Share Info

27 August 2010

Jumlah Remaja dengan Gangguan Telinga Meningkat


Sebuah penelitian di Amerika Serikat (AS) yang disiarkan Journal Of The American Medical Association mengungkapkan jumlah remaja yang mengalami gangguan pendengaran telah meningkat hampir sepertiga dalam 15 tahun terakhir.

Laporan yang dikutip Reuters Life! itu berangkat dari sebuah studi yang membandingkan survei-survei nasional sejak awal 1990-an sampai pertengahan 2000-an dan melibatkan ribuan remaja dari usia 12 sampai 19 tahun.

Dalam survei pertama sebanyak 15 persen remaja diketahui mengalami penurunan kemampuan pendengaran sebanyak beberapa tingkat. Tetapi sekitar 15 tahun kemudian jumlah itu meningkat hampir sepertiga, mendekati nilai 20 persen atau dengan kata lain menimpa satu dari lima remaja di AS.

"Para remaja menganggap remeh seberapa pun kerasnya suara yang mereka dengar. Sering satu individu tidak menyadarinya tetapi bahkan kehilangan pendengaran sedikit saja akan membuat perbedaan dalam perkembangan bahasa dan proses belajar," kata Dr. Josef Shargorodsky dari Brigham and Women's Hospital, Boston, AS.

Studi itu menemukan kebanyakan kasus gangguan pendengaran itu menimpa satu telinga saja tetapi gangguan itu akan semakin memburuk. Untuk sementara, gangguan itu memang tampak sepele, tapi satu dari 20 remaja ternyata memiliki masalah dalam pengucapan kata, meningkat sebanyak 50 persen sejak survei pertama digelar.

Tapi, sejatinya para peneliti pun belum bisa menentukan penyebab pasti masalah itu. Spekulasinya, ini banyak disebabkan penggunaan perangkat iPod atau pemutar MP3.

Mereka menilai alasan meningkatnya jumlah remaja yang menderita gangguan pendengaran belum jelas, karena ketika ditanyai tentang sumber kebisingan, misalnya dari senjata api, di tempat kerja, atau tempat rekreasi, tidak ada jawaban yang memuaskan. "Kami sebelumnya sudah tahu bahwa sangat susah untuk menanyakan orang-orang dari kelompok umur seperti itu tentang kebisingan yang mereka terima. Mereka meremehkannya," ujar Shargorodsky.

Alison Grimes yang mengelola klinik audiologi pada Ronald Reagan-UCLA Medical Center di Los Angeles, AS mengatakan, meski perangkat-perangkat musik itu belum tentu menjadi penyebab rusaknya pendengaran, gagasan untuk mengecilkan volume musik dan mengurangi penggunaannya sangat bagus.

0 Comment:

Post a Comment

Silahkan anda meninggalkan komentar yang tidak berbau SARA

Link Exchange

Copy kode di bawah ke blog sobat, saya akan linkback secepatnya

Berbagi Informasi

Sport

Translate

Blog Archive

Pageviews last month