Hal ini disampaikan oleh Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Surono, kepada VIVAnews, Selasa. Dia mengatakan Lokon mengalami tremor selama 30 jam berturut-turut belakangan ini, tapi tidak meletus.
Hal ini menurutnya aneh. Biasanya gunung setelah mengalami tremor yang lama, akan mengeluarkan letusan yang besar. "Tremor terus berlangsung, tidak berhenti. Tapi tidak meletus," kata Surono.
Dia mengatakan urutan proses letusan Lokon menyalahi semua aturan yang ada. Surono menjelaskan gunung berapi biasanya mengalami gempa vulkanik yang semakin lama semakin membesar. Ini adalah tanda awal gunung akan meletus. Setelah itu, terjadi tremor yang amplitudonya terus naik, barulah terjadi letusan.
"Gunung Lokon lain. Pertama terjadi letusan, lalu tremor. Tiba-tiba saja berhenti, lalu ada gempa. Meletus lagi. Urutannya terbalik," kata Surono.
Keanehan ini, tambah Surono, membuat para ahli sulit memprediksi kapan letusan berikutnya akan terjadi. Dia mengatakan, kemungkinan letusan besar dari Lokon masih terjadi dalam beberapa hari ke depan. "Saya pikir tanggal 14 Juli kemarin sudah yang terbesar, ternyata tanggal 17 Juli ada yang lebih besar lagi," kata Surono.
Letusan kali ini juga berbeda dengan letusan Lokon pada 1969, 2001 dan 2002 silam. Letusan kali ini beruntun dan masih terjadi hingga saat ini. Tidak dapat diprediksi, Surono menghimbau agar keselamatan masyarakat diutamakan. "Nyawa manusia tidak ada gantinya, tidak bisa main tebak-tebakan," kata Surono.
Hingga saat ini, tercatat ada 5.359 pengungsi Lokon yang berada di 24 titik. Sampai situasi benar-benar dinyatakan aman, para pengungsi masih akan menempati tenda pengungsian.
[Source : Vivanews]
0 Comment:
Post a Comment
Silahkan anda meninggalkan komentar yang tidak berbau SARA