Cinta adalah Tujuan, Rindu adalah Jalan |
Karena itu jangan sedih akan pedih rindu itu.
Berbahagialah dan bersyukur karena rindu membuatmu masih terus mencari
sekarang. Orang yang tidak memahami kilat petir mengundang hujan. Akan
mengeluh karena gelegar suaranya. Begitu juga mereka yang tidak
memahami, akan mengeluh akan perih sembilu rindu. Padahal ia-lah yang
akan mengantarmu untuk sampai.
Setiap manusia, dalam dirinya menyimpan apa yang
kemudian kita sebut rindu. Entah itu ia sadari, atau ia abaikan. Entah
itu dia ungkapkan terang-terangan, atau dia sembunyikan, entah ia tulis
dalam puisi – pusi ataukah dia gumakan sendiri dalam sepi sebagai sajak-
sajak hati.
Sayang sekali, terlampau banyak orang mengabaikan
suaranya, sehingga tidak tahu kemana berjalan. Padahal jika seandainya
dia dengarkan rindu seksama, maka tak akan pernah sedikitpun ia
kehilangan.
Kita ibarat ngengat,sedangkan rindu itu gelap yang
membuatmu mencari sumber cahaya, sehingga membuatnya mencari dan
mendekat hingga terbakar larut dalamnya.
Banyak manusia tertipu kagum pada dinding yang
bercahaya, lalu bergerak menujunya. Kemudian ketika sampai, baru
tersadar bahwa dinding hanyalah memantulkan cahaya- dan bukan cahaya
itu sendiri. Lalu ia kemudian kecewa, dan menyesali kesia-siaan
pencariannya.
Tidak hanya manusia, semua seluruh komponen alam
semesta bergerak karena kerinduan. Mereka menyublimasikan dirinya dari
materi menjadi cahaya kemudian memuai menuju Sumber Cahaya.
Dan aku rasa, mencintai adalah satu. Yang menjadikan
aku abu. Karena satu-satunya aku, hanyalah rindu pada Yang
Sebenar-benarnya Satu.
0 Comment:
Post a Comment
Silahkan anda meninggalkan komentar yang tidak berbau SARA