Bertengkar dengan pasangan, sesekali juga perlu |
Menurut penelitian yang dirilis pada laman The New York Times, pertengkaran sebenarnya dapat melibatkan masing-masing pasangan untuk berkomunikasi dengan tujuan mencari solusi dan jalan keluar, yang saling menguntungkan kedua belah pihak.
Masih dari penelitian terkait, ternyata pada pasangan suami istri, umumnya pertengkaran terjadi karena isu seputaran tubuh kembang anak, misalnya siapa yang malam ini mengantarkan si kecil tidur, lalu siapa yang besok pagi mengantarkannya ke sekolah, sampai dengan hal-hal sepele seperti warna baju yang dikenakan anak saat akan jalan-jalan pada akhir pekan.
Selama pertengkaran yang Anda dan pasangan permasalahkan masih meributkan persoalan anak dan rumah tangga, itu masih dianggap sebagai hubungan yang sehat. Asalkan, keduanya berada pada posisi sejajar. Maksudnya, hanya karena Anda seorang perempuan, Anda harus berada di bawah aturan suami, eits... bukan begitu aturannya. Demi kebaikan bersama, sesekali Anda harus berani angkat bicara dan memenangkan argumen dari pasangan.
Hal lain yang harus diingat, sehebat-hebatnya pertengkaran yang terjadi antara Anda dan pasangan, hindari melakukan kontak fisik secara kasar. Selain itu, hindari juga bertengkar dengan cara berteriak dan membanting barang. Bila statusnya sudah suami istri dan memiliki anak, pertikaian yang menyebabkan ingar-bingar di rumah akan membuat jiwa si kecil tergoncang hingga akhirnya menyebabkan trauma.
Apabila dalam kurun waktu tertentu belum juga menemukan kesepakatan, disarankan untuk saling menghindar demi meredam amarah dan menenangkan kepala. Cara lain untuk tidak memperuncing konflik adalah mendengarkan pada apa yang dikatakan oleh pasangan, jangan melulu menimpali penjelasannya dengan nada sinis. Berilah dia ruang gerak dan kesempatan untuk mengutarakan apa yang berkecamuk di dalam hatinya!
Terakhir, supaya pertengkaran tidak berlarut-larut, tinggalkan apa pun kesibukan Anda dan pusatkan perhatian pada pemicu pertengkaran. Hal lain yang patut Anda ingat, hindarilah bertengkar pada pukul 18.00–20.00 karena kisaran waktu itu menurut penelitian tersebut merupakan waktu yang paling buruk untuk bertengkar.
[Source : The New York Times]
0 Comment:
Post a Comment
Silahkan anda meninggalkan komentar yang tidak berbau SARA