Sebelum melamar pekerjaan, tentunya Anda harus “merias” pribadi Anda agar layak diterima di sebuah pekerjaan yang bergengsi. Karakter yang bernilai tersebut tentunya akan Anda tuangkan lewat CV untuk meyakinkan personalia menerima Anda. Coba “treatment” ini agar Anda terlihat semakin bersinar.
Jangan terlihat jobless
Meski sudah lama menganggur, jangan biarkan kolom pengalaman di dalam CV Anda kosong tidak terisi. Cantumkan aktivitas Anda supaya tampak produktif di mata pewawancara. Agar tidak terkesan mengada-ada, pelajari perusahaan serta job description pada posisi yang Anda incar. Hubungkan dengan kegiatan yang pernah Anda lakukan. Misal, cantumkan kegiatan mengelola acara bakti sosial, apabila Anda melamar di sebuah perusahaan Event Organizer.
Tak perlu merendah
Jangan panik ketika Anda ditanya, “ceritakan seseuatu tentang diri Anda”. Anda juga tak perlu berupaya merendahkan diri dengan mengatakan bahwa diri Anda adalah seseorang yang biasa-biasa saja. Sebaliknya, manfaatkan kesempatan ini untuk menceritakan lebih banyak tentang kelebihan yang Anda miliki. Di zaman moderen seperti sekarang, jawaban yang terlalu merendah dan banyak basa-basi malah menunjukkan bahwa Anda sebenarnya tidak yakin dengan diri sendiri.
Tunjukkan Anda punya ambisi
Ambisi menentukan seberapa besar motivasi seseorang untuk bekerja secara lebih baik. Jelas, karyawan yang memiliki ambisi dalam karier akan menguntungkan perusahaan. Karenanya, tunjukkan bahwa Anda sudah memiliki visi hingga lima atau sepuluh tahun ke depan tentang profesi yang Anda tekuni. Susunlah visi Anda secara logis dan terstruktur. Misal, Anda bertekad menempati posisi manajer atau mempelajari suatu keahlian tertentu dalam lima tahun ke depan.
CV ringkas dan padat
Jangan mengandalkan harapan bahwa pewawancara akan membaca keseluruhan isi amplop lamaran yang Anda kirim. Lebih sering terjadi, CV yang disertai lampiran terlalu banyak malah membuat pewawancara malas mengintipnya. Lebih baik pisahkan CV yang dikirimkan menjadi dua bagian. Yang pertama -maksimal 2 lembar, berisi ringkasan segala data pribadi dan profesional tentang Anda. Bagian kedua adalah CV yang lebih lengkap, disertai lampiran data secukupnya. Jangan perlakukan CV seperti otobiografi. Informasi yang diungkap sedikit demi sedikit malah membuat pewawancara kian tertarik untuk mengenal Anda lebih jauh.
Jangan “gampangan”
Antusiasme dalam mempelajari bidang karier baru berbeda dengan kesediaan ditempatkan di posisi apa saja karena Anda sedang butuh pekerjaan. Karenanya, meski Anda butuh pekerjaan, jangan sembarang memenuhi apa pun yang dibutuhkan perusahaan. Pastikan Anda mengirimkan resume dan menuliskan secara jelas apa posisi yang Anda inginkan. Misalnya, jika Anda mengincar posisi Marketing Manager, jangan menyerah apabila pewawancara menawari Anda posisi Customer Service. Pesan yang konsisten menunjukkan bahwa Anda adalah pribadi yang fokus dan konsisten.
Kesan pertama
Datanglah ke tempat wawancara dengan busana rapi, profesional, tidak seronok, dan tidak berkesan mencolok. Boleh saja menambahkan sentuhan personal supaya penampilan Anda meninggalkan kesan positif dan sedikit berbeda dari pelamar lainnya. Misal, frame kacamata yang trendi, dalaman blazer, atau scarf berwarna cerah, serta parfum ringan beraroma segar. Selain baik untuk meninggalkan kesan personal, penampilan yang apik juga berguna untuk menciptakan suasana yang fun dan tidak tegang.
Selalu tenang
Wawancara kerja memang beda dengan ajang ngopi sore. Namun, cobalah untuk tidak terlalu menempatkan hal ini kelewat serius sehingga Anda malah gugup dan tegang ketika menghadapinya. Selama wawancara berlangsung, pertahankan kontak mata yang intens, jawaban yang diungkapkan dengan nada mantap dan tempo sedang, tidak terlalu cepat ataupun lambat. Sesekali melempar senyum atau bahkan tertawa santai juga bisa menampilkan kesan bahwa Anda memiliki kepribadian hangat, percaya diri, serta mampu menghadapi tekanan.
Ajukan pertanyaan
Pada akhir sesi interview, banyak pewawancara memberi kesempatan kepada pelamar untuk mengajukan pertanyaan tentang perusahaan. Jangan salah, itu sama sekali bukan compliment yang mereka berikan bagi Anda, melainkan salah satu poin yang menjadi bahan penilaian terhadap diri Anda. Kualitas pertanyaan yang Anda ajukan bisa menjelaskan seberapa jauh Anda mengenal dan memahami perusahaan tersebut. Tidak mengajukan pertanyaan apa-apa memberi kesan bahwa Anda tidak memiliki inisiatif dan ketertarikan terhadap perusahaan.
[Source : perempuan.com]
0 Comment:
Post a Comment
Silahkan anda meninggalkan komentar yang tidak berbau SARA