Share Info

28 June 2010

Kecakapan Interpersonal

Kalau Anda benar-benar ingin menjadi pribadi yang sukses dalam berkarir kelak, maka mutlak perlu Anda kembangkan kecerdasan emosional (emotional intelligence) di samping kecerdasan intelektual.

Kecerdasan intelektual memang sangat penting Anda miliki, namun tanpa dukungan kecerdasan emosional, besar kemungkinan Anda akan gagal dalam berkarir. Banyak orang yang pintar secara intelektual namun jeblok secara emosional ternyata jeblok pula dalam berkarir.

Jadi, sebagai mahasiswa ICT (information communication technology), di samping Anda harus gemar mempelajari keilmuan di bidang tersebut penting juga Anda kembangkan kecerdasan emosional Anda! (Oh iya, sebelum lupa, di samping dengan kedua kecerdasan itu, mutlak perlu pula Anda melengkapi diri dengan kecerdasan spiritual (spiritual intelligence), supaya hasrat meraih kesuksesan tidak Anda operasikan dengan menghalalkan segala cara.

Ya, supaya Anda juga menjadi pribadi yang mulia! Apalah artinya sukses yang diraih dengan melanggar prinsip-prinsip moral dan mencederai kehidupan, bukan? Apalah artinya sukses yang dimurkai Allah, bukan? )

Nah, salah satu bagian dari kecerdasan emosional adalah kecakapan interpersonal (interpersonal competence) atau kecakapan dalam menjalin hubungan antarpribadi (interpersonal relationship competence).

Kecerdasan emosional memang terdiri dari dua dimensi, pertama, kecakapan menjalin hubungan dengan diri sendiri (intrapersonal relationship competence) dan, kedua, kecakapan menjalin hubungan dengan orang lain (interpersonal relationship competence).

Bahan kuliah ini hanya menyangkut dimensi yang kedua. Pokok-pokok materinya adalah empati (empathy) dan ketrampilan sosial (social skill).


Empati ( Emphaty )

1. Pengertian

Empati adalah kemampuan mengindra perasaan dan perspektif orang lain. Semakin baik pemahaman seseorang tentang dinamika emosinya sendiri, semakin trampil ia dalam membaca emosi dan perspektif orang lain. Kemampuan ini sangat penting untuk membangun hubungan interpersonal yang sehat.

Kata Sigmund Freud: "Manusia tidak dapat menyimpan rahasia. Jika bibir mereka diam, mereka akan berbicara melalui jemari mereka. Kebenaran memaksakan diri keluar lewat setiap pori".

Memang, orang jarang mengungkapkan perasaan mereka lewat kata-kata. Lebih sering mereka memberitahu kita melalui nada suara, ekspresi wajah, atau cara-cara nonverbal lainnya. Kemampuan kita dalam mengindera perasaan seseorang tanpa yang bersangkutan mengatakannya merupakan intisari empati.

2. Jenis-jenis Empati:

a. Empati Kognitif: Mengetahui emosi atau suasana hati orang lain.
b. Empati Afektif: Masuk ke dalam pengalaman subjektif orang lain.
c. Empati Konatif: Melakukan sesuatu seolah-olah ia berada dalam posisi orang itu.

3. Ciri-ciri Empati:

1. Ikut merasakan
2. Dibangun berdasarkan kesadaran diri
3. Peka terhadap bahasa nonverbal.
4. Mengambil peran.
5. Tidak larut atau tetap kontrol emosi diri.

4. Tingkat-tingkat Mendengar:

1. Mengabaikan
2. Pura-pura mendengar
3. Mendengar secara selektif
4. Mendengarkan dengan penuh perhatian
5. Mendengarkan secara empatik

5. Kiat Mendengar secara Empatik

1. Menunjukkan perhatian penuh
2. Mengatakan kembali isinya
3. Merefleksikan perasaan
4. Mengatakan kembali isi serta merefleksikan perasaan

6. Empati Star Performer:

1. Memahami orang lain
- Memperhatikan isyarat-isyarat emosi dan mendengarkan dengan baik
- Menunjukkan kepekaan dan pemahaman terhadap perspektif orang lain
- Membantu berdasarkan pemahaman terhadap kebutuhan dan perasaan orang lain

2. Mengembangkan orang lain
- Mengakui dan menghargai kekuatan, keberhasilan, dan perkembangan orang lain
- Menawarkan umpan balik yang bermanfaat dan mengidentifikasi kebutuhan orang lain untuk berkembang
- Menjadi mentor, memberikan pelatihan pada waktu yang tepat, dan penugasan-penugasan yang menantang serta mendorong dikerahkannya kemampuan seseorang.

3. Orientasi pelayanan
- Memahami kebutuhan-kebutuhan pelanggan dan merespons semua itu dengan produk atau pelayanan yang tersedia
- Mencari berbagai cara untuk memuaskan pelanggan
- Dengan senang hati menawarkan bantuan
- Menghayati perspektif pelanggan dan bertindak sebagai penasehat yang dapat dipercaya

4. Memanfaatkan keragaman
- Hormat dan mau bergaul dengan orang-orang dari bermacam-macam latar belakang
- Memahami beragamnya pandangan dan peka terhadap perbedaan antar kelompok
- Memandang keberagaman sebagai peluang, menciptakan lingkungan yang memungkinkan semua orang sama-sama maju meskipun berbeda-beda
- Berani menentang sikap diskriminatif dan intoleran

5. Kesadaran politik
- Membaca dengan cermat hubungan-hubungan kekuasaan
- Mengenal dengan baik semua jaringan sosial yang penting
- Memahami kekuatan-kekuatan yang membentuk pandangan-pandangan serta tindakan-tindakan klien, pelanggan atau pesaing
- Membaca dengan cermat realitas sosial di dalam atau di luar organisasi

Keterampilan Sosial ( Social Skill )

1. Pengertian

Ketrampilan sosial (social skill) adalah kemampuan untuk menangani emosi
dengan baik ketika berhubungan dengan orang lain dan dengan cermat membaca
situasi dan jaringan sosial; berinteraksi dengan lancar; dan menggunakan
ketrampilan-ketrampilan ini untuk mempengaruhi dan memimpin, bermusyawarah
dan menyelesaikan perselisihan, serta untuk bekerjasama dan bekerja dalam tim.

