed the fact that in the case of a parent who is an extraordinarily high earner, child support awards can often allow the other parent to enjoy a better lifestyle as a result. While some states, such as New York, put caps on the amount of child support that can be ordered payable by a parent, California does not. In a state like California, with its concentration of celebrities and high-tech entrepreneurs, child support awards in the thousands of dollars per month per child are not unheard of. In fact, it is these types of people that have given rise to the development of various California appellate court decisions over the years, upholding high child support orders entered against extremely wealthy fathers. Schwarzenegger would easily fit into that category.

The media has publicized the type of lifestyle that Schwarzenegger himself enjoys. He and Ms. Shriver resided in an expansive estate on the Westside of Los Angeles. Schwarzenegger drives several high profile vehicles, and travels extensively. The money that Schwarzenegger has earned from his work in the film industry is substantial. That money affords a lifestyle that most people can only dream about and one which most people cannot even comprehend living.

There is information in the news media that Schwarzenegger provided support to Baena for the child they have together since the time of the child's birth through some type of confidential arrangement. Recent reports suggest that Schwarzenegger also provided Baena with the funds necessary to make the downpayment on her Bakersfield, California home. The details of the financial arrangement between these parents has not been disclosed and we may never know exactly how much Schwarzenegger has been paying. However, this raises an interesting legal issue. In California, child support is supposed to be paid for the benefit of the children. Did Baena agree to accept less child support than her son was entitled to?

This brings us back to the issue of lifestyle. If we compare the lifestyles of the two sons at issue here who are the same age, the differences are quite dramatic. Schwarzenegger's son with Maria Shriver, now rumored to be living in a Beverly Hills hotel, has grown up living in spacious mansions, tended to by staff members (including, ostensibly, Baena). He has attended private school which, in Los Angeles can run $50,000 per year per child. Undoubtedly, this young man has had the benefit of just about anything that his parents wished to provide for him, and their resources with which to provide are quite substantial.

Contrast that to Baena's son, who is living in Bakersfield in what appears to be a middle-class area. We know little of what his life was like prior to this, other than the fact that his mother's car was repossessed back in 2004. It doesn't take much, however, to figure out that this boy's life is dramatically different from that of his half-brother. And, considering the state of the law in California, it is fairly safe to assume that if Baena sought it, she could end up being the recipient of a fairly significant amount of child support being paid on a monthly basis by Schwarzenegger. With the fact of the affair and the existence of the child now being made public, one must question whether it is only a matter of time before Baena pursues Schwarzenegger for more support.

In another twist unique to California, if Baena pursues this course of action, we may never know what the final outcome is in terms of the amount of support Baena receives. The child that resulted from this affair, if that is what it was, was born out of wedlock. In California, court files of cases involving children born out of wedlock are sealed and the proceedings are confidential. Child support disputes between married parents are open to the public. Considering how long Schwarzenegger and Baena were able to keep the fact that they even had a child together out of the public eye, this aspect of their relationship may not come to light either, even if it is resolved by a court.

[Source : huffingtonpost.com]

Rick Santorum Caught Up In John Ensign Affair: Senate Ethics Report


WASHINGTON — With the click of a forwarded email, Rick Santorum let Sen. John Ensign know that the cuckolded husband of Ensign's mistress was going public.

Santorum, formerly a Pennsylvania senator and now a presidential candidate touting family values, is only one of many political and spiritual figures drawn into the tale of Ensign's sexual misconduct, political dealings and personal ruin that led to the senator's resignation May 3 and a scathing Senate ethics committee report this week.

Many of those named in the report are only incidentally connected to the case. Others tried to help hush up Ensign's unpleasantness with cash, advice or both. The list is a long one. It includes Ensign's parents; Sen. Tom Coburn, R-Okla., and Tim Coe, Ensign's longtime spiritual advisor connected to the National Prayer Breakfast and the C Street townhouse where Ensign and other lawmakers lived while in Washington.

