Saat mengumumkan SBY didampingi oleh Wakil Presiden Boediono, Menko Perekonomian Hatta Rajasa, Menteri Sekretaris Kabinet Sudi Silalahi. Sebelumnya, sumber VIVAnews yang dekat dengan lingkaran kekuasaan menyebutkan nama Agus Martowardojo belakangan semakin diperhitungkan. "Hari ini, nama Agus yang makin kencang. Kemungkinan besar Agus bakal mulus karena istana sepertinya cocok dengan nama yang satu ini," ujar sumber itu saat dihubungi di Jakarta, Rabu siang tadi.
Agus Martowardojo adalah Direktur Utama Bank Mandiri, bank terbesar di Tanah Air. Pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) 17 Mei 2010, dia baru saja terpilih kembali untuk menduduki posisi Dirut Mandiri untuk jangka waktu lima tahun ke depan.
Sumber itu mendengar sebelumnya faktor kuota perempuan memang menjadi pertimbangan. Karena itu, kemarin yang mencuat adalah kandidat perempuan, seperti Armida Alisjahbana. Nama Anny Ratnawati juga sempat disebut-sebut.
Tetapi, belakangan faktor gender bukan lagi alasan utama. "Ini bukan lagi soal gender, tetapi soal kemampuan dan keberanian karena jabatan Menkeu sangat strategis."
Menurut dia, Agus diperhitungkan karena dia dikenal tegas dan tidak mau kompromi. Agus juga terbukti berhasil melakukan pembenahan di Bank Mandiri. "Yang dibutuhkan Kementerian Keuangan saat ini adalah melanjutkan reformasi birokrasi," kata dia.
Yang tak kalah penting, menurut dia, Agus juga dikenal baik oleh pelaku pasar dan perbankan. Para pelaku pasar, menurut sumber ini, khawatir jika tiba-tiba nama Menkeu yang baru ternyata tidak dikenal oleh pasar.
Agus Marto kini memang menghilang sejak namanya disebut-sebut sebagai kandidat Menkeu. Dia cenderung menghindar dari kejaran wartawan. Bahkan, pada saat RUPS, Senin lalu, Agus tumben-tumbennya tidak ikut jumpa pers.
Karir Agus Marto
Agus mendapatkan gelar Sarjana dari Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia pada 1984. Selain tamat dari UI, Agus juga telah menyelesaikan kursus perbankan, manajemen dan kepemimpinan di banyak institusi.
Dia memulai karir perbankan sebagai staf International Loan di Bank of America, cabang Jakarta. Bergabung dengan Bank Niaga pada 1986, dia menempati posisi Wakil Presiden Corporate Banking, Banking Group Head.
Pada 1995, ia diangkat menjadi Presiden Direktur PT Bank Bumiputera. Kemudian, pada 1998 menjadi Presiden Direktur PT Bank Ekspor Impor Indonesia.
Dari 1999 hingga 2002, ia menjabat sebagai Direktur Bank Mandiri dengan tanggung jawab Manajemen Risiko dan Restrukturisasi Kredit, Retail Banking dan Operations, hinggga memegang Sumber Daya Manusia.
Pada Oktober 2002, setelah sempat menjabat sebagai Penasihat Ketua BPPN (Badan Penyehatan Perbankan Indonesia), ia diangkat sebagai Presiden Direktur PT Bank Permata Tbk. (hasil merger PT Bank Bali Tbk., PT Bank Universal Tbk., PT Bank Prima Ekspres, Bank Media dan Bank Patriot).
Pada Mei 2005, ia diangkat sebagai Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Pada Senin lalu, 17 Mei 2010, ia kembali diangkat sebagai Dirut Mandiri untuk lima tahun berikutnya hingga 2015.
Ia terpilih sebagai Ketua Asosiasi Bankir Indonesia pada Desember 2005, dan telah menjabat sebagai Ketua Himpunan Bank Milik Negara (HIMBARA) sejak Juni 2006. Saat ini, dia menjadi Advisor Asosiasi Perbankan Indonesia dan pernah menjabat sebagai Ketua Himpunan Bank Umum Nasional Swasta (Perbanas) dari tahun 2003 sampai Mei 2006. Dia juga Ketua Bankers Club Indonesia dari 2000 sampai 2003.
Pada 2006, ia terpilih sebagai Eksekutif Indonesia Terbaik oleh Asiamoney dan menerima penghargaan Leadership Achievement dari The Asia Banker. Pada 2007 ia diakui sebagai Top Banker 2007 dari Majalah Investor.
Pada November 2008, ia terpilih sebagai CEO Terbaik 2008 dari majalah Warta Ekonomi dan pada Desember 2008 terpilih sebagai Eksekutif Bankir Top oleh Majalah Investor. Pada Desember 2008, ia juga terpilih sebagai anggota Dewan Kadin Indonesia untuk periode 2008 - 2013. (VIVAnews)
0 Comment:
Post a Comment
Silahkan anda meninggalkan komentar yang tidak berbau SARA