Share Info

6 May 2010

Bocah alami Jantung Bocor

Bocah MI Alami Jantung Bocor Sejak Balita

Sumenep - Seorang siswa kelas 4 Madrasah Ibtidaiyah (MI) Miftahul Ulum, Nur Kholis (12) warga Dusun Jambangan, Desa Batang-Batang Daya, Kecamatan Batang-Batang, Kabupaten Sumenep, Madura mengalami katup jantung bocor sejak usia 4 bulan.

Tubuh putra kedua pasangan suami-istri (Pasutri) Astutik (40) dan Mohammad (45) ini pun kurus. Bahkan, saat penyakitnya kambuh Nur Kholis goyang-goyang (sulit berdiri), kulit terlihat putih, tubuh panas dan kukunya berwarna hitam.

Semula, orang tuanya tidak tahu jika mengalami katup jantungnya bocor dan hampir menggerogoti paru-paru serta ginjal kering. Ini baru diketahui setelah divonis oleh salah seorang dokter Rumah Sakit dr Moh Anwar Sumenep akhir pekan lalu.

Namun, Nur Kholis kini harus pulang paksa dari rumah sakit karena tidak mempunyai biaya untuk melanjutkan perawatan yang disarankan dirujuk ke Rumah Sakit dr Soetomo Surabaya.

Menurut ibunya, Astutik (40), semangat untuk sembuh sangat terlihat saat meminta
ikut saran dokter, namun karena tidak mempunyai biaya, maka terpaksa dibawa pulang.

"Selama 10 hari di Rumah Sakit Sumenep, saya sudah mempunyai tanggungan uang sebesar
Rp1,6 juta. Karena tidak mempunyai kemampuan lagi untuk melanjutkan perawatan terpaksa saya pulang," kata Astutik saat bincang-bincang dengan detiksurabaya.com di rumahnya, Dusun Jambangan, Desa Batang-Batang Daya, Kecamatan Batang-Batang, Kabupaten Sumenep, Jumat (23/4/2010).
Dia menjelaskan, sejak umur 4 bulan, Nur Kholis mengalami sesak nafas, warna kulit kuning, kuku hitam dan kadang-kadang ungu. Saat itu, hanya dibawa ke orang pintar yang tidak jauh dari rumahnya. Alasannya, tidak mempunyai biaya untuk datang ke tenaga medis.

Semangat untuk mengobati putranya, terlihat dari upaya yang dilakukan Astutik. Pada tahun 2003 silam, ibundanya ini sempat bekerja ke Malaysia selama 1 tahun, namun karena sering disiksa oleh majikannya akhirnya pulang tanpa mendapatkan gaji.

"Saya ke Malaysia menjadi TKW hanya untuk mencari uang demi biaya anak, tapi Allah belum memberi jalan, sehingga saya pulang tanpa membawa uang," ujarnya.

Bapaknya, Mohammad (45), yang hanya ikut kerja serabutan pada tetangga sekitar, juga mengaku kesulitan untuk mencari biaya perawatan putranya. "Kalau saya mau mendapat uang dari mana untuk merawat anak, hanya berdoa semoga Allah masih memberi jalan terbaik," imbuh Mohammad kepada detiksurabaya.com.
(detik.com)

0 Comment:

Post a Comment

Silahkan anda meninggalkan komentar yang tidak berbau SARA

Link Exchange

Copy kode di bawah ke blog sobat, saya akan linkback secepatnya

Berbagi Informasi

Sport

Translate

Blog Archive

Pageviews last month