Ensign made his resignation effective on the day before he was to have testified under oath about his affair with the wife of a top aide, the aide's subsequent lobbying of Ensign's office and a $96,000 payment from Ensign's parents to the couple involved, Doug and Cindy Hampton.

The ethics committee said Thursday that Ensign broke federal laws, made false statements to the Federal Election Commission and obstructed the Senate panel's investigation. The committee sent the results of its investigation to the Justice Department for possible prosecution, saying it had assembled enough evidence to warrant expelling Ensign from the Senate if he hadn't resigned.

The report's brief reference to Santorum alleges no wrongdoing on the part of the Republican presidential aspirant.

The committee wrote that Doug Hampton, Ensign's former chief of staff and husband of his mistress, Cynthia, wrote a letter to Fox News anchor Megyn Kelly on June 11, 2009, in which he disclosed the affair and sought a meeting. On June 15, Hampton emailed the letter to Santorum and asked for help. Santorum forwarded Hampton's email to Ensign at a Gmail address that evening at about 10:20 p.m.

"Sen. Ensign immediately called an emergency staff meeting in the late evening ... that lasted until approximately 3:00 a.m. on June 16," the ethics committee reported. "During that staff meeting, Sen. Ensign disclosed the affair, and also disclosed that he had made a severance payment to the Hamptons."

In an interview Friday, Santorum adviser John Brabender said he had not spoken with Santorum since the committee report came out but had no reason to dispute it. Brabender said he did not know why Santorum forwarded Hampton's email to Ensign.

Santorum, then a contributor to Fox News, did not know Hampton at the time, but did know Ensign from the Senate, so "I can't imagine that he wouldn't forward" the email, Brabender said.

Santorum did not immediately return the AP's requests for comment.

Coburn tried to get Ensign to call off the affair with Cynthia Hampton, then later tried to broker a settlement between Ensign and the couple, according to the report.

Ensign eventually got Hampton a lobbying job with November Inc., a Nevada-based consulting company, after misleading the founders of the company on the reasons Hampton was leaving Ensign's office, the ethics committee said. Ensign's wife, Darlene, told the consulting company's co-founder, Mike Slanker, about the affair, according to the committee's report. Slanker then confronted Ensign, who offered a "very weak" apology while eating Wheat Thins, the report said. Slanker ended up hiring Hampton nonetheless.

Coe, Ensign's spiritual advisor, tried to get Ensign to call off the affair, including one incident in which he phoned Ensign from outside a hotel where the senator and his mistress were ensconced.

"I know exactly where you are. I know exactly what you are doing," Coe told Ensign, according to the report. "Put your pants on and go home."

At one point, Coe is reported to have expressed incredulity when Ensign said he had gotten Hampton a job as a lobbyist with November Inc.

"Well, that's insane," Coe says.

In August 2008, three months after he resigned from Ensign's staff, Doug Hampton accepted a job as a lobbyist at Allegiant Airlines and began trying to develop relationships between Allegiant and federal officials.

The following January and in violation of a law that forbids former Senate employees from lobbying current ones for a year, Hampton pressed Ensign's chief of staff, John Lopez, to set up a meeting between Allegiant and federal officials, including newly installed Secretary of Transportation Ray Lahood, the committee said. Lopez, still unaware of the affair, agreed. Ensign called LaHood on January 29 to request that he meet with Allegiant officials; LaHood agreed and the meeting took place on March 11.

The day after the LaHood meeting, Hampton and the Allegiant officials attended a welcome breakfast hosted by Ensign and Senate Majority Leader Harry Reid, who also represents Nevada, in one of the Capitol's most elaborate parlors.

Lopez and Hampton corresponded numerous times on official business between February and May 2009 on legislation important to Allegiant. The issues included the Family and Medical Leave Act, travel restrictions to Cuba and carbon monoxide regulations, the report said.

"Sitting here today, it's painfully clear to me ... that we were being influenced to make a favorable outcome for Allegiant," Lopez, who was granted immunity, told the committee.