2. Masalah-masalah dalam Hubungan Sosial:

1. Egoisme dan konfrontasi
2. Tiadanya kasih sayang dan kelembutan
3. Tiadanya rasa hormat dan hasrat tulus menolong orang lain untuk berkembang
4. Orang cenderung memikirkan apa yang ingin didapat, bukan apa yang ingin diberikan
5. Tiadanya keseimbangan antara berbicara dan mendengarkan
6. Tidakdikenalnya kompromi dan pemaafan kesalahan
7. Tertekannya perasaan
8. Kesenjangan antara harapan dengan kenyataan

3. Dua Hal Penting dalam Membangun Hubungan Sosial yang Harmonis:

1. Citra diri (self-image) OK or Not OK berhubungan dengan konsep diri (self-concept), dan kesadaran diri (self-awareness)
2. Kemampuan berkomunikasi

4. Tiga Macam Komunikasi:

1. Komunikasi agresif (aggressive communication)
2. Komunikasi submisif (submissive communication)
3. Komunikasi asertif (assertive communication)

5. Ciri-ciri Kalimat Asertif:

1. Menggunakan pola "saya" bukannya pola "Anda".
2. Menggunakan kalimat deskripsi faktual bukannya penilaian atau pernyataan berlebihan.
3. Berisi pernyataan pikiran/perasaan secara lugas dan jelas sehingga mudah dipahami
4. Menggunakan kalimat permintaan atau perintah yang jelas dan langsung, bukan sekedar mengisyaratkan atau bersifat tidak langsung.

6. Inti Asertivitas:

1. Mempertahankan hak
2. Mengekspresikan diri secara langsung/terbuka dan jujur
3. Menghargai hak orang lain
4. Beretiket.

7. Faktor-faktor yang Menghambat Perilaku Komunikasi Asertif:

1. Situasi dan kondisi yang tidak mendukung
- Mengekspresikan sikap marah
- Menghadapi orang yang memiliki otoritas lebih tinggi
- Menolak permintaan
- Mengajukan permintaan
- Mengawali percakapan dengan orang belum dikenal
2. Kepribadian (Kecemasan)

8. Enam "A" Agar Hubungan Tetap dalam Rel Positif:
6. Affection
7. Appreciation
8. Acknowledgment
9. Absolute (in commitment)
10. Acceptance
11. Action

9. Kiat-kiat Memperkuat Hubungan:

a. Jaga keselarasan perasaan satu sama lain
b. Pertimbangkan onsensus e-alternatif jika diperlukan
c. Beri semangat dan umpan balik
d. Tetap dalam jalur utama, dan sisihkan waktu untuk mengukur kemajuan
e. Bersikap jujur dan mudah bekerja sama
f. Belajar dari kesalahan, tidak mencari kambing hitam atau menyepelekannya
g. Tahu cara mengidentifikasi perasaan tertekan, marah, bersalah, putus asa, kecewa atau frustrasi

10. Ketrampilan Sosial Star Performer:

a. Pengaruh

i. Trampil dalam persuasi
ii. Menyesuaikan presentasi dengan keadaan
iii. Menggunakan strategi rumit spt memberi pengaruh tidak langsung untuk membangun onsensus dan dukungan
iv. Memadukan dan menyelaraskan peristiwa-peristiwa dramatis agar menghasilkan efektivitas

b. Komunikasi

i. Efektif berekspresi dalam memberi maupun menerima
ii. Menghadapi masalah-masalah sulit tanpa menunda
iii. Mendengar dengan baik, berusaha saling memahami, dan bersedia berbagi informasi secara utuh
iv. Mendorong komunikasi terbuka, dan tetap bersedia menerima kabar buruk sebagaimana kabar baik

c. Manajemen konflik

i. Menangani orang-orang sulit dan situasi tegang dengan diplomasi dan taktik
ii. Mengidentifikasi hal-hal yang potensial menjadi konflik, menyelesaikan perbedaan pendapat secara terbuka, dan membantu mendinginkan situasi
iii. Mendorong berlangsungnya debat dan diskusi secara terbuka
iv. Mengantar ke win-win solution.

d. Kepemimpinan

i. Mengartikulasikan dan membangkitkan semangat untuk meraih visi dan misi bersama.
ii. Melangkah di depan untuk memimpin bila diperlukan, di mana pun.
iii. Memandu kinerja orang lain dengan tetap memberi tanggungjawab kepada amereka.
iv. Memimpin melalui keteladanan.

e. Katalisator perubahan

i. Menyadari perlunya perubahan dan dihilangkannya hambatan
ii. Menantang status quo untuk menyatakan perlunya perubahan.
iii. Menjadi pelopor perubahan dan mengajak orang-orang ke dalam perjuangan itu.
iv. Membuat model perubahan seperti yang diharapkan oleh orang lain.

(Audith M Turmudhi, Drs. Psi., MM)

0 Comment:

Post a Comment

Silahkan anda meninggalkan komentar yang tidak berbau SARA

Link Exchange

Copy kode di bawah ke blog sobat, saya akan linkback secepatnya

Berbagi Informasi

Sport

Translate

Blog Archive

Pageviews last month