Pria pengguna obat-obatan untuk mengatasi problem impotensi seperti viagra dan sejenisnya cenderung lebih rentan terhadap Penyakit Menular Seksual (PMS). Rata-rata kasus infeksi yang ditemukan lebih tinggi dibandingkan mereka yang tidak memakai obat, demikian hasil kajian terbaru di Amerika Serikat.
Rata-rata infeksi ini bahkan lebih tinggi, bahkan di tahun sebelum para pria ini mendapatkan resep obat, yang mengindikasikan bahwa perilaku seks berisiko menjadi hal yang utama, kata peneliti dalam riset yang dimuat dalam jurnal Annals of Internal Medicine.
Pimpinan riset dari Harvard Medical School di Boston, Dr Anupam Jena, menyatakan, temuan ini mengindikasikan bahwa sebelum menulis resep pengobatan disfungsi ereksi, para dokter seharusnya intens melakukan diskusi dengan pasien tentang pentingnya perilaku seks yang aman, bahkan dengan pasien usia lanjut sekalipun.
Dalam kajiannya, para ahli menganalisis catatan asuransi dari sekitar 1,4 juta pria di AS berusia di atas 40 tahun. "Walau kasus PMS lebih jarang ditemukan di kalangan pria usia lanjut, yakni hanya 1 di antara 1.000 individu, kami menemukan rata-rata kasus PMS pada pria pengguna obat impotensi dua hingga tiga kali lebih tinggi, baik sebelum maupun setelah mereka diberikan resep yang pertama," ungkap Dr Anupam yang juga bekerja di Massachusetts General Hospital (MGH) Department of Medicine.
Obat untuk mengatasi disfungsi ereksi mulai populer sejak sildenafil (Viagra) dikenalkan untuk pertama kalinya pada 1998. Selain itu, juga ada vardenafil yang dijual dengan merek Levitra dan tadalafil yang dijual dengan merek Cialis. (kesehatan.kompas.com)
0 Comment:
Post a Comment
Silahkan anda meninggalkan komentar yang tidak berbau SARA