More Washington figures became entangled. The report details one incident in which "Ensign used his office and staff to intimidate and cajole constituents into hiring Mr. Hampton." When a Las Vegas developer declined to hire Hampton for government affairs work on the advice of Ensign supporter Sig Rogich, Ensign was furious. He told Lopez to phone Rogich "'and jack him up to high heaven and tell him that he is cut off from the office and never to contact (Senator Ensign) ever again,'" the report said.

"When the senator asked me to do that, I really felt like this is wrong," Lopez told the committee. "I remember really feeling like that was abusing the office, you know, cutting someone off from official action because he didn't hire (Hampton)."

In his farewell speech on May 3, Ensign reflected on the value of hiring the right staff and offered his colleagues – none of whom showed up to hear him – some advice.

Senators should surround themselves with people who will be honest with them, Ensign said, "and then make them promise not to hold back, no matter how you may try to prevent them from telling you the truth."

He also referenced the wide range of people drawn into his personal drama.

"I know that many of you were put in difficult situations because of me, and for that I sincerely apologize," he said.

[Source : huffingtonpost.com]

10 Nasehat Orang Tua yang ternyata Berguna bagi Kecantikan

By Lika Aprilia Samiadi

Terkadang kita merasa kesal dengan omelan orang tua, meskipun kita tahu maksudnya baik. Namun, ada baiknya kita lebih menuruti nasihat-nasihat mereka, karena beberapa di antaranya ternyata bisa membantu kita menjaga kecantikan. Apa saja?



1. "Jangan terlalu sering makan mie instan!"
Berbagai produk instan serta makanan cepat saji berpotensi membuat tubuh memproduksi lebih banya insulin. Insulin memicu androgen untuk memproduksi lebih banyak minyak. Hasilnya, wajah pun jadi lebih mudah berjerawat.

2. "Jangan cemberut!"
Selain tidak enak dilihat, sering cemberut (termasuk memicingkan mata saat menonton televisi atau saat bekerja di depan komputer), bisa membuat kulit dahi dan sekitar mulut jadi lebih cepat berkerut, membuat Anda terlihat lebih tua.

3. "Jangan merokok!"
Anda tentunya sudah tahu efek buruk merokok bagi paru-paru. Namun rokok pun terbukti mempercepat proses penuaan pada kulit, dan membuat warna kulit jadi lebih kusam.

4. "Rambut jangan menutupi muka!"
Terkadang kita malas merapikan potongan rambut sehingga selalu saja ada poni atau sejumput rambut yang jatuh ke wajah, menutupi mata. Potongan seperti ini biasanya dilarang di sekolah karena mengganggu penglihatan, namun ternyata membiarkan rambut menyentuh wajah bisa membuat kulit mudah berjerawat. Ingat, kulit kepala dan rambut adalah salah satu bagian tubuh yang menyimpan banyak minyak.

5. "Jangan gigiti kuku!"
Selain menjijikkan, kuku yang sering digigiti biasanya tak akan tumbuh dengan baik. Bentuknya tak enak dilihat, kuku jadi rapuh dan mudah pecah, Anda pun bisa lebih mudah terkena infeksi.

6. "Jangan begadang!"
Istilah "beauty sleep" muncul karena tidur cukup memang bisa membuat kita lebih cantik. Saat kita tidur, sel-sel tubuh bekerja menggantikan sel yang rusak hari itu. Jika kita tak tidur, proses penggantian sel pun terganggu. Selain itu, kekurangan tidur bisa membuat tubuh tertekan dan memicu timbulnya jerawat.

7. "Duduk yang manis!"
Sebagai wanita, sejak kecil kita sudah diajarkan untuk duduk dengan manis, dan jangan menyilangkan kaki. Kebiasaan bersilang kaki (menumpukan satu kaki di atas kaki yang lain) ternyata bisa menyebabkan varises. Jika Anda sudah duduk lama di atas kursi dan mulai merasa pegal, silangkanlah kaki di bagian mata kaki, bukan di lutut.

