Saat pasangan mengalah dalam pertengkaran, ada tiga makna yang dapat disimpulkan:
Takut
Si Dia mengalah? Bisa jadi karena pasangan merasa dirinya lebih lemah secara karakter, finansial, status sosial, dan sebagainya.
Pasangan yang merasa lebih lemah umumnya merasa takut kehilangan kenyamanan yang dimilikinya bersama Anda. Jika pertengkaran berlangsung lama, dirinya juga merasa terancam dan tertekan akan dominasi Anda.
Mengalah karena takut ini mudah diprediksi, cukup dengan melakukan flashback, dan apa yang menjadi tujuan si dia menikah, atau bersama dengan Anda. Ini bukanlah pilihan alasan sikap mengalah yang baik. Pada dasarnya pertengkaran itu bukan pertandingan dominasi “siapa yang lebih berkuasa”. Cobalah lebih peka dan berbagi bersama pasangan. Selain itu, luangkan waktu bersama pasangan untuk memahami satu sama lain.
Sayang
Saat berselisih paham, pria terkadang berusaha memahami perasaan dan pikiran Anda. Sikap pasangan yang mencoba untuk mengerti ini terlihat seperti mengalah. Cirinya, saat sikap Anda benar, pasangan tidak akan malu untuk mengakuinya. Demikian juga ketika Anda salah, pasangan juga memberikan feedback apa yang menurutnya Anda salah.
Kendati pasangan kerap mengalah, jangan biarkan Anda merajalela. Tetap bertahan ketika merasa ego (harga diri) Anda terancam. Ingat, tetap berkepala dingin untuk menghasilkan yang terbaik.
Tak peduli
Sikap mengalah juga dapat hadir karena pasangan merasa kesal, capek, dan malas bertengkar. Pasangan kemudian juga tidak akan peduli dengan segala hal yang diperdebatkan. Bisa jadi, sikapnya dikembangkan karena si dia telah memiliki keasikan di luar sana. Seperti, hobi baru, anak, bahkan wanita lain.
Jangan diam saja dengan sikap cueknya. Ini akan seperti bom waktu yang kelak akan mengakhiri segalanya. Mulailah mengintrospeksi diri apakah Anda kerap menyalahkan orang lain. Cobalah untuk melakukan kilas balik perjalanan rumah tangga Anda. Perhatikan hal-hal yang perlu dibenahi dan jangan takut membuat resolusi kendati suami tak pernah memintanya.
Komunikasikan hasil introspeksi diri Anda dengan mengesampingkan rasa lemah dan direndahkan. Ini justru mempermudah realisasi dan resolusi Anda sendiri. Lakukan pembicaraan dari hati ke hati dan pikiran terbuka akan masukan. Dan ingat, jangan berpura-pura menerima tapi terimalah karena memang "benar" atau "salah".
0 Comment:
Post a Comment
Silahkan anda meninggalkan komentar yang tidak berbau SARA