Tahanan yang menggali kuburan massal di pulau Hart, New York |
Dalam sebuah video terlihat, para pekerja yang mengenakan pakaian hazmat, mulai terlihat mengubur ribuan peti mati. Pekerja bahkan terlihat menumpuk peti mati, yang kemudian ditutupi oleh tanah. Tapi ini bukan akhir, melainkan awal pekerjaan yang berat bagi mereka.
Korban virus corona di New York
Banyak di antara korban yang meninggal dunia tidak diberikan nama, di atas makam mereka. Dan kemungkinan korban masih akan terus bertambah seiring meningkatnya jumlah orang yang terinfeksi.
Kota ini telah menggunakan Pulau Hart untuk mengubur warga New York yang tidak memiliki keluarga dekat. Dan ini telah dilakukan sejak abad ke-19.
Biasanya, sekitar 25 mayat dikuburkan di sana seminggu sekali oleh narapidana Pulau Rikers yang dibayar rendah. Jumlah itu mulai meningkat bulan lalu, ketika virus corona menyebar dengan cepat. Dan New York menjadi pusat pandemi.
Mereka sekarang mengubur sekitar dua lusin mayat sehari, lima hari hari dalam seminggu, seperti diberitakan DailyMail.com.
Sampai sekarang, para pejabat tetap diam tentang apakah para korban virus corona dikuburkan di Pulau Hart.
Pada hari Kamis, para pejabat mengatakan mereka tidak punya pilihan selain mengubur pasien COVID-19 di pemakaman kota. Sementara mereka juga kekurangan tempat penyimpanan mayat, terutama di rumah sakit.
Di bawah kebijakan baru, kantor pemeriksa medis akan menyimpan mayat-mayat di gudang hanya 14 hari. Sebelum mereka dimakamkan di kuburan massal di Pulau Hart.
Tahanan penggali kubur
Tahanan dari Pulau Rikers dipekerjakan untuk menggali kuburan di Pulau Hart. Tetapi seiring bertambahnya korban virus corona, Departemen Pemasyarakatan telah mempekerjakan pekerja kontrak, untuk mempercepat penguburan.
Para pekerja berpakaian hazmat di kuburan massal di pulau Hart, New York. |
Walikota Bill de Blasio sejauh ini belum mengkonfirmasi, apakah penguburan untuk korban virus korona telah atau akan terjadi di sana. Tetapi ia mengindikasikan jika akan menggunakan pulau itu untuk penguburan sementara selama pandemi.
Sejarah kuburan massal Pulau Hart, New York
Selama ini, pemakaman di Pulau Hart digunakan untuk orang-orang yang belum diidentifikasi. Di masa lalu, pulau itu telah digunakan sebagai tempat pemakaman bagi para korban pandemi Flu Spanyol 1919. Dan juga ribuan orang yang meninggal karena AIDS pada 1980-an.
Kuburan massal korban AIDS dimakamkan jauh dari kuburan massal lainnya di pulau itu. Pada tahun 1985, mereka khawatir akan menginfeksi tubuh lain.
Di Pulau Hart, sekitar satu juta warga New York telah terkubur di kuburan massal. Dan masih dapat digunakan 'untuk penguburan sementara,' jika pandemi msih berlanjut.
Mayat yang dikuburkan ditumpuk dalam tingkatan dan kemudian ditutup dengan pasir dan tanah.
[source : https://www.ikutrame.com/]
0 Comment:
Post a Comment
Silahkan anda meninggalkan komentar yang tidak berbau SARA