8. "Jangan teleponan lama-lama!"
Membiarkan pipi Anda menyentuh ponsel (atau telepon rumah) terlalu lama, bisa menyebabkan jerawat. Bukan hanya karena banyak bakteri yang menempel di telepon, tapi juga karena berbagai faktor lain seperti gesekan dan hawa panas.

9. "Sebelum tidur, cuci muka dulu!"
Saat tidur, suhu tubuh kita meningkat, dan kulit wajah akan lebih mudah menyerap apa pun yang ada di permukaannya. Jika yang ada di permukaan wajah kita adalah minyak, debu, dan sisa kosmetik, kira-kira apa yang akan terjadi pada kulit wajah? Lebih baik cuci muka dan biarkan kulit menyerap krim malam selama kita tidur.

10. "Jangan mengucek mata!"
Kebiasaan ini bisa membuat pembuluh darah di dekat mata pecah. Akibatnya, di bagian putih mata akan muncul tanda merah yang tak akan bisa dihilangkan kecuali dengan laser. Selain itu, terlalu sering mengucek mata bisa membuat kulit di sekitar mata jadi kendur dan mudah keriput.

[Source : id.promotion.yahoo.com]

Ucapan Nurhayati di 'Mata Najwa' Sindir Anis Matta

Anggota DPR Wa Ode Nurhayati menyebut pimpinan DPR sebagai penjahat anggaran di 'Mata Najwa'. Ucapannya ini sejatinya menyindir Wakil Ketua DPR Anis Matta yang dinilainya dengan seenaknya mengubah alokasi anggaran untuk daerah.

"Yang melayangkan surat kan Pak Anis Matta, beliau menyurati Menkeu agar meneken permintaan dana penyesuaian infrastruktur daerah," kata Nurhayati saat dikonfirmasi, Jumat (27/5/2011).

Nurhayati menjelaskan, sebenarnya Badan Anggaran (Banggar) DPR sudah melakukan rapat pada 2010 lalu. Diputuskan 120 daerah mendapat kucuran dana untuk daerah tertinggal.

"Saya mencoba menggugat pemerintah kenapa 120 daerah yang hilang tidak mendapat anggaran. Waktu itu Menkeu bilang akan sampaikan secara tertulis," jelasnya.

Namun, Nurhayati mendapat surat tembusan dari fraksinya yakni FPAN. Ternyata ada surat dari Anis Matta kepada pemerintah soal dana untuk 120 daerah itu yang tidak jadi dikucurkan.

"Ini penting bagi saya anggota Banggar, bukan pribadi sebagai anggota PAN. Makanya saya berulang kali mengatakan, saya tidak punya kepentingan dengan 120 daerah ini. Tapi kenapa mereka tidak dapat anggaran?" terangnya.

120 Daerah yang semestinya mendapat anggaran itu antara lain beberapa daerah di Aceh dan Papua. Besarnya anggaran Rp 40-50 miliar.

"Keputusannya tiba-tiba, 120 daerah yang seharusnya mendapat anggaran malah dikeluarkan dari daftar," tuturnya.

Sementara Anis Matta yang disebut namanya oleh Nurhayati belum bisa dikonfirmasi. Telepon seluler Anis tidak aktif.

Nurhayati dalam acara 'Mata Najwa' pada Rabu (25/5) yang bertema 'Mafia Angka' menyebut pimpinan DPR bersama Menteri Keuangan dan pimpinan Badan Anggaran sebagai penjahat anggaran. Marzuki merasa tersinggung atas ucapan itu. Ucapan ini yang memicu kemarahan Marzuki sehingga melaporkannya ke BK.


[Source : detiknews.com]

Arnold Selingkuh Karena Perkawinannya "Tanpa Seks"

arnold_schwarzenegger10MENGAPA Arnold Schwarzenegger selingkuh?

