Share Info

3 September 2012

Paige Ashley, Pelacur Inggris Terkaya di Dunia

“Upper-class Prostitute” (pelacur kelas atas). Itulah julukan yang disandang Paige Ashley (30), yang selama 6 tahun menggeluti profesi pemuas syahwat para lelaki hidung belang, di London, Inggris.


Dikutip dailymail, Senin (03/09), Paige Ashley mengaku punya punya simpanan di bank sebesar 300.000 poundsterling (Rp 4,2 Miliar), sebuah rumah mewah di London Utara, mobil sport keluaran terbaru, dan sudah beberapa kali melakoni operasi plastik, untuk membentuk tubuhnya menjadi lebih aduhai.

Orangtua Paige Ashley adalah pemilik peternakan yang kaya dan ia menikmati kehidupan yang menyenangkan di masa kanak-kanak.

Ia pernah mengenyam pendidikan di sekolah terkenal di Weybridge, Surrey, Inggris dan memperoleh empat level A-termasuk tiga grade A.

Cita-citanya adalah ingin menjadi pengacara, tapi orang tuanya mengatakan bahwa ia harus belajar hidup mandiri.

“Mereka mengatakan tidak ada biaya untuk masuk universitas, maka saya berpikir mencari uang sendiri. Akhirnya seperti ini. Uang saya banyak, tapi saya tidak mengatakan kalau hidup saya bahagia,” terang Paige Ashley.

Klien pertama yang ia peroleh adalah seorang pengacara gendut di Travelodge.

“Saya masih ingat saya telentang sementara dia ngorok di atas tubuh saya. Tidak nyaman, apalgi mulutnya bau, sangat meneyebalkan sekali dia itu. Tapi saya dapat uang,” kenangnya.

“Ada lagi klien yang menginginkan saya pura-pura bahwa dia bayi dan saya harus memberi minum padanya dengan botol. Yang lain memaksa masuk ke pakaian saya sebelum seks. Saya bertemu mereka di hotel yang penuh dengan kecoak, dan itu menjijikan sekali.

Setelah dua bulan melacur,  ia punya uang 2.000 poundsterling  dan mulai mendaftar ke universitas.

Tapi nasibnya menjadi pelacur terus mengintainya. Sebuah agensi melihat foto dirinya dan menghubunginya.
“Mereka ingin tahu apakah saya bisa berbicara sopan dan dapat bergaul. Mereka bertanya apakah saya mau bergabung dan memberitahu kalau saya bisa memnperoleh penghasilan 5.000-10.000 poundsterling.

Awalnya saya pikir nilai itu untuk satu bulan, tapi mereka mengatakan itu nilai saya untuk sekali booking.

Dengan nilai itu saya bisa keliling dunia. Dan saya rasa itu bagus buat saya,” lanjutnya.

Usai bergabung dengan agensi, pekerjaan pertamanya adalah menemui pebisnis Amerika.

Makan malam di restoran Michlein, di Mayfair London, kemudian pergi ke hotel dan berduaan hingga pagi.

“Ia membayar 5.000 poundsterling semalam. Saya diberitahu olehnya agar membeli pakaian warna hitam, menyerahkan kuitansinya. Pekerjaan ini jauh dari pekerjaanku sebelumnya. Dan saya berterima kasih karena klien saya kali ini punya dua mata, hidung dan mulut.Ia menungguku dengan membawa seikat bunga. Ia pura-pura mengenal saya dan kami berbincang, makan dan minum anggur. Kami balik ke hotel dan minum sampanye sebelum ia meminta saya menanggalkan pakaian  dan kami bercinta lagi,” kenangnya.

“Saya tak pernah dimanjakan sebelumnya. Kemudian ia memberitahu saya bahwa ia punya istri dan tiga anak. Semua klien saya sudah menikah tetapi yang satu ini lebih tidak jujur karena ia mengajak minum anggur dan makan malam bersama saya. Andai istrinya tahu, pasti istrinya akan syok,” ujarnya.

Pengalaman pertamanya bekerja luar negeri adalah ke Spanyol dan menghabiskan waktu seminggu sebagai istri`”pura-pura” seorang bisnisman dengan bayaran 30.000 poundsterling.

Kemudian ia terbang ke Australia, Los Angeles, Las Vegas, Abu Dhabi, dan Brasil bersama beberapa pria.
“Pekerjaan terbesar saya dan hanya semalam terjadi di Abu Dhabi di Hotel Emirates Palace bersama tiga pria. Hotel itu bintang tujuh dan semua deknya berlapis emas. Mereka membayarku 20.000 poundsterling semalam. Esoknya ia kehabisan tenaga. Pria Arab suka wanita barat,” kenang Paige Ashley.

Dan booking paling menyebalkan terjadi dengan anggota parlemen.

“Saya berhubungan seks dengan selusin anggota parlemen di berbagai kesempatan. Mereka dari Partai Konservatif tapi mereka punya kelakuan yang menyebalkan. Mereka berbuat semaunya, seolah-olah saya ini miliknya setelah mereka membayar 5.000 poundsterling,” keluhnya.

Kini, Paige Ashley, mengaku sudah berhenti dari profesinya sebagai pelacur dan mulai belajar menjadi seorang pengacara, sesuai dengan cita-cinta sejak remaja.

Usai menemui orang tuanya, Paige mengungkapkan apa pekerjaan yang dilakoninya selama ini.

“Awalnya saya pikir mereka bakal marah dan memukuli saya. Tapi menakjubkan. Kata pertama dari ibu saya adalah, apakah mereka menggunakan kondom? Saya jawab tentu saja. Dan saya melihat ayah saya hanya geleng-geleng kepala.

Paige Ashley, selama menjadi pelacur sudah tidur dengan lebih dari 500 pria. Dari pekerjaan menjadi pelacur, ia berkeyakinan jangan mudah percaya pada laki-laki.

“Percayalah! Mereka (laki-laki) dikendalikan benda yang ada di antara selangkangan mereka,” tegasnya.




[Source : lensaindonesia.com]

0 Comment:

Post a Comment

Silahkan anda meninggalkan komentar yang tidak berbau SARA

Link Exchange

Copy kode di bawah ke blog sobat, saya akan linkback secepatnya

Berbagi Informasi

Sport

Translate

Blog Archive

Pageviews last month