Pertanyaan itu dicari jawabnya oleh media gosip Amerika. Dan jawabannya, menurut laporan National Enquirer, seperti dikutip Hollywood Life, Jumat (27/5), karena sang Terminator it kesepian di rumah. Ia mencari pelarian pada pembantunya, Mildred Baena yang bekerja dengannya selama 20 tahun.

maria-arnold-baena-radar

Arnold di antara Maria Shriver dan Mildred Baena. (dok.Radar)

Perselingkuhan dimulai saat Maria Shriver, istrinya Arnold, masih bekerja sebagai penyiar berita stasiun TV NBC. Arnold merasa kesepian sendiri di rumah. Dari sini kesempatan bersama pembantunya muncul.

Kawan Mildred, Maria Medel mengatakan kalau Arnold mengeluh pada Mildred kalau perkawinannya “tanpa seks” dan Maria “tak pernah berada di rumah” karena selalu sibuk bekerja. Arnold mengeluh dirinya merasa tak dicintai. Arnold, yang ketika itu belum jadi gubernur California, lalu mulai minum-minum—lantas mengajak Mildred ikut minum-minum juga.

“Satu acara minum-minum bareng, lalu berlanjut ke hal lain,” kata National Enquirer. Mildred mengatakan pada kawannya mulanya ia dan Arnold hanya berciuman dan “lalu melakukan hubungan badan.”

Perselingkuhan Arnold dan Mildred melahirkan seorang anak yang kini berusia 13 tahun. Rumah tangga Arnold danMaria bubar setelah 25 tahun bersama.

[Source : tabloidbintang.com]

Final Liga Champions Pakai Bola khusus

Final Liga Champions merupakan kasta tertinggi persaingan Antarklub Eropa. Sudah pasti semua serba spesial, termasuk bola yang akan digunakan di partai itu.

Adidas, yang menjadi sponsor resmi UEFA, merilis bola yang akan digunakan pada pertandingan antara Barcelona melawan Manchester United, Sabtu (28/5) atau Minggu dini hari WIB. Bola yang diberi nama Finale London ini adalah bola ke-11 yang dikeluarkan khusus untuk final Liga Champions.

Si kulit bundar didominasi oleh warna putih dan merah dengan pola berbentuk bintang dan segi delapan. Warna merah-putih merujuk pada warna salib St. George, santo pelindung Inggris, yang juga menjadi lambang bendera Inggris. Pola bintang adalah lambang resmi UEFA Liga Champions.

Satu dari sekian banyak bintang pada bola tersebut berwarna oranye, simbol bahwa partai final adalah partai puncak. Pada bola tersebut juga terdapat logo resmi final Liga Champions Wembley 2011, bergambar dua singa memegang trofi Liga Champions.

Seperti dikutip Inilah.com, final kali ini adalah yang keenam kalinya digelar di Wembley dan yang pertamakalinya dalam 19 tahun terakhir.

Direktur kompetisi UEFA, Giorgio Marchetti, mengatakan, “Kami memperkirakan malam final akan menjadi malam yang luar biasa di sini, dengan jumlah penonton mendekati 90 ribu orang menyaksikan laga dua tim raksasa Eropa.”

“Starball adalah ikon dari Liga Champions dan merupakan kesempatan besar bisa bermain menggunakannya. Setiap tahun (kompetisi) ada bola baru dan setiap final ada bola baru. Penting untuk menandai keunikan setiap final yang kita mainkan dengan mencampurkan elemen Liga Champions dengan elemen kota dimana final digelar.”

Pola Finale London sendiri mengikuti pola yang pertama kali diperkenalkan pada bola final musim lalu, Finale Madrid. Teknologi bola disesuaikan dengan pola bintang. Teknologi yang dikembangkan kali ini difokuskan untuk membuat bola lebih stabil saat di udara, sembari tetap mempertahankan efektivitas tenaga, lengkungan dan kemudahan untuk dikontrol.


[Source : bolalob.com]

Link Exchange

Copy kode di bawah ke blog sobat, saya akan linkback secepatnya

Berbagi Informasi

Sport

Translate

Blog Archive

Pageviews last month